Octo

88 11 0
                                    

Beberapa hari setelah kejadian, Bulan sudah kembali bersekolah seperti biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa hari setelah kejadian, Bulan sudah kembali bersekolah seperti biasa.

Meskipun dia tidak secerah dan se-friendly dulu sebelum kejadian itu, Bulan tetap menjalani kehidupan sekolah seperti murid biasanya.

Hari ini, lebih tepatnya hari kamis, Pelita dan Bulan sudah berada di sekolah tercinta dari pagi buta. Mereka akan menghadiri seminar yang dilaksanakan di sekolah lain.

Menengok ke penjuru lapangan, Pelita sedang mencari manisnya yang tadi pagi tidak berangkat bersamanya. Dengan alasan ingin pergi bareng Anca dan Bumi.

"Weh, bengong aja lu." 

Dua sahabat Pelita menghampirinya yang memang sedang terlihat seperti orang linglung.

"Bersik, ah." Pelita hanya menimpali keduanya sebentar lalu melanjutkan kegiatan mencari kasihnya itu.







Ttak.





Pelita ketemu.

Manisnya itu sedang berbincang dengan Anca dan Bumi di tengah lapangan, lebih tepatnya berbaris menunggu instruksi lanjutan dari guru.

Dengan senyuman kecil dan tatapan bucin itu, Leo dan Er yang berada di sebelahnya hanya memutarkan mata mereka dan menarik Pelita ke barisan belakang.

Meskipun badannya yang ditarik dan berdiri di belakang, Pelita masih bisa melihat Bulan dari sorot matanya.

"Bucin banget, anjir." Er mengucap sambil melihat Pelita.






Brak.

"Eh, maaf ya Er."

Melihat yang tidak sengaja menabraknya adalah Mars, Er hanya tersenyum, "Gapapa kok, Mars. Tenang aja." 

Pelita dan Leo yang disampingnya hanya melontarkan kata - kata seperti, "Ngaca anjir." "Hilih."

"Iri aja lu pada, bucinan lu jauh kan." balas Er ke kedua temannya.

Pelita mendengus malas sementara Leo menampilkan wajah sendu dibuat-buat.

"Hiks, iya. Bebebku jauh bener di depan." usak Leo sambil menatap Angkasa yang berada di baris depan kelasnya.

"Geli." 

Lontaran Pelita membuat Er ikut tertawa bersamanya dan Leo yang yang hanya merengut wajah kesal.

Sementara kedua temannya terus menggoda satu sama lain, Pelita masih terus menatap Bulan.

Dari rambut coklatnya yang tertata rapih, kemeja sekolah yang pas di tubuhnya, dan senyum lebar yang selalu Pelita rindukan.

Kegiatan bucin ini terus berlanjut sampai keduanya duduk di bis, dengan Bulan dan teman-temannya duduk di baris depan, lalu Pelita dan kawannya duduk di baris agak belakang.





Apa Kabar, Pelita?     (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang