Chapter 7

622 60 26
                                    

_Minah Hartika_

"Kupikir aku sudah tak berarti lagi. Karenanya, sudah tak ada lagi keinginan untuk menunjukkan diriku!"

"Kupikir dirinya adalah bukan dirinya kemarin! Kurasa dia benar-benar membutuhkan kehadiranmu ge. Aku lebih senang ia seperti sekarang.."

Pertemuan yang terkurung dalam suasana haru dan terasa canggung dalam waktu yang sama. Itu tengah dirasakan oleh keduanya yang kini hanya saling memandang dalam diam, meski masing-masing di antara mereka memancarkan arti berbeda dari sorot mata yang mereka tampakkan. Terdapat satu tatapan ragu dan juga satu tatapan yang penuh akan harap.

"Xiao Zhan.."

Begitulah saat satu nama disebut dengan lirih dari bibir seorang Wang Yibo. Ia genggam tangan Zhan begitu erat. Menatap Zhan penuh harap dan menanti sepatah kata yang akan tertuang dari mulut yang kini masih tertutup sempurna.

Zhan terlihat tengah mengumpulkan tiap kesadarannya. Setelah mengerjapkan matanya berulang kali, akhirnya ia dapat melihat dengan sempurna. Dapat dirasakan pula olehnya genggaman pada salah satu tangannya. Namun wajah yang dilihat olehnya saat ini, membuatnya sedikit terperanjat seketika, meski itu tak ia tunjukkan dalam gerak tubuhnya. Ia merasa setiap kata di otaknya hanya tercekat di tenggorokannya. Ia tak mampu berkata.

"Katakan sesuatu, Zhan! Gege senang kau datang. Kau tak merindukanku?"

Zhan masih bungkam. Ia telah mendengar banyak kata dari orang yang dirindunya kini. Kata yang langsung terucap untuknya. Ada sedikit rasa bahagia, namun entah mengapa tangannya bergerak untuk melepas genggaman pada jemarinya tersebut.

Membuat Yibo kecewa seketika. "Zhan.." lirihnya tak percaya melihat reaksi Xiao Zhan akan kehadirannya.

Zhan terlihat bangkit. Memilih posisi duduk, meski itu sedikit sulit ia lakukan. Ia tetap tak bicara, bahkan menundukkan kepalanya dan menyembunyikan wajahnya dari Yibo.

"Ada apa? Kau kenapa?" tanya Yibo sedikit panik.

Zhan masih bungkam. Bibirnya bergetar dan sesekali digigitnya kala sebuah rasa sakit menyengat hatinya. Terlebih ketika Yibo merengkuh tubuhnya, dan lalu mengusap kepalanya. Sentuhan yang begitu dirindunya, bahkan membuat buliran air mata menyeruak dan keluar dari kedua matanya.

Yibo menghela nafasnya. Ia terlihat menyerah ketika di dengarnya isakan kecil dari Xiao Zhan. "Gege tahu semuanya," tuturnya setengah berbisik. "A-Cheng sudah menceritakannya pada gege. Ada banyak hal yang ingin gege bicarakan dan ingin gege dengar darimu, Zhan.."

Sedang Zhan sibuk dengan tangisnya..

...

Pintu pada ruangan lain di tempat yang sama kini terbuka. Yibo menapakkan kakinya pada ruangan lain dengan selimut cukup tebal dan terlipat di kedua tangannya. Ia menghampiri sosok yang kini tertidur di ranjang putihnya. Ia buka lipatan selimut di tangannya, dan lalu menyelimuti sosok itu.

"Ge, kau datang?"

Yibo menoleh. Ia percepat gerakan tangannya merentangkan selimut hingga menutupi tubuh itu hingga tepat ke bagian dada. Terakhir jemarinya beralih untuk mengusap kumpulan rambut yang terlihat kusut. "Kenapa kau bangun, Xin?" tanyanya kemudian.

AGEUSIA [Remake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang