Feel.

85 13 0
                                    

"ji..... umm jadi kerumah chaery? "

aku hanya mengangguk



sesampainya dirumah chaery
aku duduk di sofa rumahnya




"hei ji , kapan sampainya kok ga ngabarin? "



"awalnya mau ngasih kejutan ke lia, eh ternyata aku yang dikasih kejutan"



aku merasakan tatapan lia kepada chaery seolah memberi tanda



"ahhh jangan jangan kamu juga udah tau chaer? waaahhh ga ada yang ngasih tau aku? "



aku mencoba menahan marah ku




sedikit lagi mungkin akan meledak



setelah 15 menit mengobrol, akhirnya aku memutuskan untuk pulang





"lia? aku sendirian yang belum kamu kasih tau? kenapa? "



"aku cuman ngomong keorang terdekat ji, kamu kan kebetulan jauh jadi aku ga sempet ngabarin"



"kamu bisa whatsapp aku loh li, kita sering telponan, susah buat bilang ke aku? "


"bukan gitu ji, aku cuman takut ga jadi acaranya"


"ga jadi apa takut aku yang batalin? "



lia terdiam


"li kita kenal bukan sehari dua hari , udah tiga tahun loh li, apa susahnya kamu buat bilang ke aku li? aku juga tau kalian pacaran tapi aku ga paham kenapa mau secepet ini?kamu dipaksa buat nikah? "


hanya hening


aku hanya menghembuskan nafas pelan sambil terus menatap jalan



"10 tahun loh jarak umur kalian, kamu sadar kan? aku gatau hubungan kamu sama dia kayak gimana? aku sahabat kamu kan? apa cuman chaer sahabatmu? "


"ji.... "




"kalau memang gitu gapapa li, sumpah gapapa kalau memang kamu nganggep aku orang asing" ujarku setelah sampai didepan gerbang rumahku.


aku mematikan mesin motorku setelah sampai diperkarangan rumah dan berdiri didepan lia


"tapi kamu inget ini li, aku sekarang ada di hadapan kamu itu buat kamu, aku ga nyangka aja orang yang selama ini aku anggap sahabat, yang aku prioritasin , ternyata nganggep aku cuman teman , teman biasa, temen macam apa yang selalu tau kebiasaanmu"



lia memandangku dengan tatapan yang sulit kuartikan



"ji, ehhh ada lia , kenapa ga bilang ke papa sih kalau kamu kesini bawa " istrimu" "


aku tetap memandang mata lia



mata yang sangat aku sukai itu



mata yang selalu ingin aku tatap selalu



"istri orang pa, bukan istri yeji"
gumam ku sambil terus menatapnya



setelah itu aku membuang wajahku


dan me lap airmataku didetik selanjutnya



sehancur itu hatiku

"sebentar lagi lia nikah pa"


papa hanya tertawa sambil membereskan peralatan mobilnya


"nikah sama kamu kan? lulusin dulu sekolah polisimu itu ji baru ngelamar nya papa temenin"



"ga pa, lia nikah sama yang lain"




papa seketika menoleh kearahku dengan tatapan kaget


aku kemudian berjalan masuk kerumah, diikuti lia



kali ini untuk pertama kalinya aku tidak menggenggam tangannya masuk kedalam rumah




sepertinya dia





biasa aja dengan hal berbeda ini

Clarity. (Complate ✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang