03.] Asli dan Palsu

1.9K 438 239
                                    


[JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT YA GAES, KARENA VOTE SANGAT BERHARGA BAGI AUTHOR]

Happy reading!!

•••

“Seragam sekolah cowok? Yakin?”

Ardi mengangguk mantap. “Atau aku pakai rok aja, Tan?”

Ibu Amar itu diam-diam meringis pelan, membayangkan Ardi memakai rok terasa aneh. “Yaudah, seragam sekolah cowok, ya, nak.”

“Satu sekolah sama Amar, 'kan? Atau mau—”

“Beda sekolah aja, Bu! Aku enggak mau satu sekolah sama cowok jadi-jadian kayak dia!” kata Amar dari pintu, wajah songong nya terlihat menyebalkan.

“Hush... Walaupun Dara cowok jadi-jadian, dia tetep lebih ganteng daripada kamu yang cowok asli.” Ibu Amar melototi Amar.

“Ibu! Aku ini anak kandung Ibu! Kenapa Ibu tega sama aku?!” Amar mengelap sudut matanya. “Ibu lebih milih dia yang memanfaatkan penampilan palsu nya itu? Seharusnya dia enggak dirumah ini!”

“Nanti nangis~”

“Diem lo!” Amar langsung pergi meninggalkan kamar orang tua nya.

Ibu Amar pun tertawa. “Tante jadi inget waktu nganterin kamu ke stasiun, Amar sampe ngambek dan nangis enggak mau kamu pindah.”

“Sampe mogok makan, ya, Tan.” Ardi ikut tertawa pelan mengingat saat dimana ia pindah ke Jakarta tanpa memberitahu Amar. Dan akibatnya, Amar sampai mogok untuk makan.

“Iya... Kamu sama Amar sedekat itu sampe Amar enggak mau pisah dari kamu. Makasih, ya, nak, udah mau tinggal disini, mau kami urusin.” ibu Amar mengelus rambut Ardi, matanya sampai berkaca-kaca. “Kamu mirip banget sama bunda mu waktu masih kecil... Maafin adik Tante, ya, Dara, adik Tante enggak bermaksud untuk kasar ke kamu.”

Ardi mengangguk.

“Tentu Dira dan Dera juga sama, kalian bertiga itu udah kayak kembar tiga.”

Ardi mengangguk. Ya, Ardi tahu bahwa dirinya, Dira, dan Dera sudah seperti kembar tiga. “Aku mau main kerumah Beto dulu, ya, Tan.”

Setelah berpamitan pada ibu Amar, Ardi langsung pergi keluar rumah. Menaiki sepeda milik Amar. Ya, akibat kemarin ditinggal Amar dan Ardi harus berlari dari fansnya, kaki Ardi masih terasa sakit dan ngilu disaat yang bersamaan.

“Mau kemana lo?” Amar melongok dari pintu. “Kalo mau olahraga, lo telat. Udah jam setengah sepuluh.”

“Berjumpa sama fans gue.”

Ardi segera mengayuh sepeda keluar pekarangan rumah. Mengayuh dengan kecepatan sedang. Selagi tidak ada Bima dan Milka, dan belum masuk sekolah, Ardi akan keliling Surabaya untuk berjumpa dengan teman-temannya.

Milka sedang sibuk dengan klub fans-fans pangeran palsu yang dikerjakan nya— Ardi sampai sekarang tidak tahu Milka kenapa begitu sibuk dengan klub fans-fans pangeran palsu, yang padahal hanya mengatur jadwal mereka bertemu dirinya. Ckckck, berasa artis beneran. Kalau Bima, Ardi tidak tahu kenapa cowok itu tidak mengunjungi dan memberi kabar, yang pastinya, Ardi sekarang merasa sangat bebas.

Pangeran Palsu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang