Hari di mana Chengxin berjuang keras, bertahan dengan sakitnya kini sedikit meringan. Jika pada awalnya bahkan ia tak mampu untuk terbangun dari ranjangnya, terjangkit demam yang tinggi, kini demamnya mereda meski masih meninggalkan jejak pucat pada kulit di wajahnya.
Dua hari ia harus benar-benar beristirahat di rumahnya. Kali ini, terdengar ribut kecil dari rumah tersebut. "Aku ingin ikut ge!" rengek Chengxin pada Yibo yang tadinya bermaksud berpamitan pada Chengxin.
Yibo menjadi cemas. Termasuk saat Chengxin akhirnya mencoba bangkit hingga terduduk. Matanya yang sayu menatap penuh harap. Bibirnya yang kering bergumam - memohon. "Tapi Xin, sebaiknya kau gunakan akhir pekan ini untuk beristirahat agar hari senin kau pulih dan bisa kembali sekolah, hm?" bujuk Yibo sambil membenahi rambut kusut Chengxin.
Chengxin menggeleng yakin. Ia begitu keras dengan inginnya kali ini. "Aku ingin melihat kompetisi renang itu, ge. Aku berjanji.."
Yibo bernafas keras, menghentikan ocehan Chengxin. "Jangan banyak berjanji Xin. Itu tak baik.."
"Tapi.." sela Chengxin begitu murung.
"Baiklah, baiklah kau ikut. Gege bantu untuk bersiap-siap sekarang.."
Sementara di tempat lain, Xiao Zhan datang menghampiri Jiang Cheng. Dengan kaus hitam tak berlengan, dan juga sedikit rambut panjangnya yang dia ikat di belakang. "Kau sudah siap untuk hari ini, huh?" tantangnya.
Satu ujung bibir Jiang Cheng terangkat, bahkan di saat Zhan terlihat meledeknya kali ini. Ia hanya mampu mengangkat kedua bahunya tak peduli.
...
Ada banyak hal di dunia ini, yang terjadi atas ketidaksengajaan, ataupun sebuah kesengajaan yang dibuat. Termasuk Jiang Cheng yang tersenyum saat melihat kedatangan Yibo dan juga Chengxin. Awalnya Jiang Cheng menjadi murung, melihat Chengxin datang dengan terduduk di atas kursi rodanya dibantu Yibo. Menandakan sakit Chengxin kali ini benar-benar buruk. Chengxin sakit, adalah di luar rencananya.
Jiang Cheng tatap Yibo, yang berarti bahwa ia menanyakan kondisi Chengxin dari tatapan itu. Namun Yibo mengangguk sambil mengangkat satu tangannya, menandakan bahwa semua masih dapat ia kendalikan. Semua masih baik-baik saja membuat Jiang Cheng lega.
"Xin! Kenapa kau ikut jika sedang sakit, huh?" tanya Jiang Cheng, berjongkok menyamakan posisinya dengan Chengxin yang tengah terduduk. "Aku tak mengundang orang sakit!" dengusnya namun, sambil merapatkan jaket Chengxin. Mulutnya yang tajam, tak mampu mematahkan perhatiannya terhadap Chengxin.
Dan Chengxin masih dapat membalas sepertinya. "Kupukul kau jika aku tak sedang sakit!" katanya dalam nada yang lemas.
Jiang Cheng hanya mencibir setelahnya, diikuti tawa ringan dari Yibo. Setelah dirinya memastikan Chengxin baik-baik saja, ia ajak Chengxin dan Yibo untuk menempati salah satu bangku penonton.
"Kemarilah ge," ajak Jiang Cheng, menunjuk pada sebuah pintu untuk bergabung bersama penonton lainnya. "Karena kompetisi ini khusus untuk siswa, maka hanya keluarga siswa yang datang. Sepertinya tidak akan terlalu banyak," jelasnya.
"Orang tuamu kemari?"
Jiang Cheng mengangguk. "Mereka sudah menunggumu di sana.."
Ketiganya berlalu, meninggalkan satu sosok di antara banyak tempat tersembunyi di sana. Tangannya mengepal erat dengan tatapan tajamnya, mengarah pada Yibo. Bibirnya bergumam tak jelas dengan air mata yang mulai tertumpah.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGEUSIA [Remake]
FanfictionAkan seperti apa di penghujung cerita nanti? original author @MinaHhaeElf