04

2K 227 11
                                    

Sasuke pulang ke rumah larut malam, Chiro pasti sudah tidur di kamarnya. Bibi Chiyo tidak tinggal bersama mereka, karena masih ada cucu yang harus diurus olehnya. Tadi Sasuke sudah memberi pesan pada bibi Chiyo bahwa dia akan pulang larut malam dan meminta bibi Chiyo menemani Chiro hingga tertidur.

Setelah menyimpan sepatu di tempatnya, Sasuke berjalan lagi. Arah matanya menangkap sosok Sakura yang tertidur di sofa ruang keluarga, seolah Sakura memang sedang menunggunya pulang. Sasuke memperhatikan Sakura, perasaannya menghangat tanpa bisa dihindari. Tatapan mata Sasuke tidak dapat terbaca. Sasuke lalu naik ke lantai atas menuju kamarnya, membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaian.

Setelah selesai dengan aktivitas biasa selepas bekerja, Sasuke menuju kamar putrinya. Senyumnya terbit saat melihat Chiro tertidur nyenyak dalam balutan selimut. Sasuke memandangi Chiro selama beberapa menit, lalu mengecup dan mengusap pucuk kepala Chiro. Terkadang Sasuke merasa bersalah tidak bisa full menemani Chiro, ia sangat sibuk di rumah sakit.

Sasuke membawa sebuah selimut turun ke lantai bawah menuju ruang keluarga yang di mana terdapat Sakura yang sudah tertidur. Lalu Sasuke menyelimuti tubuh Sakura dan membetulkan posisi kepala Sakura.

Arah mata Sasuke melihat ke atas meja yang terdapat amplop coklat. Sasuke duduk di samping tubuh Sakura seraya mengambil amplop itu dan membuka amplop itu untuk melihat isinya.

Surat perceraian.

Sasuke melirik Sakura, ternyata Sakura sengaja menunggunya untuk membahas perceraian mereka. Sebenarnya Sasuke merasa sangat berdosa mempermainkan pernikahan yang seharusnya begitu sakral. Tapi Sasuke juga tidak bisa mempertahankan sesuatu yang tidak membahagiakan mereka. Baik Sakura, maupun dirinya dan Chiro. Tampaknya tidak ada yang bahagia karena pernikahan ini.

Sasuke memasukkan kembali surat perceraian ke dalam amplop dan menyimpan kembali di atas meja. Ia akan membahasnya besok saja. Ia juga kelelahan dan butuh istirahat sebelum besok kembali sibuk.

MIS

Sakura terusik dari tidurnya. Matanya mengerjap perlahan menyesuaikan cahaya sekitarnya. Sekilas Sakura mendengar suara percakapan Sasuke dan Sarada.

"Chiro sekarang di antar sopir dulu. Maaf, papa tidak bisa mengantar Chiro karena harus ke rumah sakit. Papa juga tidak bisa pulang cepat, nanti papa pulang malam. Jadi Chiro tidak perlu menunggu papa, ya sayang?" ucap Sasuke memberi penjelasan pada Chiro dengan mengusap pucuk kepala Chiro.

Chiro tampak murung, namun tetap mengangguk karena ia mengerti pekerjaan papanya.

"Iya, papa." Balas Chiro memaksakan senyumnya.

Sasuke lalu berlutut dan memeluk Chiro. Sakura yang teringat surat perceraian, buru-buru bangun dan berlari ke arah Sasuke yang tengah memeluk putranya.

"Sasuke.., aku harus bicara denganmu." Ucap Sakura dengan memegang amplop coklat.

Sasuke melepaskan pelukan Chiro, lalu menoleh ke arah Sakura dan menatap amplop yang berada di tangan Sakura.

"Saya harus cepat ke rumah sakit, nanti saja setelah saya pulang." Balas Sasuke dengan ekspresi wajah datar.

"Tapi.., mulai malam ini aku akan tinggal di hotel. Serius deh, sebentar saja. Ini penting di bicarakan." Bujuk Sakura, agar mereka cepat-cepat terlepas dari ikatan pernikahan.

Pandangan Sasuke berubah menajam, ia benar-benar harus segera ke rumah sakit karena pasiennya kembali kritis.

"Nanti!" Sasuke menekankan perkataannya, lalu pergi keluar meninggalkan Sakura yang hendak mengejarnya.

Menjadi Ibu Sambung 《PDF》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang