Chapter 4

640 61 8
                                    

_Minah Hartika_

Karena mereka mengenal satu sama lain. Karena sesungguhnya, ada satu ikatan keluarga di antara mereka. Satu di antaranya menyadari dengan pasti, sedang satu di antaranya terus mencoba untuk mengenali. Tak banyak yang mampu membuktikan bahwa; "kau kah ini, ge?"

Terus dan terus waktu bergulir. Akankah semuanya mendapatkan sebuah titik terang?

"Mengapa kau tak mengatakannya? Mengapa kau bersembunyi dari kami?"

[CHAPTER 4]

.

Sapuan nafas berhembus, menyapa tiap helaian rambutnya. Dingin, semakin dingin ia rasa semenjak tubuhnya telah basah, karena bermain di dalam kolam renang beberapa menit lalu. Kini dirinya tengah terduduk di sisi kolam. Menenggelamkan sebagian kakinya disana. Ia hanya seorang diri. Ia hanya diam, disusul dengan bunyi riak air, akibat tubuh seseorang yang entah siapa, terjatuh ke dalam kolam, dan bergerak lincah di dalam sana.

Cipratan air mengenai wajahnya namun tak cukup untuk membuatnya bergeming dari tempatnya. Ia hanya terdiam, mencoba melihat riak air, hingga satu wajah keluar dari sana, dan membuatnya sedikit terkejut. Terlihat canggung hingga dengan cepat ia beranjak, mengambil handuk miliknya dan lalu pergi begitu saja.

Sedang dia yang masih di dalam air itu menjadi bingung. Bukan tak mungkin, jika ia melihat gurat terkejut dan takut dari pemuda seusianya yang baru saja pergi itu. Membuatnya hanya mengangkat bahunya tak mengerti, hingga namanya terdengar dari mulut lain.

"A-Cheng! Mengapa kau malah berenang?! Aku akan kabur jika kau tak menemaniku bermain game!"

...

Satu senyuman tersungging, terukir di bibir Xiao Zhan. Lebih tepatnya sebuah senyuman yang begitu miris terasa. Baru saja ia mendengar sebuah nama, yang tak pernah ia dengar lagi sejak ia pergi meninggalkan China. Ada banyak nama yang ditinggalkannya. Ada banyak sosok yang harus berpisah dengannya. Dan sekarang?

"A-Cheng! Mengapa kau malah berenang?! Aku akan kabur jika kau tak menemaniku bermain game!"

Ia mendengar kembali satu nama di antara sosok-sosok itu. Ia masih belum jauh meninggalkan kolam tempatnya berenang tadi. Ia terus berjalan sambil bergumam, "jadi benar ini kau, huh?"

Ya. Zhan tahu Jiang Cheng pada akhirnya. Ia sempat lupa dan tak yakin karena, pertemuan di masa lalu, sewaktu mereka masih dalam keadaan anak-anak. Tentu fisik keduanya sekarang berbeda dengan yang dulu. Terlalu banyak berubah hingga mereka tak saling mengenal. Berbeda dengan Yibo dan sang ayah yang masih dikenalinya. Mereka tak banyak berubah. Yibopun masih sama meski ukuran tubuhnya sedikit tinggi sekarang.

Xiao Zhan tersenyum..

Ia masih dapat melihat lesung pipi di wajah sang kakak kemarin sewaktu di rumah sakit itu. Juga ada sang ayah yang masih dikenalinya meski ada beberapa rambut yang telah berubah menjadi putih sekarang.

Namun, dibalik itu semua, Zhan berkata bahwa;

"Keadaan yang berubah kini. Siapa Chengxin? Siapa dia?" lirihnya.

Tak ia rasa bahkan, disaat kakinya menginjak lantai di ruangan tidurnya, kamarnya di antara banyak deretan ruangan disana. Dia, Zhan pada akhirnya menempati satu sekolah berasrama. Dan ada Chengxin dan juga Jiang Cheng di sana. Zhan mana tahu sebelumnya. Hanya saja, sang ibu mengusulkan sekolah tersebut untuknya. Salahkan dirinya yang belum ingin menemui Yibo dan sang ayah, meski malam itu, saat ia mengantar Chengxin ke rumah sakit? Ia bermalam disana, hanya untuk melihat sang kakak yang tertidur saat menemani seorang Chengxin yang mana Zhan, tak mengenalnya juga tak berniat mengenal sosok tersebut.

AGEUSIA [Remake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang