Quattuor

130 19 0
                                    

  2 minggu sudah berlalu dimana Bulan memulai konsulnya dengan psikolog, pemuda itu membaik, lebih ceria, dan tidak ada tanda-tanda dia attempted lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  2 minggu sudah berlalu dimana Bulan memulai konsulnya dengan psikolog, pemuda itu membaik, lebih ceria, dan tidak ada tanda-tanda dia attempted lagi.

  Aura Bulan membuat semua orang kagum, termasuk orang-orang di sekolah. Sampai sahabat Pelita bertanya kepadanya, Bulan tumben se-ceria ini.

  Pelita membatin terima kasih ke Dokter Rakha.

  Melihat keadaan kekasihnya yang jauh lebih baik, Pelita berencana untuk mengajaknya nge-date di hari minggu ini.


  Pelita memberhentikan mobilnya di depan rumah Bulan, lalu memencet bel rumah abu itu.

  Tidak berapa lama, terdengar suara derapan kaki dari belakang pintu kayu itu. Sudah ditebak itu pasti manisnya, Pelita tersenyum.

  Tebakannya benar, Bulan membuka pintu dengan jaket jersey biru serta jeans, mencerminkan pakaian Pelita sekarang.

"Bang Aga mana?" tanya Pelita pada Bulan, bila ada abangnya mungkin Pelita akan menyapanya terlebih dahulu. Sopan santun kan.

"Lagi pacaran, ayo." jawab Bulan sambil menggenggam tangan Pelita dan menariknya ke mobil pacarnya.

Bulan terkejap, "Tumben pake mobil."

  Pelita membuka pintu penumpang buat Bulan, "Motornya dipake Kak Bintang, sama sekali-sekali lah kita ngedate pake mobil." 

  Bulan terkekeh dan masuk ke mobil, disusul dengan Pelita yang memutari mobil berjalan ke kursi pengemudi.


  Pelita menyetir dengan alunan lagu yang di setel Bulan, ia menengok ke kiri dan tersenyum.

Bulannya sedang melihat jalan sambil ikut bernyanyi.

"Nanti di mall mau ngapain?" tanya Pelita.

  Bulan menengok ke arah sang pacar, "Nonton film gimana? Aku pengen nonton itu tuh film marvel yang baru."

  Pelita terkekeh dan menatap pacarnya, "Oke, karena nonton lama, sekalian makan malem disana aja ya."

Bulan mengannguk tanda setuju dengan saran kasihnya.

  Tak lama speaker mobil memutar lagu Lucky - Jason Mraz, "Eh, ini lagu kita." Bulan mengerjap.

  Pelita tersenyum hangat merasa deja vu mendengar Bulan ikut bernyanyi pelan mengikuti aliran lagu.




☀️




  Terlihat pasangan kita ini sedang berdebat kecil mengenai siapa yang akan membayar tiket film ini.

  Pelita yang bersikeras membayar karena dia yang mengajak kencan, sementara Bulan bilang dia yang mengajak nonton berarti dia yang bayar.

  Karena antrian yang terdapat di belakang mereka, Pelita akhirnya menyerah dan membiarkan Bulan membayar tiket serta popcorn mereka.

  Selama film mata Bulan mengerjap bulat sempurna membuat Pelita yang di sebelahnya salah fokus. Ia terus memperhatikan Bulan yang bereaksi ke film.

Apa Kabar, Pelita?     (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang