"Teh! Teh Ryu! Astagaaaa mata Teteh kenapa itu euy?!" Wanita cantik nan mampai ini kelewat khawatir.
Pasalnya, seseorang yang dirasa akan terlihat lebih segar malah nyatanya terlihat lebih hancur.
Yuna bingung setengah mati, apakah ada yang salah dengan menempatkan Ryujin di apartemen high class nan nyaman ini? Ia hanya ingin Ryujin menikmati waktu dan fokus kepada tujuan utama mereka ke Singapur.
Ryujin daritadi tidak berkutik. Dia sibuk mempoles make up guna mata sembab nya tertutupi. Ya walaupun pada akhirnya hal itu tidak terlalu membuahkan hasil.
"Tehhh?? Atuh cerita euy... maneh begini mah aing ta mana ngarti teh... okeee kah Teteh inih??" Logat Sunda Yuna langsung keluar.
Yang tua terkekeh, mau tak mau bercerita "Kemarin gue ketemu Hyunjin, Yun."
Yuna menganga.
Bingung harus apa. Yuna bahkan tidak tahu kalau ada Hyunjin di apartemen ini...
Maksudnya adalah... Hei? Di antara banyaknya apartemen di Singapur? Kenapa alam raya seperti memihak penuh kepada mereka untuk kembali bertemu?
"Maaf Teh...."
"Bukan salah kamu atuh Yun, udah yuk urang berangkat." Sunda Ryujin juga kembali.
Yuna menggigit bibir dalamnya bingung. Bagaimana ini? Dirinya diselimuti rasa bersalah yang luar biasa.
"Yaampun Yunaaa... gausah dipikirin yaa? Nanti sore kita pulang kan? Yaudah habis itu masalahnya udah selesai. Sekarang kita fokus sama tujuan utama kita ke sini. Oke?" Ryujin tersenyum lebar. Ah, cantik nian perempuan ini. Yuna mengulum senyum melihat perempuam cantik di depannya.
Walau Yuna tau, pikiran Ryujin pasti masih berterbangan dan dada Ryujin pasti masih sesak luar biasa.
•••
"Byeee byeee Papaaaaaaa!" Perempuan kecil dengan senyum bulan sabit itu melambaikan tangannya penuh semangat.
Yang dipamiti pun tersenyum lebar, menampilkan senyum bulan sabit yang tak kalah manis.
"Eh Papa nya Ara..." Seorang wanita tiba-tiba menghampirinya. Salah satu orang tua sahabat Ara yang juga sedang mengantar anaknya sekolah.
"Eh Ibu... nganter Tara sekolah?" Balas Hyunjin ramah.
"Iya atuh. Kok tumben nih nganter?" Wanita itu berusaha mencari topik.
"Iya Bu, Bibi lagi ada urusan jadi saya aja yang nganter."
"Oalaaa... kalau diliat-liat, mamanya Ara kok ga pernah nganter yah?"
Hyunjin langsung kikuk, menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal dan hanya bisa menjawab, "Hehe, sibuk Bu."
"Sibuk urusin kerjaan rumah ya? Aduh Pak Hyunjin ini ida--
"Sibuk urusin diri dia sendiri, Bu." Hyunjin nyengir tak berdosa.
Wanita yang lebih tua tersebut merubah senyum lebar nya menjadi senyum canggung, merasa bahwa dirinya sudah melewati batas. "Walaaah salah pertanyaan saya. Yaudah saya duluan ya Pak."
Hyunjin tertawa pelan, tanggapan Mama Tara begitu lucu.
Hyunjin hanya akrab dengan Mama Tara, itupun faktor dari anak mereka, Tara dan Ara yang sangatlah klop. Pun juga, Hyunjin beberapa kali dibuat risih dengan banyaknya orang tua murid (lebih tepatnya ibu-ibu) yang terus memandang kagum Hyunjin dan sesekali bergosip pelan karena tampang Hyunjin yang sangat rupawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐄𝐍𝐃 | 𝙷𝚠𝚊𝚗𝚐𝚜𝚑𝚒𝚗 2
Fanfic𝘚𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘴𝘦𝘯𝘫𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘯𝘥𝘢𝘩. 𝘚𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘵𝘶𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘢. 𝘋𝘪𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘯𝘥𝘢𝘩 𝘵𝘪𝘢𝘥𝘢 𝘵𝘢𝘳𝘢. 𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘮𝘦𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢. 𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘱𝘦𝘯𝘶𝘩 𝘣𝘪𝘯𝘵...