BAB 5

661 69 0
                                    

Suasana pagi yang cerah membuat hari-hari pagi menjadi jauh lebih ceria dan bersemangat.

Begitu juga yang terjadi dirumah Jaehyun, rumah yang sudah lebih dari 11 tahun dia tempati bersama anak angkatnya.

Mereka hanya hidup berdua, tanpa seorang perempuan lain yang menjadi pendamping Jaehyun, karena Jaehyun masih belum menemukan wanita yang cocok yang bisa dinikahinya dan bisa menerima Jaemin sebagai anaknya.

Semua wanita yang menjadi teman kencannya berakhir akan pergi saat dia mengenalkan Jaemin pada mereka.

Jaehyun sendiri tidak terlalu yakin, apa para wanita itu yang tidak menyukai Jaemin atau sebaliknya.

Yang dia tau, setelah Jaehyun mempertemukan mereka, esoknya wanita yang dibawanya menemui Jaemin tidak lagi kembali bahkan tidak bisa dihubunginya.

Dan terlebih, dia sering mendengar julukan yang entah harus banggakan atau dia renungi.

'Si Pria pemain hati wanita'

Tapi, Jaehyun tidak pernah mempermasalahkannya, karena baginya, masih banyak wanita di luaran sana yang masih ingin berkencan dengannya.

Buktinya, dalam setahun dia bisa mengencani belasan wanita, bahkan bisa saja puluhan jika dia tidak terlalu sibuk.

Ya sepertinya, dia memang si pemain hati wanita.

Pagi ini, Jaehyun sedang membaca koran, sambil menunggu masakan Jaemin matang.

Setelah Jaemin masuk SMA, Jaemin sudah mulai memasak untuk mereka, bukan perintah Jaehyun, melainkan keinginan anaknya itu sendiri,  jadi Jaehyun tidak bisa menolaknya.

Bahkan, mereka tidak memiliki pembantu yang menginap dirumahnya lagi, dengan alasan Jaemin tidak nyaman.

Sehingga pembantu yang disewanya hanya membersihkan rumah, mencuci, dan setelah pekerjaan itu selesai, pembantu yang disewanya akan pulang, dan akan kembali keesokan harinya.

Jaehyun bisa mendengar anaknya itu masak sambil bernyanyi, suara anaknya itu enak didengar, jadi Jaehyun tidak akan pernah terganggu dan lebih menikmatinya.

Sampai masakan sudah dihidangkan di meja makan yang ada didepannya, Jaehyun baru melepaskan koran yang dibacanya, dan menemukan anaknya sudah duduk didepannya sambil tersenyum.

"Aku yakin, Daddy pasti akan sangat bersemangat setelah memakan masakan ku" kemudian anaknya itu mengambilkan nasi untuknya, dan meletakan tepat dihadapannya.

"Tentu saja, masakan mu yang paling enak sayang"

Di puji ayahnya adalah hal paling disukainya, mereka kemudian sarapan dengan sesekali mengobrol.

Sampai tak lama kemudian, suara seorang remaja menganggu mereka.

"JAEMIN ... AKU DATANG!"

Jaemin hanya mendengus, sedangkan remaja laki-laki itu langsung menyapa  Jaehyun "pagi paman, pagi yang indah bukan" Kemudian dia duduk tepat disamping Jaehyun, remaja itu sudah rapi dan terlihat siap untuk berangkat sekolah.

"Ibu mu pergi lagi?"

Remaja itu mengangguk "ada syuting diluar kota, dan ayah ku akan ada sidang pagi ini, makanya tidak ada yang masak sarapan untuk ku" kemudian dia menatap Jaemin yang sedang cemberut "Jaemin, mana piring untukku? aku juga ingin sarapan disini"

Jaemin terlihat kesal, karena remaja itu hanya mengada-ngada, dirumah remaja laki-laki itu ada pembantu yang bisa saja memasak sarapan jika orang tua remaja laki-laki itu sibuk.

Meksi begitu Jaemin tetap berdiri untuk mengambilkan piring "bahkan jika ada orang tua mu, kau tetap akan sarapan disini"

"Itu sih jika mereka sudah bermesraan dipagi hari" kadang-kadang dia juga sudah sangat jengah melihat tingkah orang tuanya yang selalu bermesraan tidak tau tempat, kemudian remaja yang menjadi tetangga Jaemin itu tersenyum manis sekali setelah piringnya terisi penuh dengan nasi yang diberikan oleh Jamein "oh Jaemin, kau adalah teman ku yang paling terbaik"

THIS IS LOVE? [JaeDo Ver.] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang