Gwen pergi meninggalkan halaman sekolah. Ia berlari sekencang-kencang nya menjauhi sekolahnya, ia menangis sejadi-jadinya hancur sudah masa depan dan impian seorang Gwen. Kalau saja kedua orangtuanya masih hidup ia akan meminta bantuan kepada mereka untuk memberi hukuman untuk Gema, namun sayang semua itu hanyalah mimpi.
Angin sangat kencang, bahkan langit sudah sangat mendung. Ia tak perduli jika harus hujan-hujanan nantinya, karena pikiran nya kini sangat kalut. Bagaimana jika terjadi sesuatu yang tidak di inginkan pada dirinya?
-"Hiksss kamu bener-bener jahat. Bahkan aku aja gak kenal kamu siapa, aku udah gak punya siapa-siapa lagi. Aku harus gimana?," Ucap Gwen sambil memeluk lututnya. Entah apa dia harus bercerita kepada teman-teman nya? Tetapi dirinya juga takut, takut jika Inez mencaci maki dirinya dan juga Gema dan Gema malah akan semakin marah jika teman-teman nya tahu.
°°°°
Seorang laki-laki tengah tertidur dengan posisi yang tak jelas arahnya dan keadaan kamarnya yang sudah seperti kapal pecah, sampah sehabis makan nya berceceran di mana-mana, pakaian dalam yang berserakan seperti orang yang sedang menjual pakaian dalam secara obral.
Tiba-tiba saja suara ketukan pintu terdengar sangat kencang sampai tidurnya terusik.
"GEMA BANGUN! SUDAH JAM BERAPA INI! JANGAN MENTANG-MENTANG SEKOLAH PUNYA PAPI, KAMU BISA SEENAK JIDAT BUAT DATANG TERLAMBAT. BANGUN GEMA!!!" Teriakan Bunda nya yang sudah seperti toa Masjid membuat tidur Gema terusik dan Gema pun bangun.
-"Hadeh kebiasaan banget si kalo bangunin udah kayak ngajak tawuran," Celotehnya. Ia pun langsung bergegas bangun dan segera membuka kan pintu kamarnya agar suara bunda nya tidak tambah menjadi-jadi.
-"Iya bun, Gema juga dengar kok gausah teriak-teriak juga kali," Ucap Gema yang masih mengucek matanya.
-"Dengar juga gara-gara suara bunda ini kan makanya kamu bangun! Coba kalo bunda nya gak teriak-teriak sampe lebaran juga kamu gak bangun," Oceh bunda kepada anak laki-laki nya itu.
-"Alah bunda lebay, yaudah Gema mau mandi dulu. Bunda mau ikut juga?," Goda Gema.
-"Anak ini kalo di kasih tau ngomong nya lebay terus! Apa-apaan kamu, kamu mau di tendang papi kamu? Udah sana mandi, ada yang bunda sama papi omongin. Ini penting! Bunda tunggu di meja makan," Ucap bunda, bunda pun langsung pergi meninggalkan kamar Gema.
-"Alah palingan juga ngomongin nilai yang gak berubah-ubah, selalu dapat nilai 10 terus," Gerutu Gema yang selalu santai menghadapi ocehan dari papi nya itu.
Ia pun bergegas untuk mandi dan bersiap-siap untuk ke sekolah dan bersiap untuk menemui papi nya.
°°°
Gema sudah rapih dan tentunya wangi, hingga seluruh rumah sangat wangi karena parfum yang Gema pakai. Turun nya Gema dari tangga menjadi pusat perhatian orang yang ada di meja makan.
-"Mau ke sekolah apa mau jualan parfum? Gila ya lo pake minyak wangi langsung satu botol kali. Wanginya bikin pusing sampe serumah bau parfum lo," Oceh kakak laki-laki nya. Gema pun membalas dengan lirikan tajam.
-"Ya suka-suka gue lah, kalo lo gak mau nyium parfum gue operasi aja tuh hidung lo supaya gak bisa nyium lagi," Balasnya.
-"Udah udah berisik aja kalian ini. Duduk Gem! Ada yang mau papi omongin sama kamu. Ini penting demi masa depan kamu juga,"
-"Papi mau jodohin kamu sama gadis cantik, dia anak dari sahabat papi waktu SMP tapi sayangnya beliau sudah meninggal karena kecelakaan, kecelakaan tersebut menewaskan beliau beserta istrinya. Kebetulan anaknya satu sekolah sama kamu." Ucap papi Gema, Gema yang mendengarkan ucapan papi nya pun langsung berubah, raut wajahnya sangat tidak terima dengan apa yang papinya sudah ucapkan.
°°°
Gema mengendarai kendaraan nya dengan sangat kencang, ia tak terima dengan keputusan papi nya itu. Kenapa harus dirinya? Sedangkan ada kakak laki-laki nya yang usia nya sudah sangat matang untuk menikah. Sedangkan dirinya hanya laki-laki nakal yang sering membuat onar di sekolah maupun luar sekolah.
Suara derum motor milik Gema mulai memasuki kawasan sekolah, wajah Gema seperti tak biasanya tatapan nya yang kosong membuat seluruh teman nya menatap heran.
-"Kenapa lo? Muka lo kusut amat gak se berandal biasanya," Ucap nyok membuat yang lain tertawa.
-"Anjir berandal gak tuh haha," Ucap Barra dengan tawa.
-"Cerita bro, kayak sama siapa aja. Kita sahabatan udah lama kali," Timpal Barra kembali bertanya.
-"Masa gue mau di jodohin sama bokap gue. Pake embel-embel dia gak punya orang tua lah, emang hubungan nya sama gue apa njir jadi gue yang kena imbasnya. Aturan tuh ya bokap ngejodohin nya sama abang gue yang umurnya udah cukup buat nikah, jangan sama gue yang kelakuan nya begini," Ucap Gema menjelaskan kepada semua sahabat nya, semua terkejut mendengar nya kabar yang sangat buruk bukan?
-"Seriously njir? Gue gak bisa bayangin kalo calon istri lo punya suami yang berandal kayak lo gini," Ujar Barra, mencoba meledek Gema dengan muka yang mengejek.
-"Emang rencana nya kapan bokap lo mau jodohin dan nikahin lo sama tuh cewek?" Ucap sakha bertanya.
-"Mana gue tau, gue mau aja nolak cuma gue takut fasilitas dari bokap di cabut semua. Bisa bisa jadi gembel," Gerutu Gema
-"Udah si nurut aja sama bapak lo itu," Timpa Nyok.
-"Gue harus gimana ini? Lo bukan nya pada bantuin malah ngeledek gini," Kesal Gema pada teman-teman nya.
Tiba-tiba saja Gema teringat kepada Gwen atas apa yang telah ia lakukan kemarin. Ia khilaf telah melakukan hal seperti itu kepada gadis lugu.
Ia pergi meninggalkan teman-teman nya untuk mencari keberadaan Gwen, ia hanya ingin mengetahui keadaan nya.
Ia berjalan menelusuri koridor sekolah, sangat sepi karena beberapa murid sudah mulai memasuki kelas masing-masing.Terlihat gadis cantik dengan rambut terurai pendek sebahu sedang duduk di depan perpustakaan. Ya, dia adalah Gwen entah mengapa gadis itu berada di luar kelas padahal bel masuk sudah berbunyi.
Gema menghampiri gadis itu dengan perasaan was-was takut jika gadis itu menghindar. Dan benar saja saat sudah mendekat gadis itu menoleh melihat kedatangan Gema, dengan wajah yang sulit diartikan Gwen pergi menghindar kedatangan Gema. Gema berusaha mengejar kepergian Gwen.
-"Woy tunggu. Jangan menghindar dari gue!" Teriak Gema berusaha memanggil Gwen namun Gwen tidak menghiraukan panggilan tersebut. Namun dengan cepat Gema berlari untuk mengejar Gwen, dan untung saja Gema berhasil menarik tangan Gwen.
-"Tunggu! Lo itu budek ya, gue udah teriak-teriak tapi lo tetep gak mau berhenti," Kesal Gema berusaha menahan Gwen yang mencoba melepaskan genggaman Gema, namun tetap saja tenaga laki-laki tidak bisa terkalahkan.
-"Kamu mau apa? Apa belom puas kemarin kamu udah sakitin aku! Aku bahkan gak kenal sama kamu, aku kotor! Aku kotor karena ulah kamu! Aku benci!," Ucap Gwen dengan nada tinggi. Ia meluapkan emosinya kepada Gema.
-"Sstttt, gue minta maaf sama lo. Kemarin gue khilaf, maafin gue," Ucap Gema berusaha menenangkan Gwen sambil mengusap kepalanya.
-"Maaf aja gak cukup! Aku udah kotor gara-gara kamu, kalo sampe terjadi hal yang tidak di inginkan gimana? Aku udah gak punya siapa-siapa" Jawab Gwen menangis menundukkan kepalanya. Hidupnya sangat miris, hidup tanpa kedua orang tuanya di hancurkan masa depan nya oleh lelaki yang tidak ia kenal.
Gema tidak menghiraukan ucapan Gwen, ia tidak tega melihat keadaan nya. Gema segera membawa Gwen ke UKS untuk menemani dan menenangkan gadis itu.
________________NEXT PART_______________
Follow ig: andiniprmswri

KAMU SEDANG MEMBACA
GEMA (Sedang Mengetik)
JugendliteraturBagaimana jika sosok king bully dipaksa menikah dengan gadis yang selalu ia bully di sekolahnya? ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ - FOLLOW SEBELUM BACA. - ⚠️TERDAPAT BEBERAPA ADEGAN DEWASA DAN KEKERASAN. - ⚠️MENGANDUNG KATA-KATA KASAR - 🚫CUKUP DIBACA BU...