Pagi, seperti biasanya aku bangun dari tempat tidur pukul 5 pagi, lalu pergi jogging sejauh 2 km. Memang sulit untuk menghilangkan kebiasaan yang sudah terbawa sejak lama. Aku sudah melakukan kegiatan rutin ini sejak kelas 2 SD sehingga sulit untuk menghentikannya. Sepulang dari rumah aku pun mandi lalu membuat sarapan untuk diriku dan ayahku sebelum memulai hari ini. Seperti biasa ayah datang ke dapur pukul 6 sambil membawa Koran harian di salah satu tangannya.
"Hari ini ayah akan pulang telat. Tidak perlu membuat makanan untuk ayah."
"Baiklah, aku akan makan diluar."
Itulah percakapan kami sehari - hari, benar - benar seperlunya saja.
Setelah menghabiskan sarapan, aku pun berangkat ke sekolah. Seperti biasa hari ini cuaca juga cerah, lebih tepatnya panas. Aku pun melewati rute yang biasa kuambil dari rumah menuju sekolah. Setelah melewati perempatan dimana aku berpisah dengan kembar bersaudara, 3 menit dari sana aku melihat Elina dan Evelyn jalan berdua bersampingan.
"Yo, Pagi." Sapaku.
"Pagi."
"Selamat Pagi."
"Hm? Keliatannya hilang satu orang, dimana si Tampan?"
"DIa berangkat lebih pagi, katanya ada latihan pagi."
"Andai saja semangatnya di Olahraga itu bisa dipindahkan ke belajarnya."
"Memangnya seburuk itu ya?" Evelyn bergabung dalam percakapan.
"Dalam hidupku, aku baru pertama kali melihat anak yang berhasil mendapatkan 4 nilai 0 di ulangan tengah semester, kukira itu hanya takhayul."
"Hahaha, Tidak mungkin ah. Biarpun berusaha juga tidak mungkin bisa dapat 4 nilai 0." Ucap Evelyn. Tidak percaya.
"Sayangnya, Itu benar Lyn." Keluh Elina.
"..."Aku dan Elina pun hanya bisa mengeluh.
"T-Tidak apa - apa kok, Pasti Alan bisa jika dia berusaha."
"Kuharap juga begitu sih." Ucap ku sekaligus doa untuk yang sedang dibicarakan.
Sembari membicarakan hal yang tidak penting, kami berjalan kesekolah.
"Mohon vote nya untuk Komdis demi pengadaan School Trip ke Pegunungan Morita."
"Silahkan vote OSIS untuk pengadaan School Trip ke Pantai Juda. Mohon suaranya, suara kalian sangat penting untuk kami."
Sesampainya kami di gerbang sekolah, pihak OSIS dan Komdis (Komite Disiplin) sedang membagikan pamflet untuk mempromosikan usulan mereka seputar School Trip yang diadakan akhir bulan ini. Sekolah kami lebih unik dari sekolah lainnya, sekolah kami bisa dibilang dijalankan oleh murid - muridnya sendiri dan guru - guru sebagai pendukung. Setiap ada suatu event sekolah yang akan diadakan, akan selalu diselenggarakan pemilihan. Usulan - usulan pemilihan biasa di keluar kan OSIS dan Komdis akan membuat Usulan yang lain. OSIS dan Komdis disekolah kami bisa dibilang seperti air dan minyak, OSIS ingin melakukan melakukan perubahan - perubahan kepada sekolah, sedangkan Komdis berada dipihak yang ingin melestarikan tradisi. Dan topic yang sedang diperdebatkan adalah tujuan School Trip kami, dan para murid bisa memilih sendiri pihak mana mereka inginkan. Rentang waktu pemilihan biasa diakhiri 4-7 hari setelah diusulkan.
"Akhirnya dimulai lagi ya." Ucap Elina.
"Hmm, gunung atau laut ya, sulit juga pilihannya."
Karena masing masing memiliki kelebihannya sendiri - sendiri.
"Aku juga bingung." Balas Evelyn.
"Kau tidak memilih laut, Yuu? Laki - laki kan suka dengan baju renang." Elina tersenyum menyindir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Canary without a Voice
RomanceYulis Ervin adalah anak SMA laki laki biasa saja yang bisa kau temukan dimana saja. Suatu hari saat dia pulang sekolah, dia melihat seorang gadis meneriakkan makanan kesukaannya. Disitulah pertemuan yang akan merubah takdir Yulis dimulai.