Tanpa Mark sadari, ia begitu memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa mengutarakan isi hatinya pada Minji. Tak hanya seminggu atau dua minggu, ia memikirkan itu sampai sebulan lamanya.
Kemudian Mark menghubungi Jaemin, ia meminta bantuan adiknya itu. Dengan senang hati Jaemin membantu Mark.
"Pertama, kirim sebuah hadiah pada nona Minji. Entah itu bunga, boneka, kue, apapun itu. Seperti yang kau lakukan dulu," ucap Jaemin.
"Lalu?" tanya Mark.
"Setelah itu ajak nona Minji jalan-jalan saat waktu senggang, ingat jangan sampai manager-nim atau fans kita tahu. Nah, saat momennya pas, utarakan isi hatimu pada nona Minji," pungkas Jaemin.
"Apa itu juga yang kau lakukan pada Soodam-ssi?"
Dengan percaya diri Jaemin mengangguk.
"Baiklah, aku akan memulai misi ini," ucap Mark penuh keyakinan.
Hari-hari berikutnya, Mark mulai menjalankan rencana yang telah dirancang Jaemin sebelumnya. Buket mawar putih dan teddy bear jumbo, dipilih Mark sebagai hadiah untuk Minji. Tak lupa ia menulis sepucuk surat yang kemudian ia letakkan di buket.
Kemudian, Mark bergegas mengganti pakaiannya, menggunakan kumis palsu dan berlagak seperti kurir. Ia pun segera menuju dorm Secret Number. Kalau diantar ke kantor pasti akan ditolak, pikir Mark.
Mark mengetuk pintu dorm, tapi sepertinya tidak ada seorang pun di dalam. Ia terkejut karena sang penghuni ternyata baru saja sampai, sepertinya mereka bertujuh baru pulang dari mall.
"Eh ada kurir?" ucap Soodam.
"Paket untuk siapa Pak?" tanya Lea tanpa menaruh curiga.
"Untuk nona Park Minji, ini benar alamatnya bukan?" ucap Mark, berlagak menanyakan alamat.
"Saya Park Minji," ucap sang pemilik nama.
"Oh, silahkan tanda tangan di sini," ucap Mark.
"Tapi ini dari siapa?" tanya Minji lagi.
"Tuan Lee Minhyung," jawab Mark.
Minji mengerutkan keningnya, setelah itu menandatangani tanda terima dengan santai.
"Terima kasih, Pak!" ucap Minji ramah.
Lalu para member Secret Number pun masuk, sementara Mark pergi begitu saja. Ia tersenyum penuh arti saat keluar dari drom Secret Number.
Di dalam dorm, Denise menanyakan siapa itu tuan Lee Minhyung pada Minji.
"Temanku dari Kanada," jawab Minji santai.
"Sejak kapan kau punya teman dari Kanada?!" tanya Jinny terkejut.
"Sudah lama, sekitar enam sampai tujuh bulan lalu," jawab Minji sembari berjalan menuju dapur.
Setelah jawaban terakhir Minji, member lain tidak bertanya lebih lanjut mengenai Lee Minhyung pada Minji.
Begitupun saat minggu-minggu berikutnya kurir yang sama membawa sebuket mawar putih untuk Minji, para member tak mempermasalahkannya.
Namun, saat bunga dan kurir yang sama datang, dari pengirim yang sama pula di minggu keenam, Zuu mulai bertanya-tanya.
"Kenapa selalu ada kurir yang membawa bunga dari pengirim yang sama dan untuk Minji eonni saja? Hampir setiap minggu kurir itu datang, pada hari yang sama, bahkan pada jam yang sama. Sebenarnya siapa Lee Minhyung itu, eonni?" tanya Zuu pada Minji.
Minji hanya tersenyum simpul, "kau akan tahu, saat tuan Lee Minhyung sendiri yang datang ke mari," jawab Minji.
Zuu bingung dengan kalimat Minji. Kemudian melirik Denise untuk meminta jawaban. Sementara Denise hanya mengendikkan bahu tak tahu.
Pada minggu berikutnya, Minji tidak ada di dorm saat buketnya sampai. Alhasil Jinny yang menerima buket tersebut. Namun, sebelum kurir itu beranjak pergi, Jinny menghentikannya.
"Pak, maaf. Kenapa bapak selalu datang setiap minggu? Di hari yang sama, di jam yang sama, dan dengan paket dari pengirim yang sama?" tanya Jinny bertubi-tubi.
"Karena memang saya bertugas di sekitar daerah ini, jadwalnya pun memang jam segini. Lalu buket itu memang untuk nona Park Minji. Saya juga tidak tahu kenapa tuan Lee Minhyung mengirim bunga yang sama setiap minggu," jawab kurir.
"Di perusahaan jasa pengiriman mana bapak bekerja?" tanya Jinny.
Kurir yang sebenarnya Mark itu sedikit gelagapan, tapi untungnya alarm di jam tangannya berbunyi. Ia pun bergegas untuk pergi dengan alasan harus mengantar paket lain.
"Aneh," gumam Jinny.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angujiwat
Short Story"Kenapa ada manusia seperti dia?" Karungrum #2 Sebuah cerita antara Park Minji dan Mark Lee.