"ER BALIKIN IKET RAMBUT GUE!" Teriak Rehan sambil mengejar Erlos yang membawa ikat rambutnya
"Lo cowo gak boleh pake iket rambut!" Ujar Erlos masih berlari mengelilingi koridor sekolah
"Ih sini balikin!" Rehan dan Erlos kejar - kejaran sampai Erlos menabrak tubuh Devano hingga jatuh
"Balikin" Ujar Devano menatap datar Erlos di bawahnya
"Lo kalo punya badan jangan keras - keras ngapa. Udah perutnya kotak - kotak, keras lagi" Ujar Erlos sewot sembari mengelus jidatnya yang membentur dada bidang Devano
Rehan menghampiri mereka dengan cepat ia merebut ikat rambut yang ada di tangan Erlos "Mampus jatuh kan lu, wlee" Rehan menjulurkan lidahnya ke arah Erlos
Rehan berbalik ke arah Devano lalu memeluknya seperti seorang anak yang memeluk ayahnya "Makasih vano!"
Devano terkekeh pelan dan membalas pelukan Rehan sebentar
Erlos yang melihatnya bergidik ngeri "Serius lu gak geli?" Devano hanya menggeleng pelan kemudian berjalan ke kelas bersama Rehan
"Eh tungguin don—" Erlos melebarkan matanya saat melihat Jervis dan Viona berjalan bersama
Erlos menghampiri mereka "Widih, jadian kok gak bilang - bilang"
Jervis memutar bola matanya malas "Daripada udah bilang jadian, eh malah prenjon" Ujarnya lalu tertawa
Erlos mengusap dadanya halus "Sabar, prenjon bisa, bisa, bisa. Eh viona temenin gue ke kantin yuk entar traktir deh" Ujarnya mengedipkan sebelah mata kepada Viona
"Ay—"
"Dia sama gue!" Sentak Jervis menatap Erlos tajam"Ck iya - iya, lain kali makan bareng oke" Ujarnya dengan nada genit lalu segera berlari saat melihat wajah Jervis seperti singa, jujur ia hanya mau menggoda Jervis
Viona terkekeh "Temen kamu lucu juga ya"
"Jangan deket - deket cowo lain, apalagi muji" Peringat Jervis dingin lalu berjalan dengan tangan yang saling bertautan
"Yah kan aku cuma bilang lucu" Kata Viona sembari meniup beberapa helai rambut yang menutupi wajahnya
Jervis menyembunyikan anak rambut itu ke belakang telinga Viona sambil menatapnya lekat "Sama aja, hm"
Viona menundukkan padangannya, gugup saat di tatap Jervis "Yaudah iya aku nurut"
Jervis menepuk kepala Viona "Ayo ke kelas" tangan mereka kembali bertautan sampai di kelas
***
"Aku masuk dulu ya?" Tanya Viona berdiri di depan pintu kelasnya
Jervis mengangguk "Entar istirahat bareng, bye" Jervis mencubit kecil pipi Viona sebelum pergi menuju kelasnya
Viona masuk ke dalam kelasnya dan langsung di sambut oleh teman - temannya
"Ciee yang habis jadian sama ketua geng" Ujar Aurel yang duduk di sebelahnya membuat rona di pipi Viona
"Tau darimana lu kalo viona punya pacar?" Tanya Luna penasaran, ia tengah sibuk mengurus absen murid di kelasnya
"Lu lupa kalo gue habis masang berita itu di akun news sekolah?" Ujar Erlina, teman sebangku Erlina sekaligus pemegang akun lambe sma bakti mandiri
Luna membulatkan mulutnya, gadis berkacamata itu tengah mencatat sesuatu di buku tulisnya
"Ada lomba balapan liar gak sih? Bosen tau" Decak Viona memainkan game di ponselnya tanpa selera
"Ada, tapi isinya cowo semua anjir" Aurel mencari sesuatu di ponselnya lalu memberikannya pada Viona
"Gede juga hadiahnya, oke gue ikut" Viona mulai mengirimkan pesan pada nomer yang di yakni adalah panitia lomba
KAMU SEDANG MEMBACA
JERVIS
Teen FictionJervis Agrosfreddy, semua orang mengenalnya dengan sebutan 'King psichopath school'. Memiliki tubuh atletis yang kekar dan kuat, wajah tampan blasteran amerika dan turki dengan mata biru yang menakutkan. Ketua dari geng besar yang berisi orang" yang...