AUTHOR POV
Hari sudah memasuki jam sore dan langit perlahan mulai terlihat gelap. Kebosanan akan sendirian di rumah membuat Jinny merasa tidak sabar menanti pulangnya Dita dan dia terlihat siaga di depan rumah. Bahkan Jinny sudah menunggu Dita sejak tadi siang dan hingga kini Dita tidak kunjung pulang juga. Sampai pada akhirnya, Jinny pun melihat Dita dari kejauhan dengan di temani gadis yang menjemputnya tadi pagi.
"Aigoo... Gadis itu mengganggu saja." Jinny bergegas masuk ke dalam rumah dan mencoba mengintip melalui kaca jendela. Sementara Dita dan Minji kini sudah tiba di halaman rumah.
"Akhirnya sampai juga. Mau bersantai sejenak di rumahku?" Tanya Dita.
"Mungkin lain kali, aku harus segera pulang karena langit mulai terlihat gelap hehehe."
"Alright." Minji bersiap untuk pergi dan tidak lupa menatap Dita sejenak seolah meminta sesuatu.
"Kau melupakan sesuatu?" Tanya Minji dengan tatapan menggodanya dan Dita langsung tersenyum mengerti.
"Okay, kemarilah." Minji mendekat lalu Dita memberikan ciuman manis di pipinya. Di balik jendela, Jinny yang menyaksikan hal tersebut seakan mulai terbakar dengan api cemburu sekarang.
"Tidak seharusnya aku melihat hal ini." Dengan cemberut Jinny langsung menjauh dari jendela, sementara dua gadis yang sedang di mabuk cinta kini terlihat saling tersenyum dengan malu-malu.
"Aku akan pulang sekarang."
"Okay, jangan nakal saat di jalan." Minji terkekeh.
"Tenang saja. Sampai jumpa besok." Minji pun akhirnya meninggalkan Dita lalu Dita bergegas masuk ke rumahnya. Begitu masuk ke dalam rumahnya, Dita mengeluarkan tawa kecilnya karena Jinny menyambutnya dengan memperlihatkan bibir cemberutnya.
"Kenapa cemberut?"
"Menurutmu?" Dita mengerutkan keningnya.
"Apa kau kesal karena aku pulang terlalu sore?"
"Aku tidak kesal karena itu, aku hanya kesal karena tidak sengaja melihatmu mencium gadis itu." Dita teridam sesaat lalu mengeluarkan tawanya.
"Astaga, aku jadi malu."
"Bukankah kalian tidak berpacaran?" Dita mendadak tersenyum idiot.
"Kami sudah berpacaran." Jinny melebarkan matanya.
"Kidding me?"
"Aku serius dan hubungan kami berdua akhirnya telah di resmikan tadi pagi hehehe." Raut kekecewaan tampak jelas di wajah Jinny.
"Ah begitu rupanya." Jinny langsung meninggalkan Dita dengan lesu.
"Mengapa dia terlihat kecewa? Apa aku melakukan kesalahan?" Dita mulai di landa kebingungan dan bergegas menghampiri Jinny ke kamarnya.
"Jinny, apa aku mengecewakanmu?"
"Kau tidak mengecewakanku, kau hanya membuatku kesal." Dita akhirnya tersenyum idiot dan mendekati Jinny hingga membuat Jinny terpaksa melangkah mundur.
"W-what are you doing?" Jinny mulai di landa kegugupan hingga punggungnya menyentuh tembok. Dita pun sengaja menjebaknya dengan mencengkram lembut bahunya.
"Yah asal kau tau, sejak tadi pagi sikapmu menjadi sangat aneh." Jinny sedikit mendesah.
"I know."
"Kau bilang kesal padaku tadi. Kau kesal atau cemburu huh?" Goda Dita.
"M-mungkin... Keduanya?"
"Jadi kau kesal padaku karena cemburu terhadap Minji?" Dengan malu-malu Jinny menjawabnya dengan anggukan kepala.