Epilogue

228 16 1
                                    

Salam sayang, Bulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salam sayang, Bulan."












Hiks.

Pelita menyeka air matanya.

Mengingat kenangan masa lalu.





Ia menutup surat itu lalu memasukkannya kembali ke dalam kardus biru langit.

Lalu membawa kardus itu dan kardus-kardus lainnya ke bawah.





"Box terakhir kan, Pel?" 

Di bawah anak tangga terdapat Bumi.

Pelita hanya mengangguk dan memberikan box-nya ke temannya itu.







"Sayang, ini bantuin dong." 

Ralat calon kakak iparnya.

Pelita yang melihat Bumi nyamperin Bintang di mobil, hanya bisa tersenyum.












Dret dret.




HP Pelita menunjukkan notif.

HP Pelita menunjukkan notif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pelita hanya terkekeh kecil melihat pesan dari Helos.







"Pel, ayo. Kita mesti ke kurir paket dulu soalnya." teriak Bintang dari dalam mobil dengan Bumi di sebelahnya.




Pelita berlari menuju mobil, membuka pintu belakang dan duduk manis.

Mobil berangkat.






Pelita menatap langit dan tersenyum.

Pelita menatap langit dan tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Pelita tidak baik-baik saja, tapi Pelita akan berusaha untuk Bulannya.










































fin.

Apa Kabar, Pelita?     (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang