E n a m b e l a s

1.1K 130 1
                                    

Pagi hari ini kita semua udah rusuh karena sepatu Haruto yang dia dapat dari hasil menabungnya hilang. Haruto keluar kesana-kemari, mondar-mandir, bolak-balik kayak setrikaan, udah gitu mulutnya juga gak berhenti komat-kamit menyumpah serapahi orang yang nyembunyiin sepatu berharganya.

Haruto kesel setengah mampus, bentar lagi kita semua mau otw keliling Bandung, tapi sepatunya hilang. Sialnya, Haruto gak bawa sepatu yang lain.

"Ketemu! Tapi sebelah doang." kata Haruto sambil ngangkat sepatunya sebelah kirinya. Matanya udah berkaca-kaca mau nangis karena itu sepatu yang dia dambain dari dulu dan akhirnya berhasil dia beli minggu lalu.

Jelas gue juga bantuin Haruto nyariin sepatunya yang hilang soalnya kasian banget borr, mukanya melas banget kayak anak kucing. "Tenang To tenang, pasti ketemu kok sepatunya gak mungkin hilang." ucap bang Yoshi dengan berbagai kata penenang.

Tapi tetep aja perasaan Haruto gusar, gelisah, galau dan merana. Itu sepatunya yang paling berharga woy, kalo hilang duitnya juga bakalan ikut hilang, sia-sia dong dia nabung terus susah payah menahan hasrat ingin jajan ayam geprek serta seplastik es nyutrisari selama ini.

"KETEMU NIH TO KETEMU!" teriak bang Doyoung begitu tangannya gak sengaja nyenggol benda yang di cari-cari oleh semua anggota keluarga di kolong kasur.

Semua anggota keluarga menghela napasnya lega, akhirnya sekarang kita bisa berangkat ngelilingin Bandung tanpa harus ngedenger rengekkan Haruto di sepanjang jalan.

"Udah tenang kan lu To? Nah, sekarang waktunya berangkat!!!!!!!!!!" bang Jaehyuk langsung aja nyelonong jalan ngeduluin kita semua yang masih berdiam diri di kamar Haruto dan bang Yedam.

⋇⋆✦⋆⋇ 

Di dalam mini bus milik bang Hyunsuk yang dikendarai oleh supir pribadi keluarga kita, gue memilih untuk duduk di samping Haruto, menghindari segala sesuatu yang bisa bikin gue salting dan berinteraksi dengan Jeongwoo.

Hari ini gue memutuskan buat gak deket-deket dulu sama Jeongwoo. Kenapa? Yaaa kalian tau lah apa yang terjadi sama gue dan Jeongwoo semalam. Yap, karena kalo nginget insiden itu bikin seluruh tubuh gue panas dingin, ketar-ketir dan meleyot serta kaki terasa seperti menjadi jelly.

Gue gak mau keliatan kayak orang tipus karena salting hari ini, gue harus ceria, aktif dan penuh semangat supaya bisa terlihat seperti tidak terjadi apa-apa. Kalo sampe gue keliatan lagi kepalang salting, bisa-bisa bahaya! Nanti kalo di tanya-tanya sama abang yang lain kan bakal jadi panjang urusannya.

Gue mencopot airpods yang menyumbat telinga Haruto dan memintanya mengambilkan salah satu cemilan kesukaan gue yang ada di genggaman Jeongwoo. "To, ambilin cheetos di Jeongwoo dong." pinta gue.

Haruto berdecak malas, mengambil salah satu airpods-nya yang ada di genggaman gue lalu menyumbat kembali telinganya dengan benda kecil itu. "Ambil sendiri aja ah By! Gue udah enak gini posisinya." ucap Haruto.

Gue memukul lengan Haruto kemudian bergelayut manja di lengannya, "Harutooo... pwease ambilin ya ya ya ya ya." bujuk gue.

"Ayo tolong ambilin Toooo, lu kan ganteng, kalem, tidak suka ngegas, baik hati, penyabar, tidak suka marah-marah, ramah tamah, murah senyum, sopan santun, rajin dan cinta alam... Ya Ruto ya... Tolong ambilin cheetos untuk adikmu tercinta." rayu gue dengan segala kata pujian yang membuatnya besar kepala walau nyatanya semua kata-kata yang keluar dari mulut suci gue itu hanyalah omong kosong yang sangat berkebalikan dengan sifat aslinya.

Akhirnya luluh juga Haruto, dia ngambilin cheetos yang ada di Jeongwoo buat gue. "Nih!" ucapnya jitak pelan kepala gue lalu membanting diri ke kursi sambil memainkan handphone-nya.

Treasure Little Sister [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang