2. sekolah baru

667 73 9
                                    

Happ reading^
.
.
.
.
.

Hari ini adalah hari pertama Liora sekolah di SMA MANDALA, sekolah yang sudah pasti berada di genggaman Liora sendiri, semalam Aldrin sudah membelikan sekolah ini atas nama Liora.

Bagi Liora, mendapatkan uang itu bukanlah hal yang sulit.

Berdiri didepan kaca sambil memperhatikan penampilannya, Liora cukup kagum dengan dirinya. Walau Liora tak terlalu tinggi  namun bentuk tubuhnya yang mungil menambah kecantikannya.

Kecantikan memang bukan terlihat dari tinggi dan pendeknya, tinggi menambah aura keanggunan seseorang sedangkan pendek menambah aura keimutannya, ukuran badan memang tak menentukan kecantikan seseorang, semua manusia cantik dengan kelebihannya masing-masing.

"Kadang kaca yang membuat seseorang menjadi orang yang percaya diri namun kadang kaca juga yang membuat seseorang menangis dengan ketidak pedeannya"ucap Liora sambil menatap pantulan dirinya didepan kaca.

Setelah mengambil tasnya, Liora keluar dari kamar dan menuju ke bawah, kamar Liora berada di lantai 2.

Di meja makan, disana tidak ada seorangpun mama dan papanya sudah dari pagi-pagi sekali pergi kerja begitupun dengan Aldrin.

Liora mengambil roti yang sudah disiapkan diatas meja, lalu meminum susu coklatnya.

Setelah meminum susu, Liora mengambil tisu dan melap bibirnya yang ada sedikit sisa-sisa susu.

"Keluarga"ucap Liora sambil menggeleng kepalanya dan tersenyum manis, melangkahkan kakinya pergi keluar rumah, liora selalu menggunakan mobil jika pergi ke sekolah.

Diperjalanan, Liora membawa mobilnya dengan kecepatan sedang, sesekali bersiul-siul sambil tersenyum entah apa yang dipikirkannya.

Tanpa sadar mobilnya sudah masuk wilayah sekolah, menurutnya sekolah ini terlihat cukup elit namun sekolah yang sebelumnya lebih terkesan elit dan ketat.

Liora memarkirkan mobilnya di parkiran murid-murid lainnya, ini bukan di cerita klise yang dimana murid baru masuk sekolah dan orang-orang melihatnya didepan sekolah dan membicarakannya.

Sebelum keluar mobil, Liora menggunakan masker terlebih dahulu sebab ada beberapa orang yang menyapu halaman sekolah dan itu sangat berdebu.

"Huhh"hembusan nafas terdengar, siapa lagi kalau bukan Liora. Bodohnya dia tidak tau letak ruangan kepala sekolah.

Tiba-tiba dari arah berlawanan ada seorang gadis yang lari terbirit-birit, Dann...

Bruk

Gadis itu tak sengaja menabrak tubuh Liora, bukannya Liora yang jatuh malah Gadis tersebutlah yang oleng dan untung saja Liora memegang tangannya jika tidak huh entahlah.

"Uhh, sorry sorry gue gak sengaja em gue pergi dulu ya"saat Gadis itu ingin pergi tiba-tiba langkahnya terhenti dan berbalik menatap Liora.

"Wait wait, Keknya lo mubar yah?"tanyanya yang di balas anggukan singkat dari Liora.

"Astaga ini udah mau masuk, ayo sini gue anterin ke kepsek"tanpa mendengar jawaban Liora gadis itu sudah terlebih dahulu menarik tangan Liora.

"Nama gue Asya and gue ketos disini, tadi gue terlambat sih hehehe jadi ya buru-buru gitu Ampe gak sengaja nabrak Lo"jelas Asya yang tak dibalas apapun oleh Liora.

Mereka tetap berjalan, Asya menoleh dan menatap intens kearah Liora namun Liora tetap menatap lurus ke depan.

"Nama Lo siapa, btw Lo em anw cantik"tanya Asya yang diakhiri gumaman.

"Liora and thanks"balas Liora singkat namun tetap menunjukan senyumnya kearah Asya.

"O oh, nama Lo cantik"ucap Asya kikuk.

"Ya, tapi Cantikan Lo"entah apa yang Liora pikirkan sampai mengucapkan itu, Asya menolehkan wajahnya kearah lain entah kenapa dia sedikit gugup padahal teman-temannya sering mengatakannya cantik tapi ini berbeda.

Sesampainya di depan ruangan kepsek, mereka berdua masuk namun sebelum itu Asya mengetuk pintu terlebih dahulu karena bagaimanapun Attitude itu penting.

"Permisi pak"ucap Asya.

"Iya masuk"balas sang kepsek yang tengah fokus dengan komputernya.

"Maaf pak sudah mengganggu, ini ada murid baru"mendengar adanya murid baru kepsek segera berdiri dan merapikan jasnya, dan tersenyum ramah kearah Liora.

Asya sempat bingung dengan tingkah kepsek yang aneh, namun otaknya kembali berpikir positif, mungkin menjaga sikap didepan murid.

"Saya Liora Febrika Mahesa"kepala sekolah didepannya bertambah gugup setelah mendengar nama murid di depannya.

Ternyata dia, batin sang kepsek.

"Kamu di kelas XI IPA 1, mari saya an-"belum sempat kepsek menyelesaikan ucapannya Liora terlebih dahulu memotongnya.

"Saya diantar dia saja pak"kepsek mengangguk mengerti lalu kembali duduk saat melihat Liora dan asya keluar.

"Huhh, syukurlah"ucap kepsek legah sambil melap keringat di dahinya.

Kembali ke Liora

Asya dan liora berjalan beriringan, tak ada pembicaraan diantara keduanya.

"Lo kelas berapa"tanya Liora mencoba  membuka obrolan.

"Eh, oh gue kelas XII IPA 1"Liora mengangguk mengerti, ah ternyata Kaka kelas.

_______________

Maaf jika ada typo

Janlup voment

See u

Dangerous Crazy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang