01; Tahun Ajaran Baru

20 9 0
                                    

16 Juli 2018

Gianna menghentikan langkahnya setelah melewati gerbang utama SMA Bima Akasia. Kepalanya diangkat tinggi sehingga gadis itu dapat melihat gedung tinggi tiga tingkat dengan bangunan membentuk huruf U terbalik── gedung yang akan dengan rajin dia datangi setiap pagi dari hari Senin sampai Jum'at (lebih tepatnya suka nggak suka memang harus wajib di datangi).

"Lo ngapain berhenti di tengah jalan? Mau di tabrakin sama orang-orang yang lewat??" Gianna menolehkan kepalanya ke sumber suara, mendapati laki-laki dengan bibir tebal berdiri di samping kirinya.

Arunika Gianna atau lebih akrab di sapa Gia itu menghela napas, "gapapa, gue lagi menyesuaikan mata gue dengan tempat baru." Lalu gadis itu memperhatikan penampilan cowok di sampingnya dengan alis berkerut── merasa ada yang berubah dari laki-laki tersebut.

"Lo ngapain masukin kedua tangan di kantong celana dah? Panuan tangan lo?? Terus kok gua baru sadar kayaknya celana lo kecil banget deh, Yo???"

Sergio Anderson── laki-laki dengan bibir tebal itu mengangkat sebelah bibirnya ke atas, seakan memang sudah menunggu komplainan yang diutarakan perempuan di sampingnya.

"Gimana? Keren nggak gue?? Udah cool belom?" Gianna memandang teman masa kecilnya tanpa ekspresi.

"Kurang-kurangin deh lo nonton sinetron alay," hanya itu yang dilontarkan Gianna pada Sergio, lalu gadis itu melengoskan kepala dan kembali melanjutkan jalannya untuk segera masuk ke dalam gedung.

Sementara Sergio yang di tinggalkan berdecih, dalam hati merutuki temannya yang menurutnya nggak tau fashion sama sekali. Celana yang di kecilkan itu bukannya ciri khas anak SMA ya?? Masa gitu aja Gianna nggak tau sih?!!

Sergio yang lihat punggung sempit Gianna yang semakin menjauh pun memutuskan untuk segera menyusul dengan melakukan langkah kakinya secepat mungkin── berlari sambil meneriaki temannya agar menunggunya, "WOII BONCEELL TUNGGUIN!!"


Gianna terengah-engah setelah menaiki tiga pasang tangga, pasalnya gadis itu bukan hanya capek karena naik tangga, melainkan capek karena mencari-cari dimana kelasnya berada. Dari lantai paling dasar lalu ke lantai 2 kelasnya nggak ketemu, belum lagi dirinya harus melewati lorong koridor yang di isi oleh para kakak kelasnya (sebenarnya bisa aja dia langsung bertanya dimana kelasnya berada, tapi Gianna malu).

Untungnya Sergio berbaik hati mau menemaninya padahal cowok itu sudah menemukan kelasnya (iya, kelas Sergio ada di lantai paling dasar dan itu membuat Gianna iri seketika karena kelas 10 rumpun IPA kelasnya ada di bawah── jangan kaget kalau modelan anak jamet itu masuk jurusan IPA).

"Makanya rajin olahraga kayak gue biar nggak gampang capek." celetuk Sergio yang mengalungkan lengan kanannya pada punggung Gianna, yang di balas dengan delikan lalu toyoran pada pelipis Sergio.

"Bacot!"

Gianna kembali meninggalkan Sergio dengan melangkah ke sisi kiri koridor, sementara cowok yang di tinggal menggerakkan bibirnya mengikuti Gianna namun dengan ekspresi yang dibuat sejelek mungkin, setelah itu Sergio mengambil langkah ke sisi kanan koridor lantai 3. Mata cowok itu menilik dengan serius satu persatu plang yang terpasang di atas pintu kelas dan nggak lama kemudian kedua mata sipit nya dipaksa melebar saat melihat plang dengan tulisan 'Class of 1 IPS 3'

Sergio membalikkan tubuhnya, matanya melihat Gianna yang kini berada di gedung seberang (masih mencari kelasnya), kepala Sergio menggeleng pelan lalu menyugar rambutnya ke belakang, "emang kayaknya di pertemanan ini tuh gue yang paling hoki," Ujarnya percaya diri dengan bibir yang terangkat sebelah.

Sergio melangkah ke depan hingga setengah tubuhnya menempel pada tembok pembatas lantai 3, "GIAAAAA KELAS LO DISINI WEEEEYYYY!!"

Teriakan Sergio yang nyaring tentunya dapat di dengar oleh Gianna yang kini tengah membelalakkan matanya. Tanpa pikir panjang, gadis itu langsung berlari membawa tubuh mungilnya ke tempat Sergio berdiri── dan tentu aja teriakan Sergio selain dapat membuat Gianna tergopoh-gopoh berlari juga membuatnya menjadi tontonan beberapa murid yang berlalu lalang (entah itu kakak kelas ataupun yang seangkatan dengannya), namun cowok itu hanya bodo amat tanpa merasa bersalah.

"Mana── hh, manah kelas gueehhh????" tanya Gianna tanpa babibu setelah berdiri di hadapan teman masa kecilnya. Dengan senyuman yang menurutnya sangat menawan, Sergio mengayunkan telapak tangan kirinya ke kiri, "Taraaaaa── this is your class!"

Mengabaikan senyuman Sergio, Gianna langsung menoleh ke sisi kanannya, kepalanya melongok sedikit ke dalam kelas yang pintunya terbuka; menampilkan beberapa orang yang nanti akan jadi teman sekelasnya.

Melihat temannya yang hanya berdiri, Sergio inisiatif mendorong pelan tubuh Gianna ke depan hingga gadis itu terhenyak dan nyaris limbung kalau aja Sergio nggak sigap menahannya── menarik lengan kiri Gianna hingga gadis itu kembali berdiri tegak dengan jarak berdekatan.

"Sono masuk, ngapain berdiri doang?? Lo tuh kayaknya harus ngilangin kebiasaan berdiri di tengah jalan deh, Ya... Gue nih takutnya kalo nggak ada gue lu berdiri di tengah jalan terus ketabrak motor atau mobil gimaneeeee??" Oceh Sergio dan sedikit memberikan wejangan yang nggak berarti (sebenarnya sangat bermanfaat kalau aja pemilihan kata yang digunakan Sergio tepat).

















"Sorrryyy to disturb your romantic morning, but can you guys step aside a bit? I want to go inside.."

Sergio dan Gianna menoleh serempak saat ada suara yang menginterupsi dan mendapati laki-laki tampan dengan rambut golden brown tengah menatap ke arah mereka berdua dengan alis yang terangkat sebelah.

"Aaa── sorry sorry!" Gianna yang lebih dulu bereaksi, gadis itu segera bergeser hingga tubuhnya semakin mepet dengan Sergio yang mengundang tatapan tajam dari pemuda di depannya. Hanya sebentar, karena setelahnya laki-laki itu langsung melenggang masuk, "thanks."

"Gara-gara lu sih!" Gianna mendelik ke arah Sergio membuat temannya memasang ekspresi yang seakan-akan berkata 'salah gue dimana, nyet??'

"Yaudalah, gue mau masuk. Lo juga turun gih, udah mau setengah 7, ntar dikiranya lo telat lagi." Tanpa membiarkan Sergio menanggapi, Gianna langsung masuk ke kelasnya.





"Dasar cewek, dia yang salah dia juga yang ngomel.. Untung gue tuh lelaki yang sabar dan tampan!" Gumam Sergio seraya beranjak pergi dari depan kelas 10 IPS 3.







 Untung gue tuh lelaki yang sabar dan tampan!" Gumam Sergio seraya beranjak pergi dari depan kelas 10 IPS 3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kebayang nggak sih, tengil nya Sergio melalui Face Claimnya??

Gue tuh berusaha semaksimal mungkin buat bikin sifat tengil yang alami dan nggak terlalu dibuat-buat

FLASHBACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang