Jalanan tampak lengang sore ini, tak banyak orang berlalu-lalang. Kini Soodam dan Minji sedang berada di tepi sungai Han, menikmati semburat jingga mentari tenggelam.
Soodam sibuk dengan ponselnya, sementara Minji berkutat dengan pikirannya. Ia memikirkan Mark. Hampir dua minggu ia tidak bertemu dengannya, bagaimana kabarnya sekarang, pikir Minji.
Tak disangka, Mark berjalan di belakangnya, tapi keduanya sama-sama tak menyadarinya.
"Minji!" panggil Soodam.
"Ya?"
"Aku sebenarnya sedang menunggu seseorang, tapi sampai sekarang ia belum datang."
"Kamu janjian dengan temanmu?"
"Iya, seharusnya ia sudah datang."
"Kamu sudah menghubunginya?"
"Aku sudah mengirimkan pesan singkat, tapi aku tidak tahu apa ia sudah membacanya atau belum."
"Kenapa bisa begitu?"
"Lowbat," jawab Soodam lesu.
"Berikan id KTalk-nya, hubungi ia menggunakan ponselku," saran Minji.
Soodam menuruti Minji. Ia meminjam ponsel Minji untuk beberapa saat, setelah itu wajah Soodam yang tadinya lesu kembali sumringah.
"Terima kasih," ucap Soodam sembari mengembalikan ponsel Minji.
"Sudah?" tanya Minji.
Soodam mengangguk lucu.
"Dia akan datang sebentar lagi," jawab Soodam kemudian.
Sepuluh menit kemudian Soodam melihat dua pria yang datang mendekat, memakai masker dan topi.
"Sepertinya mereka seorang idol," batin Minji.
Soodam mengenali salah satu dari mereka. Ia pun melambaikan tangannya, dan salah satu dari mereka juga melambaikan tangan.
"Itu mereka," ucap Soodam dengan nada riang.
"Siapa mereka?" tanya Minji.
"Minji, kenalkan ini Jaemin Oppa. Aku belum cerita ya? Dia pacarku sekarang," ucap Soodam.
"Halo!" sapa Jaemin sopan, sembari menundukkan kepalanya singkat.
Minji juga melakukan hal yang sama. Kini ia berganti menatap pria di samping Jaemin. Sepertinya ia mengenalnya.
"Oh iya, kenalkan ini Mark, teman satu grupku," ucap Jaemin kemudian.
Bisa kalian bayangkan bagaimana ekspresi Minji dan Mark? Mereka bingung sekaligus bahagia.
Mark mengulurkan tangannya, sembari mengucap namanya, "Mark."
Dengan senyum jahil di balik masker, Minji membalas uluran itu.
"Minji," ucapnya.
Mereka tidak seperti orang lain, jika sudah saling mengenal pasti akan berbicara dengan heboh. Mark dan Minji menikmati pertemuan mereka sebagai orang asing di hadapan Jaemin dan Soodam.
Setelah itu Soodam dan Jaemin pergi entah kemana. Dasar bucin, pikir Minji. Sementara Mark merutuki Jaemin dalam hati. Katanya cuma mau hunting photo, eh pas sampe malah pacaran, pikir Mark.
"Jadi?" tanya Mark membuka percakapan.
"Apa?" tanya Minji.
"Jadi apa yang akan kita lakukan di sini?"
Minji mengangkat bahunya tak mengerti.
Mark mengembuskan napas sejenak. Lalu duduk ke bangku yang sebelumnya diduduki Soodam.
"Bagaimana kabarmu?" tanya Mark basa-basi.
"Cukup baik. Bagaimana denganmu?" tanya Minji.
"Saya masih seperti biasanya."
"Ooh. Bolehkah aku bertanya sesuatu?"
"Sejak kapan kamu harus meminta izin untuk menanyakan sesuatu?"
"Entahlah, tapi aku benar-benar ingin bertanya sesuatu."
"Tanyakan saja."
Tanpa berpikir panjang, Minji mulai mengajukan pertanyaan. Dimulai dari bagaimana bisa Soodam dan Jaemin berpacaran, kapan mereka jadian. Lalu siapa itu Jaemin, kenapa dia mengenalkan Mark sebagai teman satu grupnya, apa Mark dan Jaemin sebenarnya adalah seorang idol.
"Tanyanya sudah?" ucap Mark.
"Maksudnya?" tanya Minji kebingungan.
"Banyak sekali pertanyaan yang kamu ajukan, saya bingung harus menjawabnya dari mana."
"Jawab saja yang ingin kau jawab, Mark."
"Baiklah. Pertama kenapa Jaemin menyebutku sebagai teman satu grup, karena memang kami satu grup. Boy grup asuhan SM Entertainment, NCT," jawab Mark dengan berbisik.
Minji membelalakkan matanya. Ia tak menyangka kalau Mark Lee, seniornya, ada di hadapannya sekarang, sebagai temannya.
"Kau Mark Lee-sunbaenim?" tanya Minji dengan nada tak percaya.
"Wah, kamu baru sadar ternyata," timpal Mark.
"Sungguh maafkan aku."
"Untuk apa meminta maaf? Kamu tidak tahu siapa saya karena saya memang tidak memberitahumu siapa saya yang sebenarnya."
"Baiklah, tapi mengapa anda tidak memberitahuku?"
"Anda? Hei hei, saya tidak suka kalau pembicaraan kita berubah formal seperti ini."
"Ah, aku jadi tidak enak."
"Saya ini tetap Mark yang kamu kenal sebelumnya. Tidak ada Mark Lee di sini."
Minji mengangguk.
Kemudian pembicaraan mereka berlanjut ke pertemuan pertama Jaemin dan Soodam, hingga akhirnya berpacaran. Mark sedikit terkejut karena Soodam belum menceritakan hal ini pada member Secret Number lain, padahal hubungannnya sudah berjalan selama dua bulan.
Baiklah, lupakan Soodam dan Jaemin. Mari fokus pada Mark dan Minji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angujiwat
Historia Corta"Kenapa ada manusia seperti dia?" Karungrum #2 Sebuah cerita antara Park Minji dan Mark Lee.