BAGIAN 1

15 2 0
                                    

🍁🍁🍁🍁🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁🍁🍁


"Ini pesenan lo Jess," Vania meletakkan semangkuk bakso yang sudah di tunggu tunggu oleh Jesslyn.

Gadis itu kembali ke mejanya setelah mendapat anggukan singkat dari Jesslyn.

Vania duduk di kursinya kemudian berbalik untuk mengambil sekotak bekal di tas nya. Ia lebih memilih untuk menyantap makanan yang ia buat sedari pagi buta dibanding harus mengeluarkan uang untuk jajan di kantin sekolah.

Bukannya pelit terhadap perut sendiri, baginya uangnya terlalu berharga untuk dipakai jajan di sekolah. Ia menggunakan uang sakunya untuk membeli beberapa skin care untuk merawat wajahnya.

Namun, yang namanya manusia, tidak pernah tau seberapa kuat Vania berusaha untuk mempercantik dirinya. Orang di sekelilingnya hanyalah memandang dirinya bak gadis buruk rupa.

Bel masuk pun berbunyi. Untungnya Vania telah selesai menghabiskan sekotak makan siangnya yang berisi nasi dan telur dadar goreng.

Bu Sinta selaku wali kelas 11 IPS 3, masuk bersama seorang lelaki yang nampaknya tak asing bagi Vania.

"Selamat siang anak-anak. Hari ini kalian kedatangan teman baru. Dia merupakan murid pindahan dari SMA Sandi Karsa Bandung"

 Dia merupakan murid pindahan dari SMA Sandi Karsa Bandung"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"GILAK. ITU BUKANNYA SMA RIVAL KLUB BASKET SEKOLAH KITA?"

"ANJIR.. PINDAHAN DARI SANDI KARSA RUPANYA"

"EHH.. TAPI GANTENG SII.."

"AHH GILA.. MUKANYA KAYAK BLASTERAN GITU"

"CAKEP BANGETT SUMPAH"

Sekelas ramai membicarakan murid baru itu.

"Anak-anak.. harap tenang.." Tegur bu Sinta. "Silahkan perkenalkan diri kamu," bu Sinta berbalik pada lelaki di sebelahnya.

"Nama gua Langit Danuar Yudhatama. Panggil aja Langit"

"PANGGIL SAYANG AJA BOLEH NGGAK??"

"HEH! GASOPAN, BARU KENAL UDAH PANGGIL SAYANG-SAYANGAN!! ABI.. SINI DUDUK SAMPING UMI"

VIRTUALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang