AUTHOR POV
Beberapa waktu yang lalu, telah terjadi pertemuan di antara salah seorang manusia dan hantu yang secara tidak di sengaja. Pertemuan itu juga membuat manusia dan hantu itu saling berbicara satu sama lain bahkan pergi bersama untuk membeli makanan. Sekitar satu jam lamanya, dua gadis dengan status berbeda alam itu kemudian terlihat pulang bersama dan mulai memasuki wilayah jalan khusus pesepeda. Sebagai hantu yang bisa menghilang dari tempat ke tempat lainnya, Jinny tiba-tiba teringat dengan hal itu karena Dita sedang mengantarnya pulang.
"Dita, aku baru menyadari sesuatu."
"Menyadari apa?"
"Mengapa kau repot-repot mengantarku pulang?"
"Aku mengajakmu untuk menemaniku ke pasar, tentunya aku harus mengantarmu pulang."
"Masalahnya aku baru ingat bahwa aku bisa kembali dengan cara menghilang." Seketika Dita menekan rem sepedanya dan berhenti sejenak.
"Tunggu, kau bisa menghilang?" Tanya Dita dengan kepolosannya.
"Aku seorang hantu, tentu saja aku bisa berpindah tempat dengan cara menghilang. Dan sekarang aku malah merepotkanmu karena kau harus mengantarku pulang." Dita kemudian terdiam hingga sebuah tawa pun keluar dari mulutnya.
"Benar juga, hantu bisa menghilang hehehe. Tapi aku ingin mengantarmu pulang, kau tidak boleh menolak." Dita kembali mengayuh sepedanya sementara Jinny hanya tersenyum senang dengan kebaikan Dita padanya.
Selang beberapa menit kemudian, keduanya akhirnya tiba di lokasi sebelumnya. Jinny bergegas turun dari sepeda lalu dia berdiri di samping Dita.
"Terimakasih sudah membawaku pergi berjalan-jalan. Kini rasanya aku mempunyai teman, walau kita baru mengenal dalam hitungan jam hehehe." Dita tersenyum dengan bangga.
"Sama-sama. Oh ya, jika kau bisa bersentuhan denganku apa kau bisa makan juga?" Jinny tampak berpikir.
"I don’t know." Dita kemudian iseng dengan menyodorkan sepotong roti.
"Mau mencobanya? Barangkali hantu juga bisa makan hahaha."
"Kau ini..." Dita tertawa dengan polosnya lalu meminta Jinny untuk membuka mulutnya dan menyuapinya.
"Lihatlah, kau benar-benar memakan rotinya." Dita tampak kagum dan merasa terhibur dengan hantu yang langka seperti Jinny. Namun selang beberapa saat, roti yang di makan Jinny tiba-tiba jatuh ke tanah dan menjadi tanda tanya besar untuk Dita.
"Wait, mengapa rotinya bisa jatuh ke tanah?" Reaksi lucu yang di perlihatkan Dita karena rotinya tetap utuh pun memancing tawa Jinny.
"Sudah jelas karena aku hantu. Walau aku bisa makan, nyatanya roti yang kau berikan tidak benar-benar masuk ke dalam perutku." Dita pun kembali tertawa dan mendadak merasa bersalah karena mengerjai seorang hantu.
"Maafkan aku, seharusnya aku tidak iseng padamu."
"Ya kau jadi membuang makanan." Dita hanya terkekeh lalu dia memutar balik sepedanya untuk pulang.
"Jinny, aku akan pulang sekarang."
"Okay, sekali lagi terimakasih atas waktu yang sudah kau luangkan untukku. Walau pertemuan kita cukup singkat, itu sangat berarti bagiku dan aku sangat bahagia dengan hal itu hehehe." Senyuman cerita begitu jelas di wajah Jinny dan hal itu seakan mendorong Dita untuk menemui Jinny lagi dan mengajaknya bermain.
"Kau memang terlihat bahagia. Kemari sebentar." Dita meminta Jinny untuk mendekat, setelah itu Dita memberikan belaian lembut di kepala Jinny.
"Aku berjanji akan menemuimu lagi dan tidak akan membiarkanmu kesepian lagi jadi, see you tomorrow." Dita memberikan kedipan mata setelah itu dia mengayuh sepedanya dan meninggalkan Jinny yang sedang tersenyum idiot sekarang.