Tubuhnya duduk dengan sedikit kaku, kedua tangannya berada diatas lututnya, kemudian pandangannya menelusuri rumah sederhana tapi begitu rapi dan apik, menggambarkan rumah kekeluargaan yang begitu hangat.
"Ini rumah mu?" Harusnya Jaehyun tidak bertanya hal yang seharusnya dia tau jawabannya, tapi dia sedang merasa gugup, ya Jaehyun gugup untuk pertama kalinya.
Nayeon tersenyum, wanita sangat cantik dengan kulit putih itu meletakan secangkir teh diatas meja yang ada dihadapan Jaehyun "ya, ini rumah kami, bagaimana menurut mu?"
Jaehyun hanya menganggukan kepalanya, dan meminum teh yang disediakan oleh Nayeon, untuk menghilangkan kegugupannya "rumah yang nyaman, sudah lama kita tidak bertemu, dan ternyata kau sudah menikah dan punya anak"
Nayeon terkekeh, ya pertemuan terkahir mereka sudah lama sekali, itu pun diakhiri dengan kepiluan "ya, dan bagaiman dengan mu? Apa kau sudah menikah?"
"Tidak, karena seseorang yang pernah meninggalkan ku, ku rasa -aku sulit membuka hati ku lagi"
Nayeon adalah perempuan yang usianya lebih tua satu tahun dari Jaehyun, perangainya begitu lembut dan sangat ceria, oleh karena itu Jaehyun masih selalu mengingat bagaimana dia mencintai wanita yang duduk dihadapannya ini, meski sudah berkali-kali dia menjalin kasih dengan perempuan lain.
Nayeon menggeleng, Jaehyun harusnya tidak mengatakan hal tersebut ketika mereka sudah lama tidak bertemu, kemudian Nayeon juga meminum tehnya, dia enggan membalas apa yang dikatakan oleh Jaehyun tadi.
"Berapa usianya?" Jaehyun bertanya sambil matanya mengarah pada Nana yang sudah menekuni bukunya, sesekali anak itu matanya akan mencuri pandang menatap Jaehyun, dan Jaehyun menyadarinya.
"Enam tahun, setelah aku keluar dari rumah mu, aku bertemu suami ku, dan - tidak lama kemudian kami menikah, dan menetap disini"
Jaehyun kembali menatap Nayeon "kau beruntung karena bisa hidup jauh lebih bahagia"
"Kebahagiaan itu pilihan Jaehyun, kau tidak akan pernah mendapatkan jika kau memilih jalan yang salah, seperti- memaksa kan dirimu"
Kini Jaehyun yang enggan melanjutkan membicarakan masalah ini, akhirnya matanya melihat sebuah bingkai keluarga yang terlihat bahagia, Nayeon beserta suami dan anaknya, berbalut baju putih dan saling berpelukan dengan senyum mengembang sempurna.
Ya cinta pertamanya ini hidup dengan sangat bahagia dengan keluarganya sekarang, dan berbeda dengannya yang masih terus terbayang dengan kenang-kenangan yang ditinggalkan oleh perempuan yang pernah dicintainya ini.
"Dia suamimu?"
Nayeon mengikuti arah pandang Jaehyun dan mengangguk sambil tersenyum "ya, dia suamiku"
Jaehyun mengenal suami Nayeon, dari foto yang pagi tadi dia lihat, suami Nayeon itu Arata pemilik lahan yang sulit sekali di bujuk oleh orang suruhannya agar pria itu menjual tanahnya.
"Dia pria yang beruntung" dan Jaehyun kembali menatap Nayeon dengan pandangan sakit hati "karena bisa mendapatkan mu"
"Jaehyun"
"Aku pergi" Jaehyun kemudian berdiri "terimaksih jamuan nya" Jaehyun kemudian pergi.
Tapi saat pria itu belum sempat melangkah, Nana sudah langsung menghampirinya "apa paman ingin pergi?"
Jaehyun mengangguk, anak ini- anak yang manis dan lucu, jika dilihat lebih jelas, gadis mungil ini perpaduan antara Nayeon dan suaminya.
"Apa paman akan kembali?"
"Mungkin" karena dia masih punya urusan dengan Arata, dan tanpa di duganya dia melihat Nana melompat senang.
"Paman, sering-sering lah kesini, aku - aku akan mengajak paman bermain, dan aku jamin paman akan menyukainya"
KAMU SEDANG MEMBACA
THIS IS LOVE? [JaeDo Ver.] END
AléatoireApa ini yang dinamakan cinta? Sedangkan mereka bahkan tidak mengerti. Jaehyun tergerak untuk merawat seorang anak, seorang anak yang lahir dari cinta pertamanya, cinta pertamanya yang meninggal karena sebuah kecelakaan bersama suaminya. Tapi ternya...