Buat kalian yang suka baca sambil dengar musik, aku udah nyiapin playlist di setiap part. Kalau mau, kalian boleh buka wattpad di laptop, soalnya di ponsel nggak bisa baca sambil putar mulmed-nya 😊
Nadin Amizah-Sebuah Tarian yang Tak Kunjung Selesai
.
.
as.tro.phile
(n) a person who loves stars; astronomy.
🌙🌙🌙
"Tuhan benci padaku"
Kalimat sarat kepedihan itu telah bertahun-tahun terpatri di pikiran Ila. Gadis yang baru saja meniup lilin kematiannya sekali lagi itu, hanya tersenyum miris menatap angka 15 di atas kue ulang tahunnya. Dia seakan terus saja merayakan kesialannya setiap tahun. Ya, kesialan yang menyerangnya secara membabi buta sejak permintaan terakhir kepada papanya, Andrean Auriga. Tujuh tahun silam, gadis itu memaksa papanya ke Observatorium Bosscha di malam hari, di tengah badai yang menggila, hanya karena terbuai oleh sebuah keajaiban yang dijanjikan majalah anak-anak.
Hai anak-anak! Kalian tahu Observatorium Bosscha?
...Observatorium Bosscha adalah salah satu tempat peneropongan bintang tertua di Indonesia. Tempat itu dibangun oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau perhimpunan Bintang Hindia Belanda. Tengah malam nanti, di tanggal 17 November 2017 akan ada keajaiban besar di sana, mari bersama-sama melihat keajaiban itu!...
Kurang lebih seperti itu penggalan paragraf yang membuat rasa penasaran Ila begitu menggebu. Gadis itu begitu lugu dan naif kala itu, begitu mudah termakan jani-janji palsu dari majalah anak-anak yang diberi mama sebagai sogokan agar Ila tidak terus-terusan bermain di luar. Jika Ila tahu keajaiban yang dijanjikan itu harus ditukar dengan nyawa papa dan kehidupannya yang sempurna, dia akan melemparkan majalah itu ke tong sampah saat pertama kali mama memberikannya.
Ila masih ingat bagaimana mobil yang dikendarai papa menerobos pembatas jalan, menerjang hutan belantara menyisakan jejak mobil yang berguling menuruni jurang. Gadis kecil itu berteriak dan menangis di tengah badai yang kian menggila, entah menangisi luka di sekujur tubuh atau ketakutan karena papa yang tak kunjung menenangkannya seperti biasa. Gadis itu terus memanggil papa, berharap suara menenangkan itu kembali menyapa indra pendengarannya di tengah gulita yang kian mencekik. "Ila, jangan nangis, princess-nya papa gak boleh nangis", seperti itulah kalimat yang ingin ia dengarkan saat itu. Sirene ambulans yang menggema di sekitarnya menyadarkan Ila bahwa kalimat penenang dari papa tidak akan terdengar lagi.
Ila tidak melihat papa mengembuskan napas terakhir, bahkan tidak menghadiri upacara pemakamannya. Gadis itu koma nyaris dua minggu, saat terbangun hanya ada mama di sisinya yang tengah memeluk foto papa. Sejujurnya, Ila memilih menutup mata saja hingga papa membangunkan dan mengajaknya ke surga. Akan tetapi, dia juga tidak bisa terus-terusan mendengar mama menangis dan memohon di samping dirinya yang terbaring kaku dengan alat-alat medis yang menunjang hidupnya. Ya, Ila harus bangun, dia tidak boleh membiarkan mama sendiri.
Ila pikir kesialannya akan berhenti tatkala Tuhan merenggut papa. Dia mulai menjalani kehidupannya kembali. Akan tetapi, orang-orang mulai menyebutnya aneh sejak kecelakaan itu. Hingga suatu waktu, ada sebuah kejadian sepulang sekolah di mana gadis itu salah memasuki mobil, padahal mama sudah melambaikan tangan padanya dari dalam mobilnya. Mama memutuskan membawanya ke rumah sakit, lagi. Diagnosis dari dokter kian menghantam Ila hingga ke jurang terdalam dirinya. Semesta seakan sedang mengajaknya bersenda gurau.
Mama akhirnya memutuskan mereka harus meninggalkan rumah mereka, Bandung, dan seluruh kenangan bersama papa. Mama bilang, mereka harus ke Jakarta dan Ila mulai homeschooling agar segera sembuh. Realitasnya, itu semua hanya bualan belaka. Ila tidak akan pernah sembuh, dia akan terus hidup seperti itu, bersenda gurau dengan semesta. Mama selalu menguatkan dengan mengatakan Ila itu istimewa. Ila tahu mama juga mengajaknya bersenda gurau. Dunia menjadi lebih kejam atau mungkin Tuhan yang mendadak benci padanya.
Menginjak usia 15 tahun membuat Ila semakin yakin dengan kebencian Tuhan padanya. Kalimat itu dengan lancang senantiasa hadir dan memaksa menjadi yang utama di tengah pikirannya yang berkecamuk. Sialnya, pikiran gadis itu kalut setiap saat. Ila memang tidak pernah bertemu atau mendengar seseorang bahkan Tuhan mengatakan kalimat itu. Tetapi, dia merasakannya, Tuhan telah benar-benar membencinya. Tuhan telah merenggut dunianya yang sempurna.
Mengapa Tuhan awalnya memberi hidup yang sempurna, jika akhirnya merampas segalanya hingga tak bersisa? Awalnya papa yang direnggut paksa dengan kecelakaan tragis. Mengapa Ila tidak dijemput saja bersama papa oleh Tuhan? Mengapa hanya papa? Bahkan mama yang dulu selalu mendukungnya mulai menentangnya terang-terangan. Hidup Ila seakan dijungkirbalikkan dalam sekejap. Sebenci itukah Tuhan padanya? Atau Ila yang merasa Tuhan terlalu membencinya?
Tidak, Ila keliru, Tuhan tidak benar-benar merampas segalanya. Tuhan masih menyisakan sesuatu untuknya. Tuhan masih memberinya kesempatan hidup. Ila masih hidup lengkap dengan penderitaannya. Ila tidak lagi mampu mengenali orang-orang di sekitarnya, mama, keluarga, teman-teman, bahkan dirinya sendiri.
Buta? Tidak, Ila bisa melihat semuanya.
Hilang ingatan? Tidak, ila ingat setiap penderitaannya.
Tunggu,
Bagaimana Ila harus menyebut itu? Apakah itu sebuah keajaiban? Atau justru penderitaan yang menyamar?
...Hei! Mau lihat keajaiban?!...
🌙🌙🌙
24 Januari 2022
SELAMAT DATANG
DI
ASTRONOMIRAKEL
.
.
Siapkan hati dan pikiran kalian, awas jatuh terlalu dalam! Pasang sabuk pengaman, roket akan segera meluncur! Kita menuju ke keajaiban!
.
.
Jangan lupa dukungan untuk cerita ini (⭐), jika ada kritik dan saran silakan komen atau dm yah! Love you to the moon and back!
KAMU SEDANG MEMBACA
AstronoMirakel (New Version)
JugendliteraturAquila Aletheia, seorang anak biasa seperti anak lainnya. Akan tetapi, karena "sesuatu dan lain hal" yang membuatnya mendadak istimewa, Ila harus menghabiskan nyaris setengah usianya terkurung di dalam rumah. Kehidupan Ila yang awalnya sempurna mend...