Setelah kejadian di gedung olahraga tempo hari, akhirnya seorang Yoon Jaehyuk menjadi lebih sering pergi ke gedung olahraga demi bisa mengobrol dengan Yoshi nya. Untung saja para penggemarnya tidak mengikutinya. Kalau tidak, sudah bisa dipastikan kalau dirinya akan kehilangan kesempatan untuk mendekati Yoshi seperti waktu itu.
“Kau suka membaca tarot?” tanya Jaehyuk saat dilihatnya Yoshi tengah bermain dengan kartu tarotnya.
Yoshi mengangguk pelan. Mendapat pertanyaan seperti itu sudah sering kali didengarnya.
“Kau boleh menganggapku aneh seperti yang biasa mereka lakukan.” ucapnya datar.
Kening Jaehyuk berkerut. Ternyata Yoshi tahu pandangan orang-orang terhadap hobinya itu. “Kau tidak aneh. Menurutku kau justru unik.”
Yoshi mendelik.
Keningnya berkerut. “Unik?” tanyanya tidak percaya.
Jaehyuk mengangguk. Bibirnya tersenyum manis.
“Iya. Kau unik. Tidak semua orang bisa membaca tarot sepertimu.” ucapnya.
“Tidak pernah ada seorangpun yang menganggapku unik selain kau.” ucap Yoshi. “Terima kasih.”. Jaehyuk mengangguk-anggukkan kepalanya. Bibirnya masih setia menampilkan senyuman mautnya.“Mau kubacakan kartu tarotmu?” tawar Yoshi tiba-tiba.
“Bolehkah?”
“Heemm… Ambilah tiga kartu. Aku akan membacakannya untukmu.”
Senang. Jaehyuk senang luar biasa. Setelah berhasil mengajak Yoshi bicara, kini dirinya justru ditawari untuk dibacakan kartu tarotnya oleh Yoshi. Seseorang tolong pegangi Jaehyuk, sepertinya ia akan terbang saking senangnya.
Setelah mengambil tiga kartu seperti yang Yoshi katakan, Jaehyuk dengan setia menunggu Yoshi membacakannya. Wajah mungil di hadapannya itu tampak berpikir beberapa saat sebelum semburat merah tipis terlihat di pipi putihnya.
“I-ini kartu percintaanmu.” ucap Yoshi terbata. “Seseorang yang kau sukai sepertinya membalas perasaanmu.”
Mata Jaehyuk berbinar. “Benarkah?” tanyanya senang. Yoshi mengangguk.
“Lalu yang kedua, kau akan kembali menjadi nomor satu di karirmu. Hm… Sepertinya kau akan menjadi juara sekolah lagi.” ucap Yoshi.
“dan yang terakhir adalah keuangan. Sepertinya tidak ada masalah. Kartumu bagus semua, kau beruntung.”
“Benarkah?” tanya Jaehyuk lagi yang kembali dihawab anggukan oleh Yoshi.
“Aku suka kartu yang pertama.” ucapnya.
“Kau sedang menyukai seseorang?” tanya Yoshi tanpa diduga. Jaehyuk mengangguk.
“Wah… Selamat kalau begitu. Kudoakan hubungan kalian berhasil.”
“Kami belum berkencan. Tapi aku masih mengusahakannya.” ucap Jaehyuk.
“Oi! Yoon Jaehyuk! Mau sampai kapan kau pacaran disana?” tanya Jeongwoo tiba-tiba.
“Berisik!” seru Jaehyuk.
Ia tidak menyadari kalau wajah Yoshi kini sudah merah padam.
Sepertinya kartu tarotnya benar.
.
.
.
Hari selanjutnya Jaehyuk dibuat kecewa lantaran gedung olahraga tampak cukup ramai. Sudah bisa dipastikan dirinya tidak akan bisa mengobrol dengan Yoshi kali ini. Karena anak pendiam itu pasti tidak mau berada di gedung olahraga yang ramai seperti ini.
Baru saja Jaehyuk hendak pergi, matanya menangkap sosok Yoshi yang baru saja berjalan menjauhi gedung olahraga. Buru-buru dirinya berlari mengejar sosok Yoshi yang sudah semakin jauh. Beruntung larinya cukup cepat sehingga dirinya masih bisa mengejar langkah Yoshi.
“Yoshi-ya!” panggil Jaehyuk.
Yoshi yang kini sudah hapal dengan suara Jaehyuk langsung menghentikan langkahnya. Bibirnya lalu tersenyum saat dilihatnya Jaehyuk berlari menghampirinya.
“Kupikir kau di gedung olahraga.” ucapnya saat Jaehyuk sudah berada dihadapannya.
Jaehyuk menggeleng. Tampak dirinya berusaha mengontrol napasnya.
“Disana… ramai sekali.” ucapnya tersengal.
Yoshi terkikik pelan. Tangannya lalu menyodorkan sebuah kotak susu.
“Minumlah. Aku tadi membelikannya untukmu.”
“Untukku?” tanya Jaehyuk tidak percaya. “T-terima kasih.”
“Yoshi-ya!” seru Junkyu tiba-tiba. “Kau kemana saja sih?” tanyanya.
“Aku? Aku ke kantin. Kenapa?”
“Haish… Jangan berbohong. Aku tahu kau sedang pacaran.” cibir Junkyu yang sukses membuat mata Yoshi membulat.
“Kau punya pacar?” tanya Jaehyuk tanpa sadar.
“Kan kau pacarnya. Bagaimana sih.” ucap Junkyu yang sukses dihadiahi sikutan oleh Yoshi. Oh~ lihatlah wajah Yoshi sudah merah padam.
Jaehyuk terbatuk saking kagetnya. ‘Apa katanya barusan?’ batinnya tidak percaya.
“S-sudah ya Jaehyuk-a. A-aku harus kembali ke k-kelas.” ucap Yoshi terbata seraya menggeret Junkyu bersamanya.
“Yak! Lepaskan aku!” seru Junkyu tidak terima.
Tinggallah seorang Yoon Jaehyuk yang berdiri mematung di tempat. Masih tidak percaya dengan apa yang Junkyu ucapkan barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MA CUTIE PIE BABY
Novela JuvenilKisah seorang idola sekolah yang jatuh hati pada siswa pendiam nan imut yang memiliki hobi bermain tarot. Bisakah Jaehyuk mencuri hati Yoshinori? Yang suka JAENORI, baca aja.. Gue dah bingung bikin deskripsi 😅🙈 yuuuk.. 😉 . . . JaeNori