.
.
.
Kesibukan Jaehyuk mempersiapkan olimpiade benar-benar membuatnya harus rela tidak bertemu Yoshi beberapa hari. Padahal dirinya berlatih di sekolah, bukan di tempat les. Tapi dengan jadwal sepadat ini memang tidak memungkinkan untuknya bertemu dengan Yoshi kalau bukan dengan memaksa sang kekasih untuk berangkat sekolah bersama. Yah~ walau harus mendengar omelan lucu dari bibir Yoshi, setidaknya Jaehyuk mendapatkan asupan semangatnya setiap pagi sebelum berkutat dengan soal-soal yang menggunung.Sedangkan Yoshi harus mengesampingkan rasa rindunya pada Jaehyuk demi menyelesaikan misinya. Tidak banyak waktu yang tersisa, hanya sekitar dua minggu sampai pentas seni tahunan sekolah diadakan. Setidaknya langkah awal sudah berhasil ia selesaikan. Hanya perlu menyesuaikan semuanya agar terlihat lebih rapih dan indah.
Siang ini secara mengejutkan Jaehyuk berhasil keluar dari ruang latihannya. Alasannya tentu saja karena dirinya merasa kelelahan. Untung saja sang guru tidak terlalu mempermasalahkan dan justru memberikan Jaehyuk waktu istirahat untuk hari ini saja.
Dengan wajah sumringah Jaehyuk berjalan ke arah kelas Yoshi. Pipinya menggembung tatkala matanya tidak berhasil menemukan keberadaan Yoshi di kelas. "Kemana dia?" tanyanya.
"Jaehyuk-a!" panggil Junkyu. "Kau disini?"
"Dimana Yoshi?" tanya Jaehyuk tidak sabaran. "Dia ke ruang musik lagi." jawab Junkyu.
Kening Jaehyuk berkerut. Ruang musik? Mungkinkah Yoshi nya mendapat tekanan lagi dari para penggemarnya? "Aku akan menyusulnya. Terima kasih Junkyu-ya." ucap Jaehyuk seraya berlalu menuju ruang musik.
Saat hendak membuka pintu ruang musik, samar-samar Jaehyuk mendengar suara perikan gitar. 'Mungkinkah itu Yoshi?' batinnya bertanya.
"Eoh? JAEHYUK-A, APA YANG KAU LAKUKAN DISINI?" tanya Asahi tiba-tiba dengan nada suara yang sukses membuat seisi lorong menatap mereka.
"Ssttt... Kecilkan suaramu." tegur Jaehyuk. Padahal Asahi sengaja meninggikan nada suaranya agar Yoshi bisa mendengarnya.
Yoshi yang tentu saja bisa mendengar suara Asahi, buru-buru membereskan buku musiknya. Disimpannya juga gitar klasik yang sedari tadi dimainkannya itu. Untung saja suara Asahi benar-benar kencang, kalau tidak habislah dirinya ketahuan Jaehyuk apa yang sedang dilakukannya sekarang.
"Yoshi di dalam kan?" tanya Jaehyuk yang dijawab gedikan bahu oleh Asahi. Padahal ia tahu Yoshi memang di dalam. "Ish... Kau tidak membantu.". Setelahnya Jaehyuk langsung membuka pintu ruang musik dan mendapati sang kekasih tengah bermain tarot seorang diri.
"Jaehyuk-a?" tanya Yoshi pura-pura terkejut. Matanya sekilas melirik Asahi, memberi kode terima kasih padanya.
"Kenapa kau disini sendirian?"
"Aku? Aku tidak sendirian." jawab Yoshi. "Ada kau yang menemani kan?" tanyanya menggoda.
"Yak~"
Yoshi terkikik pelan. "Kenapa kemari? Latihanmu sudah selesai?"
Jaehyuk menggeleng. Didudukkannya dirinya di samping Yoshi. "Sonsaengnim memberiku libur hari ini." jawabnya. "Kau sudah makan?"
"Sudah." jawab Yoshi seraya menunjuk bungkusan roti isi dan dua kotak susu pada Jaehyuk.
Jaehyuk mendengus. Sebenarnya dirinya ingin sekali mengajukan protes perihal makanan Yoshi. Tapi tenaganya seolah sudah terkuras habis oleh latihan olimpiadenya. Jadilah dirinya hanya mendengus panjang sebelum akhirnya menyandarkan kepalanya di bahu kecil Yoshi.
"Kau mengantuk?" tanya Yoshi yang dijawab anggukan oleh Jaehyuk. "Tidurlah. Ayo kita membolos hari ini." usulnya nakal yang sukses dihadiahi pukulan ringan dari Jaehyuk.
Tidak ada suara lagi setelah itu. Dengan Jaehyuk yang benar-benar tertidur di bahu Yoshi. Dan Yoshi yang asik sendiri dengan kartu tarotnya. Hhhhh... Mari kita biarkan sejoli itu melepas rindu dengan cara mereka sendiri.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
MA CUTIE PIE BABY
Подростковая литератураKisah seorang idola sekolah yang jatuh hati pada siswa pendiam nan imut yang memiliki hobi bermain tarot. Bisakah Jaehyuk mencuri hati Yoshinori? Yang suka JAENORI, baca aja.. Gue dah bingung bikin deskripsi 😅🙈 yuuuk.. 😉 . . . JaeNori