VIONA

6 3 0
                                    

Kebahagiaan? Apa itu? Maksudnya beban hidup yang se olah" di senangin?

Apriyani viona ganesha, tiga kata nama yang menyimpan seribu luka dan tidak pernah menyentuh kebahagiaan. Hidup yang di penuhi rasa hampa dan kesedihan, di tuntut untuk jadi yang terbaik di suatu bidang yang di benci, itulah hidupnya

Viona berjalan di gang sempit dan sepi, penuh sampah dan bau yang bermacam - macam. Sampai Viona sampai di kontrakan kecil yang sudah tak layak huni

Viona melepas sepatu sekolahnya lalu membawanya masuk ke kontrakan

Viona melempar asal tas ke lantai, merebahkan diri ke kasur tipisnya

Viona menatap langit kamarnya yang hampa "Kenapa gue gak mati aja?" Viona bergumam sambil mengambil bingkai foto yang berada di meja, berisi foto kedua orang tuanya "Kalo kalian bisa mati cepat, kenapa aku enggak?"

Viona menjilati bibirnya yang kering, memeluk foto kedua orang tuanya

Kemudian, suara dering telepon terdengar memecah kesunyian, Viona mengambil handphone yang ada di tas

Viona menggeser tombol hijau

"Halo?"

"Udah siap?"

"Entar"

"Hm, saya tunggu di lokasi"

"Iya" Sambungan terputus sepihak

***

Viona masuk ke gudang kosong dan kotor, menemui seorang pria yang menawari pekerjaan

"Hay" Panggil Kevin, Viona menatapnya dengan datar dari kejauhan

"Apa kerjanya?" Tanya Viona to the point

"Saya dengar kamu pintar bela diri, benar?"

"Hm"

"Pengalaman berapa tahun?"

"Delapan"

"Oke, kerja kamu adalah membunuh satu geng. Anggotanya gak banyak, kisaran 200 sampai 300 orang aja kok"

"Berapa gajinya, hm?"

"1 anggota 1 juta"

Viona berpikir sejenak "Oke, gue terima"

Kevin tersenyum memamerkan gigi taringnya, kemudian mengulurkan tangan "Deal?"

Viona balas menggenggam tangan Kevin "Deal"

***

Malam yang sunyi tepat pukul 1 malam. Viona berada di bangunan tua yang di beritahu Kevin sebagai markas geng yang harus ia hancurkan

Memakai pakaian serba hitam dan topeng joker, Viona masuk ke dalam gedung. Kemudian mendengar suara" segerombolan pria yang sedang mengobrol dengan musik karaoke yang mendominasi.

Viona masuk ke ruangan penuh terang. Ia melihat salah satu cowo yang tak asing di matanya

"Lo siapa?" Tanya Jervis santai, ia meneguk minumannya, kemudian berjalan menghadap Viona

Sementara cowo" lain hanya menonton, tak berniat marah atau kesal markasnya di ketahui orang lain

"Pembunuh lo" Viona mengeluarkan pisau lipat berniat menusuk leher Jervis. Jervis dengan gesit menghindar lalu merampas pisau lipat yang ada di tangan Viona

"Bunuh gue, pake ini?" Jervis menunjuk pisau lipat yang ada di tangannya

Jervis menghadap ke belakang, menatap Erlos yang sibuk dengan handphonenya "Lo gak ada niatan bantuin gue gitu?"

Erlos menoleh Viona sekilas dengan wajah datar "Cewe gitu doang, lu kurung di kamar aja nangis"

Viona memanfaatkan keadaan, ia meninju wajah Jervis sampai terbentur keras ke lantai menimbulkan suara retakan. Dahi Jervis membiru dan berdenyut

Jervis bangun sambil tersenyum "Lagi dong, nih di tangan gue" Jervis mengulurkan tangan kanannya

Viona memelintir tangan Jervis sampai terdengar retakan "Lo bodoh" Viona membogem perut Jervis sampai muntah

Jervis bangkit, menggoyangkan tangan kanannya hingga tulangnya bergeser. Ia tersenyum "Masa gitu doang?"

Viona kehilangan kesabaran, dirinya maju menghajar Jervis dan anggota yang lain dengan sangat brutal

Gerakan artistik asing Viona mampu menghindari semua serangan, kegiatannya berhenti saat semua orang tengkurap lemas di lantai

"Cowo - cowo lemah" Viona terkekeh

"Untung gak ada rehan" Batin Jervis, ia berpura - pura lemas di lantai bersama anggota inti yang lain

"200 juta cuma buat ngelawan boneka? Gampang banget" Gumam Viona sebelum pergi dari tempat itu

Jervis dan anggota yang lain bangun. Kemudian melanjutkan kegiatan masing - masing

"Cewe lo lucu juga vis" Ujar Devano

"Gue tau" Jervis terkekeh

"Tau darimana lu kalo dia Viona? Asli gue pengen nonjok dia tadi," Tanya Felix bingung

"Cuma dia, murid sekolah yang punya mata biru dan suara khas" Jawab Jervis "Dan kalo lu lupa, cuma cowo yang boleh kita lawan, cewe jangan" Lanjutnya

"Gue kira gue doang yang punya mata biru" Ujar Felix percaya diri

Erlos menatap Felix sinis "Mata kambing isi janda doang sok - sok an punya mata biru"

Felix tertawa "Kok tau?"

"Lu ngajak rehan ngapa - ngapain lagi, gue congkel mata lu" Ancam Devano

"Gue mulu, gue terus" Ujar Felix meneguk habis minuman kalengnya

"Balik kuy, inget kita bukan broken home" Ujar Erlos pada anggota yang lain

"Oke" Jawab mereka serempak

Jalanan jakarta yang sepi, tenang, dan dingin. Segerombolan geng motor Jervis menemani suasana malam yang sejuk. Jervis memimpin paling depan, motor yang ia kendarai sudah mencapai batas kecepatan

Jervis mengangkat bendera yang sejak dari markas ia bawa, lalu berteriak "REGOVAX?"

"FIGHT ONLY BULLSHIT" Balas seluruh anggota, membuat jalanan terlihat ramai karena mereka.

***

Baca apa?

JERVISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang