Minggu selanjutnya, Minji mulai mencurigai kurir yang datang membawa bunga dari Lee Minhyung. Ia menduga kalau kurir itu sebenarnya Mark sendiri.
"Sebentar," ucap Minji menahan tangan kurir.
"Nona, maaf tapi aku tidak punya banyak waktu," ucap kurir menghindari tatapan tajam dari Minji.
"Lepaskan kumis palsumu!" perintah Minji.
"Gawat, apa dia mengenaliku?" batin Mark.
"Cepat!" gertak Minji.
Dengan mudahnya Mark menuruti keinginan Minji. Setelah itu Minji mencubit hidung Mark dengan sebal.
"Hei hei hei!! Sakitt!!" pekik Mark.
Minji diam.
"Maaf," ucap Mark.
"Kenapa kamu melakukannya?" tanya Minji.
Mark diam, ia tidak berani menatap Minji.
"Kamu ingin melakukan hal yang sama seperti tahun lalu? Terus mengirim bunga sampai aku bosan?" tanya Minji lagi.
"Ya, saya ingin melakukannya lagi. Saya pikir kamu tidak mengetahui siapa itu Lee Minhyung," ucap Mark.
Minji menangkup wajah Mark agar menatapnya.
"Tuan Lee Minhyung sedang berdiri di hadapanku bukan?" tanya Minji.
Mark tersenyum, "kamu benar Nyonya Minhyung," jawab Mark.
Minji terkejut, ia melepaskan tangannya dari kedua pipi Mark.
"Nyonya Minhyung?" tanya Minji heran.
Mark masih setia dengan senyumannya, lalu ia mengangkat sebuket mawar yang sedari tadi digenggamnya, lalu memegang satu tangan Minji.
"Mau jadi pacarku?" tanya Mark mantap.
Minji menutup mulutnya dengan tangannya.
Sementara di ruang tengah, seluruh member Secret Number menguping pembicaraan Minji dan Mark.
"Ayo terima saja eonni," ucap Soodam dengan lirih, nyaris berbisik.
"Kurir itu ternyata Mark-sunbaenim?" tanya Denise dengan lirih juga.
Soodam mengangguk.
"Sstt! Dengarkan jawaban Minji," ucap Jinny.
Minji masih belum menjawab, ia masih terkejut dengan kalimat Mark barusan.
"Bagaimana?" tanya Mark.
Karena Minji tidak bisa berkata-kata lagi, ia hanya mengangguk sebagai jawaban.
Mark sangat lega.
Mereka pun berpelukan. Sementara member Secret Number lain masih bertanya-tanya, apa Minji sudah menjawab pertanyaan Mark atau belum.
"I love you," bisik Minji dari dekapan Mark.
"I love you too," jawab Mark, tak kalah lirih.
Dengan tekad kuat dan penasaran yang menggebu, Zuu menuju pintu depan dan membukanya. Betapa terkejutnya ia saat melihat kakaknya berpelukan dengan seorang pria.
"Yeong Ju!" pekik Soodam.
Minji dan Mark menyadari itu, mereka pun melepaskan pelukan tersebut dan keduanya tersipu malu. Pelukannya begitu hangat, tapi sayangnya tidak terlalu lama, pikir Minji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angujiwat
Short Story"Kenapa ada manusia seperti dia?" Karungrum #2 Sebuah cerita antara Park Minji dan Mark Lee.