-11-

1.3K 190 10
                                    

Sorot mata sendu itu kelihatan dengan jelas. Sejujurnya,sosok yang lagi melamuan ini lagi merasa ketakutan. Iya,sosok ini adalah Jennie yang sekarang lagi berada disamping Rosie yang masih tidur gara gara efek obat yang dimasukkan kedalam infusnya.

Jennie beralih menatap jam yang ada didinding ruangan itu. Angka jam sudah menunjukkan pukul 5 pagi dan itu bermakna Jennie sama sekali tidak tidur. Dia takut kalo dia tidur,Rosie kembali kesakitan dan dia tidak bisa membantu anaknya itu.

Ting!

Kak Jisoo🌞

-Maaf baru ngebalas pesan kamu-
-Gimana keadaan Rosie sekarang?-
-Kakak belum menemukan pendonor untuk dia-

-Rosie masih tidur-
-Kata Dokter,dia harus dipantau dirumah sakit selama beberapa hari-
-Jangan ngomong sama Mama Papa soal ini. Aku tidak mau mereka khawatir-

-Baiklah. Kebetulan banget sekolah Lisa diliburkan hari ini jadi kakak sama Lisa akan kesana-
-Kamu mau sarapan apa? Kakak bawain buat kamu-

-Aku tidak laper-

-Kamu harus makan! Kakak akan bawain nasgor buat kamu-

-Terserah eonnie aja-

Setelah memastikan Jisoo tidak membalas pesannya,dia langsung aja menyimpan ponselnya kedalam tas dan beralih menggenggam tangan dingin sang anak"Rosie"lirihnya pelan

"Eungh"lenguhan itu membuatkan Jennie langsung bangkit dan mendekatkan mukanya dihadapan Rosie"Rosie sayang. Buka mata kamu"ujarnya

Perlahan lahan mata Rosie mula dibuka. Bocah itu mengerjabkan matanya berkali kali"Mommy"lirih Rosie pelan bahkan Jennie tidak bisa mendengarnya kerana Rosie memakai masker oksigen

"Rosie laper hurm? Mau makan?"tanya Jennie mengelus kepala sang anak

Rosie menggeleng. Sejujurnya sekarang dia masih mengantuk"Rosie mau tidur"ujarnya

"Eoh,tidur aja sayang. Sekarang masih terlalu awal buat bangun"sahut Jennie

Rosie menggeleng"Mommy juga harus tidur disamping Rosie"

"Baiklah"Jennie melepaskan sepatu yang dipakainya dan beralih menaiki kasur. Dia membaringkan dirinya disamping Rosie dan Rosie langsung aja masuk kedalam dakapannya"Sekarang kamu tidur ya"ujar Jennie membelai rambut sang anak.

Tidak butuh waktu yang lama,dengkuran halus Rosie kedengaran. Rasa kantuk juga mula menyerang Jennie membuatkan Jennie akhirnya tertidur dengan memeluk sang anak.








Jam 9.05 menit pagi,Jisoo bersama Lisa datang untuk melihat kondisi Rosie"Rosie,kamu tidak apa apa?"tanya Jisoo mengelus kepala Rosie

"Rosie tidak apa apa kok"sahut Rosie

Jisoo tersenyum dan beralih menatap Jennie"Ini sarapan buat kamu. Mendingan kamu makan sekarang. Apa Rosie juga sudah makan?"

"Rosie sudah aku suapin makan kok"sahut Jennie berganjak kearah sofa untuk memakan sarapan yang dibawa oleh Jisoo.

"Bunda,bantuin"pinta Lisa menghulurkan kedua tangannya dihadapan Jisoo. Jisoo yang mengerti itu langsung aja menggendong Lisa dan mendudukkan Lisa diatas kasur disamping Rosie.

"Jadi apa kata Dokter?"tanya Jisoo yang ikut duduk disofa disamping Jennie.

Jennie menghela nafasnya dengan lirih"Kondisinya semakin memburuk. Dia tidak boleh terlalu capek. Aku juga harus menemukan pendonor jantung dengan segera"

"Kamu sudah meminta tolong sama teman kamu?"tanya Jisoo lagi

Jennie mengangguk"Aku sudah meminta tolong sama Seulgi. Teman Seulgi itu juga Dokter dirumah sakit yang berada di Aussie"

Jisoo menatap Rosie yang lagi bercanda bersama Lisa"Hah~ Lisa bahagia banget bersama Rosie. Dia pernah bilang kalo Rosie sudah seperti kembaran untuk dia. Kakak juga menyayangi Rosie dan kakak tidak mau kehilangan dia. Tapi kita tidak bisa menolak takdir"dia beralih menatap Jennie dengan sendu"Apa pun yang terjadi,kamu harus siap untuk itu"lanjutnya

"Sudah cukup aku kehilangan Sean sama Angel,aku tidak mau kehilangan Rosie juga kak"lirih Jennie.

Jisoo sontak memeluk Jennie dari samping"Sekarang kita harus kuat untuk Rosie. Kita adalah sumber kekuatan Rosie jadi kita juga tidak boleh menyerah!"ujarnya dibalas anggukan dari Jennie.

Ceklekk

Pintu ruangan Rosie yang dibuka itu membuatkan pandangan mereka tertuju kepadanya. Terlihatlah Yerim yang datang bersama Mama nya itu.

"Yerim,tante Irene!"seru Rosie sama Lisa dengan kompak

"Hai Rosie,hai Lisa!"sapa Yerim

"Kok kalian bisa tahu Rosie masuk rumah sakit?"tanya Lisa bingung

"Tante Jennie yang ngomong sama Mama Yerim soal Rosie"sahut Yerim

"Gimana keadaan kamu?"tanya Irene

"Tante tenang aja,Rosie baik baik aja kok. Rosie kuat!"sahut Rosie

Irene tersenyum tipis. Mati matian dia menahan air matanya saat ini. Selama ini,dia lah yang menjadi saksi kehidupan kejam yang dilalui oleh Rosie. Dia tidak bisa membayangkan kalo Yerim yang berada di posisi Rosie,tidak sama sekali!

"Yerim,yuk duduk"Lisa menepuk sisi kasur disampingnya itu

Irene sontak menggendong Yerim dan mendudukkan sang anak diatas kasur.

"Hai kak Irene!"sapa Jennie

Irene bergabung bersama Jisoo dan Jennie"Hai juga"sahut Irene

"Ohya kak,ini kak Jisoo. Dia kakak aku"ujar Jennie beralih menatap Jisoo"Dan ini kak Irene,dia ini pemilik cafe tempat Rosie bekerja dulu"lanjutnya

Irene sama Jisoo saling tatap dengan tersenyum ramah. Mereka saling bersyukur karna masih banyak manusia yang menyayangi Rosie.







Siapin tisue untuk chapter kedepan:)

  Tekan
   👇

Don't Go,Rosie✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang