Setelah mengantarkan Viona pulang, Jervis mengendarai motornya menuju markas bawah tanah milik ayahnya.
Saat selesai memarkirkan motornya di garasi, ia berjalan turun lewat tangga menuju bawah tanah. Di sana sudah ada Felix, Erlos, dan Devano
"Lama banget bos, sumpah makanan kulkas abis gara - gara nunggu lo doang" Ujar Felix dengan mulut penuh keripik
Jervis memutar bola matanya malas "Itu sih bukan salah gue, tapi lu sendiri yang rakus" dirinya merebahkan tubuh ke sofa panjang berwarna biru
"Tau lu, rehan yang menuhin isi kulkas eh malah lu yang ngabisin" Erlos melempar botol mizone kosong ke kepala Felix
"Lu juga ikut ngabisin tai" Felix balas melempar bungkus keripik pada Erlos
"WAH NGELUNJAK" Erlos melempar botol - botol bekas minuman pada Felix
Felix juga ikut melempar bungkus - bungkus keripik pada Erlos membuat isinya bertebaran kemana - mana
"STOP! Kalian beresin atau gue gak traktir kalian sebulan" Tegas Rehan muak dengan markas yang semula rapih sekarang mirip kapal pecah
Baik Felix maupun Erlos sama - sama diam, mereka memunguti botol dan bungkus makanan sambil menatap sinis satu sama lain
"Mau ngapain sore - sore nyuruh kumpul?" Tanya Devano setelah selesai memainkan game
"Bahas dia" Jervis meminum soda kalengnya "Gue butuh tau siapa yang nyuruh dia kayak gini"
"Gak penting" Devano berdiri dari tempat duduknya, memakai jaketnya lalu pergi dari markas tanpa pamit
Rehan mengerutkan keningnya "Dia kenapa?"
Jervis menatap kepergian Devano dengan ekspresi bingung, kenapa cowo itu?
"Habis ketemu bokapnya dari luar negeri jadi gitu" Jelas Erlos
"Eh iya bos, gue denger tadi siang lu habis jadian sama viona, bener?" Tanya Felix sembari duduk di sampingnya
Jervis mengangguk sebagai jawaban
"Lah terus hubungannya nanya ke kita buat apa asem? Lu tinggal nanya sama dia" Ujar Erlos bingung, sebuah kaleng mendarat mulus di dahinya
"Idiot, yang ada dia bakal langsung tau rencana si bos" Felix merutuki akal pendek sahabatnya itu
"Santai elah, lagian tuh cewe mau - mau aja sama si bos, kan gantengan gue" Erlos tersenyum miring, dirinya duduk di sebelah Rehan sambil memainkan rambut gondrong cowo itu
"Mending sama gue ujung - ujungnya jadian, bukan friendzone" Tawa Jervis meledak saat melihat wajah kesal Erlos
"Ciss dulu yang prenjon!" Rehan mengangkat tangan kanan Erlos lalu mengambil selfie dengannya
"Gue gak prenjon, cuma bestiean rasa pacar" Ujar Erlos membela diri
"SAMA AJA BEGO!" Teriak Jervis dan Felix dengan kompak memukul kepala Erlos
Erlos meringis sedikit "Ah udah kek, balik ke topik!"
Jervis berdehem. Ia tiba - tiba teringat oleh Viona, sedang apa cewek itu?
"Eh gue tinggal duluan ya, ada urusan" Ujar Jervis setelah memakai hodie hitamnya kemudian melenggang pergi dari sana
Felix dan Erlos sama - sama mengerutkan keningnya heran
"Tuh anak gak pernah serius bahas topik anjir" Geram Felix
"Tapi sekalinya serius, ngeri juga sih. Eh habis ini kita ngapain?" Tanya Erlos merasa bosan
KAMU SEDANG MEMBACA
JERVIS
Teen FictionJervis Agrosfreddy, semua orang mengenalnya dengan sebutan 'King psichopath school'. Memiliki tubuh atletis yang kekar dan kuat, wajah tampan blasteran amerika dan turki dengan mata biru yang menakutkan. Ketua dari geng besar yang berisi orang" yang...