Rasa

18 5 0
                                    

Saat memasuki dorm, Minji langsung digoda oleh Jinny.

"Ekhem yang habis pacaran," ucap Jinny.

"Eak eak eak!!!" seru Denise menimpali.

Yha Denise sudah ada di dorm seminggu ini. Ia sangat merindukan kakak-kakaknya, dan mempersiapkan comeback ketiga Secret Number. Semenjak hiatus, banyak momen yang ia lewatkan.

Kembali pada Minji.

"Apa sih kalian," ucap Minji sembari menutupi wajahnya yang memerah dengan sebuket bunga.

"Kayaknya habis ditembak nih, bawa bunga segala," ucap Lea menambahi.

"Ngga, cuma dikasih doang," jawab Minji setengah berteriak dari kamarnya.

"Apa-apaan sih mereka. Kan Mark cuma ngasih bunga ini ke aku, dia bahkan nggak bilang apa-apa," batin Minji.

Ia masih bisa mendengar ejekan kakak dan adiknya di luar. Tapi kalau dipikirkan lagi kenapa Mark bersikap semanis itu pada Minji. Bernyanyi, memasak, memberi hadiah, memberi bunga, mengantarnya pulang, bahkan mengacak puncak kepalanya.

Pipi Minji kembali merona saat mengingat kejadian itu. Entah apa yang ada di pikirannya sekarang, tapi setiap mengingat hal-hal manis tentang Mark, Minji selalu tersipu. Ada apa dengan Minji.

Setelah berganti pakaian, Minji keluar kamar. Ia menanyakan dimana Soodam. Lea pun menjawab kalau Soodam sedang istirahat di kamarnya. Minji ber-oh ria dan duduk di sofa bersama Denise.

"Tumben keluar bareng Soodam, kalian double date ya?" tanya Dita dari arah dapur.

"Double date? Emang Soodam eonni punya pacar?" tanya Denise kaget.

Dita mengatup mulutnya rapat-rapat dan segera masuk kamarnya.

"Tidak, aku sama Soodam cuma jalan-jalan dan menikmati sunset di pinggiran sungai Han," jawab Minji santai.

"Kalian tidak bertemu orang lain? Tapi kenapa kau pulang dengan sebuket bunga eonn?" tanya Denise menelisik.

"Tadi ada seorang fans yang memberikannya. Dia sangat tulus memberikan bunga itu, makanya aku senang sekali," jawab Minji.

Tidak, Minji tidak bohong. Mark adalah fans-nya bukan? Dan mawar putih itu saksinya.

Denise mengangguk, tapi ia teringat sesuatu. "Tidak, tidak mungkin. Tadi saat Soodam eonni pulang, ia diantar seorang pria, yang sepertinya sedang menyamar. Kau mengenalnya kan eonn? Kalau tidak, tidak mungkin kau membiarkan Soodam eonni pergi dengan pria itu," telisik Denise.

Cerdik sekali maknae satu ini, pikir Minji.

"Tanyakan hal itu pada Soodam, aku ingin mandi," ucap Minji sembari meninggalkan Denise.

"Aneh sekali," gumam Denise.

Lalu tiba-tiba terdengar suara kencang dari arah kamar mandi, seperti ada yang menabrak pintu dengan keras. Denise melompat dari sofa dan langsung menuju kamar mandi. Lea, Dita, dan Jinny pun menyusul.

"Aww," rintih Minji memegangi punggungnya.

Saat Denise sampai di sana, ia mentertawakan Minji.

"Hei, kalau eonni-mu jatuh, harusnya kamu menolongnya bukan mentertawakannya," desis Minji.

Denise masih setia dengan tawanya, ia membantu Minji duduk di sofa depan. Tiga eonni yang lain hanya mematung di tempat.

"Aww," rintih Minji lagi.

"Kenapa kau bisa terjatuh?" tanya Lea setelah Minji duduk di sofa.

"Lantainya licin," jawab Minji.

"Lantainya yang licin atau kau yang sedang memikirkan seseorang?" goda Denise.

Minji langsung memukul lengan Denise dengan kuat.

"It's hurt bro!" seru Denise.

"Udah udah!" bentak Jinny.

"Minji ada yang terluka ngga?" tanya Dita.

"Pantatku sakitt bangettt, huhuhu," rengeknya pada Dita.

"Makanya jalan tuh yang fokus jangan mikirin si oppa terus," sindir Soodam yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Apa kabar sama kamu?" sinis Minji.

"Kamu suka sama Mark-sunbaenim kan?" tanya Soodam saat duduk di samping Minji.

AngujiwatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang