1. dia yang berbahaya

832 81 1
                                    

Happy reading^
.
.
.
.
.

Terdapat seorang gadis di sebuah ruangan gelap, gadis tersebut tengah tertawa kencang sambil menonton sebuah pertunjukan di komputernya.

Komputer itu menampilkan sebuah Vidio beberapa orang yang tengah tersiksa didalam ruangan putih yang sangat terang.

Beberapa orang didalam Vidio itu adalah satu keluarga, ruangan yang mereka tempati memang terlihat biasa saja namun jika berada disana maka kalian akan menarik ucapan biasa saja itu.

Ruangan itu memiliki pencahayaan yang dapat merusak mata, suhu ruangan itu juga sangatlah panas namun bukan panas seperti terbakar melainkan panas yang membuat dada mereka sesak.

Telinga orang-orang itu juga terisi sebuah alat yang dapat merusak pendengaran mereka, bunyinya sangat melengking ditelinga.

"HAHAHAHA ASTAGA HAHAHHA, WAJAH MEREKA SEPERTI NAHAN BOKER DIDEPAN AJALNYA!! HAHAHAH"entah sudah berapa kali gadis itu tertawa, ya perkenalkan dia LIORA FEBRIKA MAHESA.

Gadis cantik namun err unik!.

Tiba-tiba suara derap langkah menghentikan tawanya, kamarnya memang kedap suara jadi orang di luar tak mendengarnya namun dia dapat mendengar suara dari luar.

Tangannya perlahan mematikan Vidio di komputer itu lalu memtikan layar komputer dan segera berdiri menghampiri kasurnya.

Setelah sudah berbaring diatas kasur, tangannya mengambil benda pipih yang harganya bahkan bisa menyewa berpuluh-puluhan jalang.

Ceklek

Liora sama sekali tak mengalihkan pandangannya dari handphone, seolah-olah tengah asik sendiri dengan dunianya.

"Babe, wht u doing?"tanya orang yang baru saja masuk tadi, dia Aldrin dan Abang satu-satunya Liora.

Liora tersentak kaget, lalu menatap malas kearah Aldrin.

"Huh, ngagetin aja"ucap Liora kesal sambil mengalihkan pandangannya tak ingin melihat kearah Aldrin.

Aldrin terkekeh pelan melihat tingkah lucu adiknya, kakinya melangkah kearah kasur adiknya lalu menaiki kasur tersebut dan membaringkan tubuhnya diatas kasur dengan paha Liora sebagai bantalan.

"Maafin gue, btw besok Lo udah masuk sekolah kan?"tanya Aldrin dengan suara yang sedikit terendam karena memeluk perut Liora sambil menggesek-gesekkan hidungnya di perut Liora.

Aldrin dan Liora selalu memanggil gue-lo jika tidak ada kedua orang tuanya.

Liora berpindah sekolah dikarenakan sekolah sebelumnya terjadi kebakaran, entahlah kenapa bisa terjadi.

"Shh geli, iya nanti anterin ya"ucap Liora dengan sedikit merinding kala Aldrin semakin gencar dengan aktivitas anehnya.

Aldrin mendongak, bibirnya di monyongkan dan jari telunjuknya menunjukkan bibir, "Kiss dulu"ucapnya.

"Bisa bayar berapa Lo?"tanyanya dengan nada ejekan, ya setiap abangnya meminta kiss selalu saja Liora menagihnya seolah-olah mereka ingin um ya gitu.

"Berapapun yang Lo mau"Aldrin bangun dari tidurannya, lalu tanganya memegang tengkuk Liora sambil terus memperhatikan bibir pink milik sang adik.

"Beliin gue sekolah yang besok bakal gue masukin"ucap Liora enteng dan...

Cup

Bibir yang tadinya hanya menempel kini mulai melumat, Liora membalasnya dengan senang hati.

Aldrin melumat pelan bibir pink itu, mencoba merasakan sensasi yang selalu di sukainya jika bersama sang adik tangannya meremas pinggang Liora, ingin sekali Aldrin meremas kedua gunung kembar Liora namun jika itu terjadi maka bayarannya akan lebih mahal. so, dia harus sedikit menghemat untuk dapat menggapai apa yang selama ini dia inginkan, dia ingin Liora untuk menjadi miliknya seutuhnya dan hanya miliknya!.

"Emh"keduannya melenguh saat lidah mereka saling mengisap satu sama lain, decapan-decapan ciuman mereka begitu terdengar jelas di kamar Liora.

Liora mengalungkan tangannya dileher Aldrin, sungguh Aldrin adalah orang yang sangat mahir dalam berciuman. Abangnya ini jika berciuman tidak pernah tergesa-gesa karena dia selalu suka menikmati ciuman mereka dengan perlahan-lahan.

Liora melepas ciuman mereka, tatapan mereka bertemu Liora mengetahui dengan jelas jika Aldrin sangat menginginkannya entah itu obsesi ataupun cinta, namun Liora benar-benar tidak perduli.

Menjilat sensual bibir Aldrin kemudia Liora tersenyum manis saat melihat Aldrin yang menutup matanya menikmati sentuhan lidah Liora.

Dengan sengaja, Liora mengulum jakung Aldrin, sontak itu membuat Aldrin membuka matanya.

"Babe please, kalau gini gue bisa aja hamilin Lo saat ini juga"ucapnya dengan pandangan yang sudah berkabut nafsu.

"Sebelum itu terjadi, penis Lo udah gue potong"balas Liora dengan senyum manisnya yang dibalas decakan malas dari Aldrin.

Dengan cepat Aldrin menarik Liora jatuh tepat di atas badan Aldrin, Liora yang mengerti pun melingkari tangannya di pinggang Aldrin dan menutup matanya bersiap tidur.

Namun sepertinya Aldrin tak bisa tidur tenang, dibawah sana Liora terus menggesekan  pahannya di depan penis Aldrin.

Tubuh Aldrin ini sedikit besar dan tubuh mungil Liora membuat tidur mereka tidak terganggu karena posisinya.

Merasa pergerakan Liora sudah berhenti, Aldrin menggeserkan tubuhnya dan membaringkan Liora dengan pelan diatas kasur.

Dengan gusar, Aldrin berlari keluar kamar Liora untuk menuntaskan sesuatu yang sedari tadi di tahannya.

Mata Liora terbuka saat Aldrin sudah keluar dari kamarnya, seringaian kecil terbit di bibirnya.

"Kadang IQ manusia harus dipertanyakan"gumamnya lirih.

______________

Kalau ada typo dimohon beritahu pio biar pio perbaiki.

Vomentnya jangan lupa yah kawan.

See u ~(´ε` )

Dangerous Crazy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang