03; PEMILU

13 5 1
                                    

Masih di hari yang sama kayak 2
part sebelumnya :D

Suara bel masuk berbunyi kencang ke penjuru sekolah, menandakan bahwa jam pelajaran pertama akan segera di mulai.

Siswa-siswi SMA Bima Akasia, baik yang tingkat satu ataupun tingkat tiga berbondong-bondong masuk ke dalam kelas (ada yang semangat dan tentu aja ada yang ogah-ogahan, dan sepertinya mayoritas ogah-ogahan sih).

Begitu pula dengan murid 10 IPS 3 yang kini telah duduk di kursi masing-masing, menunggu guru yang akan masuk ke kelas mereka. Entah karena masih hari pertama atau gimana, kelas ini sangat sunyi karena nggak ada obrolan yang terdengar. Mungkin hanya ada sayup-sayup suara dua laki-laki yang entah tengah mengoceh apa, keduanya saat ini duduk tepat di belakang Gianna dan teman sebangku nya.







"Pagii anak-anak!!"

Sapaan hangat terdengar memenuhi ruangan kelas 10 IPS 3 yang dibarengi dengan masuknya sosok pria tampan dengan postur tubuh yang tinggi. Kaki jenjangnya dibalut oleh celana bahan berwarna hitam sementara tubuh bagian atasnya di tutupi oleh sebuah kemeja putih dan dilapisi oleh jas dengan warna yang senada dengan celana bahannya.

"PAGII, PAK!!" Jawab seluruh anak kelas 10 IPS 3 kompak.

"Baiklah, untuk mempersingkat waktu pertama-tama saya ingin mengucapkan selamat untuk kalian semua yang saat ini telah resmi menjadi bagian dari SMA Bima Akasia!!" Ujar guru laki-laki tersebut bertepuk tangan yang disambut hangat oleh semua murid IPS 3 yang kini ikut bertepuk tangan dengan semangat── OH YA, Jangan lupakan lesung pipit yang terukir indah di pipi guru tersebut ketika beliau tersenyum barusan.

"Anddd, let me introduce myself to all of you," guru itu mengambil sebuah spidol yang memang telah tersedia di atas meja guru, lalu menuliskan sesuatu di atas papan tulis putih yang masih bersih tanpa noda, "Perkenalkan, nama saya Le-o-nard A-lex-an-dry. You all can call me Pak Leo or Pak Leon, it's up to you all. Ah── i'm 28 years old, by the way... " Pak Leo menaruh spidolnya kembali pada tempatnya, lalu guru itu pun duduk di kursinya. Mengambil daftar absensi murid lalu dibaca dengan seksama nama semua murid 10 IPS 3 yang akan ia walikan selama satu tahun ke depan.

"Oh ya! Ada satu fakta menarik buat kalian semua," Pak Leo menggantung ucapannya dengan menampilkan senyuman tipisnya. Membuat beberapa anak didiknya mengerutkan kening menunggu kalimat selanjutnya yang akan guru itu katakan.

"Saya mengajar mata pelajaran Matematika yang dikhususkan untuk seluruh murid kelas 10 di rumpun sosial. Dan saya juga yang akan menjadi wali kelas untuk kalian semuaaaa."

Suara teriakan senang dan mengeluh tercampur menjadi satu. Gianna nggak ikut berteriak heboh seperti teman sebangku nya, gadis itu hanya tersenyum dengan menepuk kedua tangannya.

"Baik──karena kalian udah kenal saya siapa, nggak adil dong kalau saya nggak nggak kenal juga sama kalian semua. So, i will attend to all of you and recognize your faces one by one.."

"Tuh guru blasteran apa gimana dah? Ngomong nya nyampur-nyampur gituu kayak anak jaksel!"

Gianna melirik perempuan di sebelah kanannya yang barusan mendumel pelan, tapi tetap memuja wajah tampan wali kelasnya itu.

"Adnan Adhiputra," Pak Leo mulai mengabsen yang sepertinya urutan itu akan menjadi nomor absensi mereka semua.

"Saya, Pak!" Sahut laki-laki yang duduk di posisi di barisan depan banjar ketiga (kalian ngerti kan maksudnya? Meskipun dibilang teman sebangku, tapi mejanya tetap misah gitu. Jadi tiap murid punya meja sendiri. Kalo masih nggak ngerti nanti dibawah di kasih foto ilustrasi nya)

FLASHBACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang