08

2.4K 197 16
                                    

Sakura terdiam memikirkan perkataan Sasuke, ia juga yakin kedua orang tuanya akan sangat kecewa mendengar perceraian mereka, apalagi jika tahu mereka bercerai beberapa hari setelah menikah.

"Baiklah, aku setuju menunggu beberapa bulan untuk perceraian." Ucap Sakura menyetujui. Mungkin setelah beberapa bulan, mereka bisa menggunakan alasan tidak cocok untuk bercerai.

"Saya harus ke rumah sakit sekarang. Kalau ada apa-apa kamu bisa menelepon saya." Pamit Sasuke seraya berdiri.

Sasuke menyadari Sakura sedikit demi sedikit berubah, yang biasanya menatapnya penuh benci dan sinis, kini tidak seperti itu lagi. Sepertinya Sakura mulai memperbaiki sikapnya, walaupun Sasuke yakin keinginan Sakura untuk bercerai masih ada.

MIS

Seharian penuh Sakura beristirahat demi memulihkan tubuhnya. Keesokan paginya Sakura bersiap-siap untuk berkuliah lagi, mau tidak mau ia harus bertemu Gaara. Ponsel Sakura berbunyi, membuat Sakura melihat ke layar ponselnya yang menampilkan panggilan telepon dari Sasuke. Walaupun rasanya aneh mendapat telepon dari Sasuke di pagi hari. Namun, Sakura segera mengangkatnya dan menempelkan ponselnya ke telinganya seraya berjalan menuju basement hotel.

"Kenapa Sasuke?" Sakura langsung bertanya, ia sedikit gugup mengingat sudah pernah bercinta dengan Sasuke.

"Tante, ini Chiro. Tante, Chiro mau bermain bersama tante. Apa tante mau?"

Suara Chiro mengejutkan Sakura, Sakura menghentikan langkah kakinya dengan tegang karena Chiro meneleponnya menggunakan ponsel papanya.

"Chiro, kenapa pakai nomor papa? Nanti ketahuan papa, tante sudah bilang jangan sampai papa tahu tentang kita, ya." Balas Sakura khawatir. Sakura merasa gengsi jika Sasuke tahu dirinya mulai berperilaku baik pada Chiro.

"Karena Chiro tidak punya nomor tante, papa sedang mandi, tante tenang saja. Nanti Chiro berikan nomor tante pada sopir Chiro. Chiro ingin pulang sekolah nanti di jemput tante. Boleh, tante?" pinta Chiro.

Sakura bisa mendengar nada berharap dari Chiro hingga membuatnya tidak tega.

"Baiklah. Nanti pulang sekolah tante jemput, tapi jangan bilang pada papa, suruh sopir Chiro tutup mulut juga ya." Balas Sakura menyanggupi, setidaknya  dengan menjemput Chiro untuk bermain bisa menebus kesalahannya yang berperilaku buruk pada Sarada.

"Yeay! Terima kasih, tante. Chiro sayang, tante." Ucap Chiro dengan riang.

Deg!

Chiro sayang, tante?

Tampaknya Chiro memang sudah menerimanya. Tetapi, Sakura masih ingin bercerai. Sakura tidak masalah menjadi teman Chiro, ia tidak mau menjadi ibu Chiro. Sakura belum siap menjadi ibu untuk sekarang. Sakura masih ingin menyelesaikan pendidikannya.

MIS

Sakura berjalan cepat melewati Gaara yang sengaja menunggunya. Melihat Sakura melewatinya begitu saja, Gaara segera menyusul dan berjalan di sebelah Sakura.

"Sakura-"

"Aku tidak mau berbicara denganmu lagi!" sentak Sakura dengan memberikan tatapan tajam menusuk pada Gaara. Sakura sangat kecewa.

"Apa benar pria semalam suamimu?" tanya Gaara penasaran dengan menahan diri dari kemarahannya. Gaara mengincar Sakura sudah lama, dan pria itu yang mendapatkan Sakura.

Untuk sesaat Sakura terpaku, sepertinya Sasuke mengaku sendiri sebagai suaminya. Berarti lebam di wajah Gaara adalah hasil perbuatan Sasuke.

Sakura membisu, mempercepat langkahnya, tidak berniat membalas ucapan Gaara sedikitpun. Sakura menjadi takut berdekatan dengan Gaara, takut Gaara akan nekad melakukan sesuatu seperti malam itu memasukan obat ke dalam minumannya. Sakura merasa harus menghindari Gaara mulai saat ini, ia tidak mau kejadian malam itu terulang. Takutnya jika terulang untuk kedua kalinya, Gaara akan berhasil. Dan Sakura tidak mau itu terjadi!

Menjadi Ibu Sambung 《PDF》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang