12.] Mau Ganteng? Harus Pede!

1.3K 295 83
                                    


[JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT YA GAES, KARENA VOTE SANGAT BERHARGA BAGI AUTHOR]

Happy reading gaes!!

•••

“Baris yang bener, jangan nyerobot, yang nyerobot dipindahin paling belakang!” Milka memberi instruksi kepada cewek-cewek yang dengan semangat membentuk dua barisan.

Barisan cewek-cewek yang panjang dan saling mendorong itu buat kantin jadi penuh dan sesak. Belum lagi cowok-cowok yang cuma duduk perhatikan apa yang akan cewek-cewek itu lakukan dengan sang idola yang lagi duduk menunggu barisan rapi.

“ANJIR!! DEMI APA DIA CEWEK?! MANA ADA CEWEK SE-GANTENG ITU, SIH?!”

“MAMA, PINGIN PUNYA SUAMI GANTENG KAYAK PANGERAN PALSU!!”

Cowok-cowok yang tadinya perhatikan barisan cewek-cewek kini beralih tatap sang idola dengan kompak. Diam-diam mereka meringis dan iri, seriusan, mereka kalah sama cewek?!

Sang idola yang lagi duduk santai menggunakan masker hitam dan kacamata hitam itu melambai-lambaikan tangannya, parahnya, sang idola juga menyisir-nyisir rambut kebelakang, buat cowok-cowok mencibir.

“Ini, ini, yang bener, dong! Kalo baris nya enggak bener, enggak akan bisa dapet tanda tangan dan foto bareng pangeran palsu! Keburu bel, nih!” omel Milka seraya tarik cewek yang keluar dari barisan.

Enggak lupakan Amar yang berdiri disebelah sang idola layaknya bodyguard, terlebih dia gunakan almet hitam, makin keren, 'kan?

“Sampe kapan ngatur barisan? Gue pengap pake masker, pandangan gue juga gelap gara-gara nih kacamata.” sang idola— Ardi melepaskan kacamata yang langsung disambut teriakan sama kaum hawa.

“Sebentar, bos. Kasih waktu lima menit lagi... MILKA BURUAN, ENGGAK BECUS BANGET, SIH, JADI SEKRETARIS!” Amar hampiri Milka yang urusi barisan paling belakang— bahkan barisannya sampai keluar kantin!

“Halo, pangeran.” sapa dua cewek berbarengan yang baris paling depan.

“Halo, cantik. Dapet barisan paling depan, hebat juga lo berdua.” Ardi menopang dagunya.

Dua cewek yang berdiri berdampingan didepan Ardi itu cengengesan. “Kita ke kantin sebelum bel bunyi, sih. Demi lo, nih, pangeran.”

Ardi cuma ketawa. Dia lirik kerumunan cowok-cowok yang duduk bersamaan lagi perhatikan Ardi, mereka tatap Ardi iri. Ardi jadi kasihan. Tapi, bukan salah Ardi, 'kan kalo cewek-cewek lebih suka Ardi.

“Pangeran.”

“Apa, sayang?”

Dua cewek itu langsung memekik tertahan. Mereka lompat-lompat kecil kegirangan. “Jangan lembut dong, kasar aja.”

“Berisik lo, bangsat!”

“MA, LO LIAT, 'KAN GANTENG BANGET KALO KASAR!!!”

“DAMAGE NYA BUKAN MAENNN!!!”

Ardi lepas maskernya. “Cewek sukanya yang kasar, ya?”

“Enggak juga, sih... Kita lebih demen yang kasar.”

“Kenapa?” tanya Ardi.

Pangeran Palsu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang