AUTHOR POV
Rasa lelah akibat bersepeda cukup lama membuat Dita dan kekasihnya bergegas pulang. Dalam perjalanan, Minji terlihat pergi ke suatu tempat sedangkan Dita langsung pulang ke rumahnya. Tanpa di ketahui oleh Minji, rupanya Jinny menumpang di sepedanya dan sengaja mengikutinya. Kecurigaanya terhadap Minji membuat Jinny benar-benar nekad mengikutinya. Hingga pada akhirnya, Minji menghentikan sepedanya di depan gadis yang sudah menunggunya di depan rumah.
"Good morning!" Sapa Minji dengan aegyo khasnya lalu turun dari sepedanya.
"Apa yang membuatmu begitu lama?" Tanya gadis itu sembari cemberut.
"Saat menuju kemari, ban sepedaku malah kempes. Akhirnya aku berputar balik dan memeperbaiki ban sepedaku di bengkel hehehe." Gadis itu hanya mengangguk mengerti, sedangkan Jinny yang berada di antara mereka terlihat menyilangkan kedua tangannya.
"Jelas-jelas sepedamu baik-baik saja karena sepanjang perjalanan aku menumpang di sepedamu." Celetuk Jinny namun sayang mereka tidak bisa mendengarnya.
"Oh ya, aku tidak lupa membeli makanan kesukaanmu. Aku tebak kau pasti belum sarapan karena menungguku hehehe." Minji menunjukan sekantong makanan di tangannya dan gadis itu terlihat berbinar.
"Yaaay... Kau memang perhatian sayang." Jinny mulai mengerutkan keningnya.
"Sayang? Woah, apa kecurigaanku benar?" Begitu mengatakan kalimat itu, Jinny di buat terkejut karena Minji dan gadis itu baru saja berciuman di hadapannya.
"What the..." Jinny merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja di lihatnya.
"Yah ini mengejutkan. Bagaimana mungkin kecurigaanku benar-benar tepat sasaran? Gadis ini benar-benar berselingkuh di belakang Dita?" Jinny mulai marah dan merasa ingin mencaci maki kedua gadis itu. Namun akan percuma karena mereka tidak akan bisa mendengar caci makinya. Hingga tidak lama Jinny melihat kedua gadis itu masuk ke dalam rumah dengan bergandengan tangan.
"Tega-teganya dia mempermainkan gadis sebaik dirimu Dita, ahhh... Sumpah aku tidak bisa menerima hal ini." Tanpa pikir panjang, Jinny langsung menghilang dari tempat itu dan berencana untuk memberitahu Dita secepatnya.
Di sisi lain, Dita saat ini terlihat duduk di kursi depan rumahnya dengan sesekali melihat ke arah jalan. Sepulang bersepeda, Dita di landa kebingungan karena Jinny tidak ada di rumahnya saat ini. Dita bahkan sengaja menunggunya hingga akhirnya Jinny muncul secara tiba-tiba di hadapannya.
"Dari mana kau?"
"Pergi menyusulmu."
"Menyusulku bersepeda? Tapi aku tidak melihatmu di sana."
"Itu karena kau terlalu fokus dengan kekasihmu. Padahal aku ada di sana dan melihatmu melewatiku begitu saja." Jinny berpura-pura cemberut sementara Dita malah terkekeh.
"Maaf, namanya juga pasangan yang sedang di mabuk asmara, aku jadi tidak fokus ke sekitar hehehe." Jinny hanya mendesah lalu menarik kursi dan duduk di hadapan Dita.
"Dita, ada yang ingin aku katakan padamu dan ini hal penting."
"Tentang apa? Katakan saja." Jinny menarik napasnya sejenak.
"Tapi sebelum memberitahu hal ini, aku ingin tau apa kau benar-benar tau prilaku Minji di belakangmu?" Kerutan pun muncul di kening Dita.
"Mengapa tiba-tiba penasaran dengan hal itu?"
"Aku hanya bertanya dan tolong jawab saja, aku ingin tau." Dita pun terkekeh.
"Jika yang kau tanyakan seperti apa prilaku Minji di belakangku, aku tidak yakin untuk menjawabnya karena aku tidak melihatnya secara langsung. Dan yang aku tau hanya seperti apa saat dia di hadapanku saja."