3. G&G

431 25 2
                                    

Hari ini adalah hari keruntuhan seluruh hidup bagi Gwen. Bagaimana tidak, kedua orang tuanya di nyatakan meninggal saat kecelakaan. Seluruh SMA Angkasa Adijaya sudah mengetahui perihal ini, Gwen yang sedari tadi menangisi jenazah kedua orang tuanya mengundang kesedihan dari beberapa orang berada disana, bagaimana tidak baru saja kemarin Gwen di antarkan sekolah dengan Bunda dan Ayahnya, namun tiba-tiba hari ini mereka sudah tak bernyawa.

Inez, Gita, Freya dan Thisa pun datang menghampiri Gwen yang kelihatan sudah sangat lesu, matanya yang bengkak dan merah. Mereka semua memeluk erat gadis cantik di hadapan nya itu, memberikan kekuatan kepada Gwen agar bisa mengikhlaskan kepergian orang tuanya.

-"Yang sabar ya cantik, kita disini bakal jadi sahabat baik untuk lo. Jangan pernah ngerasa kesepian lagi masih banyak yang sayang sama lo termasuk kita. Ikhlasin kepergian Bunda dan Ayah lo mereka pasti bahagia, cinta mereka sampai mati pasti bakal ketemu di sana," Ucap Inez sambil mengelus pundak Gwen, Gwen yang mendengar ucapan Inez pun justru tambah menangis. Sudah cukup kedua orang tuanya saja yang pergi, orang-orang baik di sekitarnya gak boleh pergi.

-"Makasih banyak ya, aku gak tau lagi kalo gak ada kalian semua," Jawabnya lesu.

Kedua orang tua Gwen pun langsung di kuburkan di pemakaman umum yang tak jauh dari rumahnya. Semua orang yang berada di sana pun ikut mengantarkan.

Kayu dengan bertuliskan nama orang tua mereka dan tanah kuburan yang sudah penuh dengan bunga berwarna merah dan putih. Gwen, gadis itu menatap sendu makan kedua orang tuanya.

-"Bun, Yah. Wen janji bakalan jadi anak yang sukses dan bisa membanggakan Bunda dan Ayah. Selamat beristirahat semoga kalian tenang di sana. I love you," Ucap Gwen dengan air mata yang berlinang.

°°°

Sudah terhitung waktu, hari ini tepat seminggu kedua orang tua Gwen meninggal, namun Gwen tak kunjung membaik malah justru semakin tak ter urus. Rambut yang semula nya selalu terkepang rapi justru selalu berantakan. Rumah yang selalu terlihat rapi kini sudah seperti kapal pecah.

Teman-teman Gwen sangat amat khawatir melihat kondisi Gwen, yang terhitung sudah 5 hari tidak masuk sekolah. Mereka pun berinisiatif untuk datang melihat kondisi Gwen.

Kini mereka sudah di rumah Gwen, memang terlihat sangat sepi daun kering berjatuhan tepat di teras rumah itu.

Thisa pun memencet bel rumah berkali-kal namun tidak ada satu orang pun yang keluar. Tidak sengaja Thisa mendorong pintu dan ternyata pintu tersebut tidak di kunci oleh pemiliknya.

-"Assalamu'alaikum, halo ada orang?" Ucap Thisa, namun masih sama seperti tidak ada orang di dalam rumah itu.

-"Gwen"

-"Gwen"

-"Dimana kamu, ku mencarimu ingin menangkapmu," Mereka ingin tertawa namun di tertahan saat terdengar suara.

Tiba-tiba suara pecahan terdengar dari kamar Gwen. Mereka langsung berlari menuju kamar Gwen.

-"Gwen buka pintu nya, lo jangan begini terus Gwen," Ucap Inez yang khawatir dengan kondisi Gwen.

Akhirnya Inez membuka pintu Gwen, dan terlihat kamar Gwen yang sudah berantakan, kondisi Gwen yang sangat miris, mereka pun berusaha mendekati Gwen mencoba untuk menenangkan Gwen.

-"Gwen lo istighfar, jangan begini terus Gwen. Orang tua lo juga pasti sedih ngeliat keadaan anaknya yang begini," Ucap Freya menasehati Gwen, namun Gwen hanya menangis tak menanggapi perkataan Freya.

-"Aku mau sendiri dulu, pikiran ku sangat tidak karuan," Tak lama Gwen membuka suara, mereka saling pandang dan menyetujui keinginan Gwen.

-"Baik-baik Gwen, jangan sampe lo sakit. Lo masih punya kita yang sayang sama lo," Ucap Inez, akhirnya mereka pun meninggalkan Gwen sendiri. Dengan berat hati, ya mereka sebagai sahabat Gwen tidak boleh egois mungkin permintaan Gwen itu bisa menenangkan hati nya.

°°°

Kini seluruh murid SMA Angkasa Adijaya memandang seorang gadis yang sangat amat berubah. Bukan lagi seperti wanita yang mereka kenal.

"Berubah drastis sekali sampe gue gak ngenalin"

"Ini kan Gwen, dulu rambut dia sering di kepang dua sekarang malah persis ondel-ondel. Rambutnya gak karuan"

"Sedih si sedih tapi jangan begini juga kali"

Berbagai ucapan dari beberapa siswa terdengar sampai mereka, namun Gwen tidak menghiraukan karena menurut Gwen mereka gak merasakan apa yang dia rasakan.

-"Widih widih boleh juga nih," Ucap pria yang tak lain adalah Gema. Ia berbicara namun seperti mengejek Gwen. Gema menghalangi jalan Gwen, Gwen yang tau kalo dirinya ini sedang di jahili pun hanya menunduk.

Memang Gwen seperti kehilangan jati diri nya, Gwen yang dulu pemberani kini  menjadi wanita yang penakut tak berani melawan.

-"Ko nunduk terus si? Emang duit siapa yang jatoh?," Ledek Gema. Teman-teman nya pun tertawa seperti Gema, kecuali Sakha. Ya, Sakha tau persis kenapa Gwen bisa seperti ini, dia tidak mau bersenang-senang diatas penderitaan orang lain.

-"Permisi kak, aku mau masuk kelas," Ucap Gwen, ia membawa buku yang ia pinjam di perpustakaan waktu itu. Gwen berusaha untuk berjalan menghindari Gema dkk namun nihil dirinya tidak bisa lari begitu saja.

-"Gue bagi duit lo dong, mau makan di kantin nih," Kini Gwen menjadi sasaran Gema, Siapapun orang nya tolong bantu Gwen supaya bisa lepas dari Gema.

-"Maaf kak, aku gak ada uang. Ini uang buat aku makan sama ongkos pulang sekolah kak," Ucap Gwen.

-"Ya emang gue perduli! Mau lo gak makan juga gue gak perduli! mau lo pulang jalan kaki juga gue gak perduli!," Jawab Gema dengan nada yang keras, sampe akhirnya Gwen di tarik oleh Gema. Teman-teman nya yang melihat Gema pun tak mau ikut, biar itu urusan Gema.

Kini Gema membawa Gwen di salah satu toilet yang sudah tidak terpakai, Gwen pun sangat takut bahkan ingin menangis. Siapapun tolong Gwen, sekalipun itu hantu.

-"Kenapa lo bantah gue? Apa lo kupik sampe seorang Gema aja lo gak tau?!" Ucap Gema dengan suara lantang, Gwen pun yang di bentak pun tak bisa berkutik. Ia takut sangat takut, di tambah tatapan Gema yang mematikan, seperti singa yang ingin memangsa musuhnya.

-"Jawab bodoh!!!," Ucapnya lagi.

-"Jangan teriak kak, aku takut" Jawab Gwen yang masih menunduk karena ketakutan.

-"Udah tau gue menyeramkan tapi lo masih ngebantah, semua orang juga takut sama gue cewek kupik!" Ujarnya lagi.

-"Iya aku minta maaf kak," Akhirnya mau tidak mau ia merogoh saku nya untuk mengambil uang lalu di berikan kepada Gema.

-"Nih kak, udah ya aku mau ke kelas dulu soalnya hari ini ada ulangan," Ia memberi selembar lima puluh ribu ke Gema dan berniat langsung ingin pergi dari hadapan Gema. Namun uang yang di beri Gwen di lempar begitu saja.

-"Gue gak mau nerima uang lo, karena lo seenaknya bantah omongan gue," Dengan cepat Gema menggenggam tangan Gwen dengan kencang agar Gwen tidak bisa pergi begitu saja.

Tiba-tiba saja Gema mendorong Gwen ke tembok dan Gema mengunci pergerakan Gwen.

-"Jangan sampe gue berbuat yang engga-engga ya, karena lo udah buat gue kesel. Baru kali ini ada orang yang bantah ucapan gue!," Ucap Gema dengan nada keras, Gwen hanya menunduk ketakutan mendengar suara Gema dan raut wajah nya.

Dengan kurang ajarnya Gema meraba area leher membuat Gwen semakin takut, takut jika Gema berbuat hal yang tidak senonoh.
Semakin lama semakin menjadi, Gema malah mendekatkan wajahnya ke Gwen, gemas melihat Gwen yang semakin ketakutan Gema mengangkat wajah Gwen dan terpampang lah wajah Gwen yang sudah di banjiri oleh keringat dan air mata yang sudah mengalir deras.

Tangan Gema beralih meraba kerah baju milik Gwen, Gwen pun berusaha menipisnya namun usaha nya nihil, tenaga Gwen pun tidak ada apa-apa nya dengan tenaga Gema.

Dan sampai akhirnya hari ini adalah hari dimana kesialan yang Gwen alami. Gema adalah laki-laki brengsek bagi nya.

________________NEXT PART______________




FOLLOW INSTAGRAM: andiniprmswri

VOMENT YA GENGSSSS!!!










UDAH AH GATAU LAGI MAU NULIS APA, YG PENTING KALIAN BACA.🤍

GEMA (Sedang Mengetik)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang