Kadang cinta bisa begitu indah, namun juga bisa begitu menyakitkan. Jangan menjadi bodoh hanya karena seuntai kata cinta hingga menyakiti dirimu sendiri. Cinta yang paling penting dalam hidup adalah cinta pada Sang Penguasa Alam dan cinta pada diri sendiri.
NARUTO © MASASHI KISHIMOTO
Semingu setelah kejadian yang menimpa Hinata di apartemen seorang Uchiha muda, seminggu itu pulalah hidup Hinata perlahan berubah.
Entahlah, perubahan yang lebih baik atau justru perubahan yang kian memburuk. Hinata jelas bingung terhadap perasaannya saat ini. Resah itu masih ada, akibat dari rasa cintanya yang begitu dalam. Untuk hal ini Hinata membuat catatan untuk tidak mencintai laki-laki secara membabi buta. Saat dikhianati, sakitnya bukan main.
Ungkapan cinta dari si bungsu Uchiha belum terjawab sama-sekali. Hinata masih bimbang dan ragu, antara menerima atau menolaknya begitu saja. Bahkan, yang lebih parah mungkin membiarkannya begitu saja.
Tolong jangan salahkan Hinata soal ini. Dirinya masih dalam keadaan bersedih. Patah hati bukan hal gampangan yang mudah diacuhkan. Agaknya dirinya memiliki trauma tersendiri terhadap ikatan percintaan.
Dan lebih-lebih lagi, dirinya tidak memiliki perasaan istimewa terhadap Sasuke. Memang benar cinta bisa tumbuh saat terbiasa. Akan tetapi, tolong catat jika saat ini hatinya sedang tidak baik-baik saja. Hinata butuh waktu untuk belajar, dan itu tidaklah sebentar.
Sasuke dapat memaklumi itu, dia bahkan mengesampingkan egonya yang terlampau tinggi demi menunggu sambutan serupa dari Hinata. Biarlah kali ini ia mengemis, Hinata pantas untuk diperjuangkan.
Hari ini dengan seikat bunga ia berdiri di depan mansion Hyuga. Sedikit gugup Sasuke berkali-kali menata rambutnya. Padahal dirinya adalah seorang Uchiha yang menyimpan banyak kepercayaan diri. Tapi kenapa kali ini begitu mendebarkan? Bahkan ia mampu berwajah santai saat sidang skripsi. Sekarang justru dirinya gugup setengah mati.
Pintu besar mansion terbuka, menampilkan seonggok kepala berhelai Surai coklat. Wajah orang itu tampak bingung, detik berikutnya ia terpekik kemudian berlari tanpa mempersilahkan sang tamu masuk terlebih dahulu.
Tch, tuan muda Uchiha diperlakukan demikian. Harga diri Sasuke menolak untuk memaafkan.
Tapi Sasuke tidak dapat berbuat apa-apa, sebab orang tersebut adalah calon adik iparnya sendiri.
Heck, belum apa-apa sudah berkhayal setinggi langit.
Dengan wajah malas Sasuke menunggu di depan pintu. Kegugupan yang sebelumnya melanda tergantikan dengan rasa kesal yang luar biasa. Jika bukan karena ingin pendekatan dengan Hinata, mana sudi Sasuke berdiri bak tamu tak diundang seperti ini.
Walau pada kenyataannya memang dia adalah tamu yang tidak diundang. Ck!
Pintu kembali terbuka. Kali ini kekesalan Sasuke langsung sirna begitu tubuh mungil berbalut hoodie kebesaran muncul dari balik pintu.
Entah kemana para maid. Bisa-bisanya mereka membuat nona-nona muda Hyuga membuka pintu seorang diri. Lagipula, kenapa mansion sebesar ini terasa sepi dan sunyi?
"Kau.." sapa Hinata yang langsung mengundang helaan nafas berat dari Sasuke. Bukannya disambut manis seperti, "ah, Sasuke-kun. Sedang apa kemari? Hey, kau bawa bunga? Pasti untukku". Nyatanya Hinata hanya menyebutnya "kau" tanpa mau mengucapkan namanya dengan mesra. WTF!
Meski begitu mana bisa Sasuke marah. Melihat wajah Hinata saja dirinya sudah bersyukur. Mengingat kejadian saat di apartemennya dulu membuat Sasuke beranggapan bahwa Hinata akan semakin membencinya. Namun, dengan sikap Hinata yang sekarang Sasuke dengan gembira menepis pikiran negatif tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Know You Anymore
RandomPermainan takdir begitu sulit untuk difahami. Hari ini kita membenci, boleh jadi besok kita terobsesi. Hari ini kita tidak merasakan apa-apa, bisa saja esoknya tergila-gila. Lucu sekali, bukan? "Kau tidak bisa merebut kembali sesuatu yang telah kau...