Chapter 20: Post Concert Effect

22.6K 3.3K 81
                                    

Aria

Thank you Kaleb J.

Shaloom ingin menonton Kaleb J yang tampil di sesi terakhir, sehingga Shania terpaksa bertahan sampai pensi usai. Aku harus menahan diri untuk menyembunyikan seringai bahagia agar Shania tidak melihatnya.

Untung saja fokus Shania teralihkan oleh Gala. Anak itu mengalami starstruck saat melihatku, sampai-sampai enggak sadar kalau Shania menatapnya penuh selidik. Naluri sebagai ayah juga membuatku ingin menyecarnya, termasuk tujuannya mendekati Shaloom, tapi aku juga harus menampilkan image sebagai Aria Storm.

Shaloom sedang melompat kegirangan mengikuti lagu bersama Rana, membuatku teringat Shania. Semangatnya sama persis seperti Shania, caranya bersenang-senang malam ini mengingatkanku kepada Shania.

Shania seringkali terlihat kontradiktif. Sehari-hari dia terlihat kalem, si kutu buku yang selalu kelihatan sedang berpikir. Shania bisa berubah heboh kalau sudah menonton konser. Hilang sudah Shania yang kalem, berubah menjadi Shania yang ekspresif dan enggak ragu mengungkapkan perasaan.

Belakangan aku juga mengenali sisi Shania yang lain. Dia penuh rasa ingin tahu, dan Shania selalu uring-uringan kalau rasa ingin tahunya belum menemukan jawaban. Then I found another side of her. Shania yang sehari-hari terlihat manis dan lugu, berubah menjadi liar dan seksi saat bercinta denganku. Shania tidak pernah ragu mengutarakan keinginannya.

She's full of herself. Shania dengan percaya diri yang membuatku kagum, tidak pernah ragu memintaku untuk memuaskannya sesuai keinginannya.

Dan, dia akan kembali berubah menjadi sosok Shania si mahasiswa kedokteran yang manis di kesehariannya.

Aku merasa tersanjung karena hanya aku yang bisa menyaksikan sisi lain Shania.

Malam ini, aku kembali menemukan sisi lain Shania. Setelah selama ini melihatnya sebagi seorang ibu yang tenang dan bijak, malam ini dia kembali menjadi Shania yang penuh semangat dan lepas. Sesekali ikut melompat bersama Shaloom.

Aku penasaran, apakah sisi liar Shania masih ada?

Bisa-bisanya pikiran itu muncul di tempat seperti ini. Sepertinya aku sudah kehilangan akal sehat karena sejak tadi mataku tidak lepas dari Shania.

"Aku butuh Bersih Sehat besok," ucap Shania.

"Aku bisa jadi tukang pijat."

Shania melirikku dengan mata menyipit, tapi sebaris senyum menghiasi wajahnya. Sepertinya dia sedang dalam mood bagus sehingga tidak memasang wajah ketus—seperti biasanya.

Kerumunan penonton yang menggila membuat pensi makin sesak. Tanpa sengaja, Shania terdorong ke depan. Dia meraih lenganku untuk menahan tubuhnya agar tidak terjatuh.

Aku beringsut ke belakangnya sehingga sekarang Shania berada di depanku. Aku menariknya mendekati Shaloom sehingga sekarang aku berdiri di belakang mereka berdua.

Shaloom melirik ke balik punggungnya dan tersenyum sekilas sebelum tenggelam dalam lagu Kaleb J. Di atas panggung, dia tengah menyanyikan lagu cinta yang berisi penyesalan setelah kekasihnya pergi. Aku menenggelamkan wajah di rambut Shania, saat isi hatiku terpapar dengan jelas lewat lagu itu.

Sementara itu, tubuh Shania mendadak kaku. Dia tidak lagi bersemangat seperti semenit yang lalu. Tatapannya tertuju lurus ke depan tapi aku tahu, dia tidak sedang mengikuti aksi Kaleb J. Kedua tangannya terkepal di sisi tubuh, sementara napasnya memburu.

Aku tersenyum puas saat menyadari reaksi Shania ketika bersentuhan denganku. Dia bersandar di dadaku, dengan lenganku yang melingkar di pinggangnya dan aku yakin Shania bisa mendengarkan jantungku yang berdebar.

The Daddy's Affair (Tersedia Buku Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang