Angan

2 2 0
                                    

Kaku, menyelinap diantara percakapan tak temu antara aku dengan seorang calon psikiater.

Tak perlu diingatkan tentang makan sudah atau belum. Dia pasti tak akan lupa.

Jangan juga diingatkan tentang luka masa lalu. Karena itu mungkin bisa membunuh nafsu makannya.

Lalu aku yang bingung antara ingin terus melanjutkan percakapan dengan ide obrolan yang mendadak hilang tak terlintas di pikiran.

Malah memulai mengorek lagi lukanya malah membahas lagi kebodohanku.

Padahal ini awal, setelah sempat terakhiri.

Laa WashalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang