Bagian 2

13 2 0
                                    

_______🌻🌻🌻________
ℏᾰ℘℘ʏ Իḙᾰժ!ℵ❡♡
_____________________

Di sepanjang koridor Kyra banyak tersenyum. Beberapa kaum adam terlihat gemas dengan gadis itu. Namun, setelah melihat raut datar Ashraf yang berjalan di belakang Kyra membuat para kaum adam tersebut mundur tanpa diminta. Banyak yang menyukai Kyra, tapi tidak ada satupun yang berhasil mengungkapkan perasaannya. Mereka tidak mau berurusan dengan Ashraf maupun Bagas. Sebab bila sudah berhubungan dengan Kyra kedua laki-laki itu tidak akan segan untuk mengusir mereka secara paksa.

"Ra," panggil Ashraf pelan. Ia Berdehem seraya menatap satu objek yang menganggu penglihatannya sejak tadi.

Bukannya merespon, Kyra tetap berjalan lurus. Ia menatap ponsel sembari tersenyum ketika melihat suaminya yang di Korea baru saja update instagram. Dalam hati Kyra berteriak kegirangan. Suami beda negaranya sangat lucu. Ingin sekali ia menculik oppa-nya itu.

"Ra," panggil Ashraf lagi. Merasa tidak mendapat respon ia mempercepat langkahnya lalu menarik lengan Kyra.

"Berhenti dulu." Ashraf menatap Kyra lembut. Beberapa detik setelahnya ia berjongkok, membenarkan tali sepatu Kyra yang terlepas.

"Bilang dong dari tadi kalau tali sepatu Kyra lepas," dumel Kyra. Bukannya tersipu atau berdebar gadis itu justru sebal karena baginya Ashraf telah merusak momen membahagiakan saat mengagumi idol-idol kesayangannya.

"Diem dulu," balas Ashraf dengan tatapan fokus membenarkan tali sepatu.

Setelah selesai dengan urusan tali sepatu, Ashraf berdiri dan menyentil kening Kyra pelan. "Kalau nggak dibenerin nanti lo jatuh nginjek tali sepatu lo sendiri."

"Aish sakit! Tapi kalau Kyra jatuh, kan, nanti Ashraf yang nolongin." Gadis bernama belakang Yunita itu tertawa kecil.

Ashraf menghela napas. Ia melangkah meninggalkan Kyra. Tatapannya datar dengan satu tangan masuk ke saku. Beberapa siswi mencuri-curi pandang ke arahnya. Terpesona oleh ketampanan seorang Ashraf. Mungkin hanya Kyra saja yang tidak terpesona oleh ketampanan dua sahabatnya di saat gadis-gadis lain sudah berteriak-teriak heboh menyaksikan ketampanan dua laki-laki itu.

"Ashraf!" teriak Kyra. Ia menggandeng lengan Ashraf dan memamerkan gigi rapinya. "Makasihhh Araf udah benerin tali sepatu Baby Willa. Jangan marah, ya," lanjutnya.

"Tadi Kyra cuma bercanda kok. Araf-nya Baby Willa jangan marah nanti Kyra diculik sama Agas loh," ucap Kyra dengan ekspresi menggemaskan.

Mati-matian Ashraf menahan diri agar tidak menarik Kyra ke dalam dekapannya mengingat mereka masih berada di sekolah. Jujur saat Kyra bersikap lucu seperti ini Ashraf paling tidak tahan. Ingin sekali ia mencubiti pipi gembul gadis itu saking gemasnya.

"Araf?"

Memberhentikan langkahnya, Ashraf menatap Kyra teduh. "Hm?"

"Tau nggak kalau Kyra itu lucu?"

"Tau. Terus?"

"Cieee Ashraf ngakuin kalau Kyra lucu."

Kembali menyentil kening Kyra, Ashraf tertawa kecil. Hanya dengan gadis ini ia bisa terang-terangan menunjukkan senyumnya. Bersama Kyra dan Bagas, dua sahabatnya Ashraf bisa tertawa lepas tanpa beban.

"Baby Willa! Agas diduain, nih?" Bagas tiba-tiba sudah berdiri di samping Ashraf. Bibirnya dimajukan, menunjukkan ekspresi sok lucu.

"Bagas mau Kyra nomor satuin?" tanya Kyra merespon Bagas.

Bagas mengangguk antusias.

"Mohon jangan berharap, ya. Buat Kyra yang nomor satu tetep Mas ganteng Seokjin." Kyra tersenyum senang. Ia memamerkan foto menggemaskan Seokjin pada Bagas.

"Hish cintai produk lokal dong. Kalau ada Bagas di sini kenapa harus Seokjin?"

Ashraf berdehem keras.

"Kenapa lo? Keselek kodok?" tanya Bagas pada Ashraf.

"Bukan Bagas," sahut Kyra.

"Bukan apa?"

"Ashraf bukan keselek kodok?"

"Terus?"

"Keselek angkong."

****

"I wanna dance, the music's got me going ain't nothing that can stop how we move, yeah," nyanyi Kyra. Ia berjalan menuruni tangga sambil menyanyikan lagu permission to dance yang dipopulerkan oleh BTS. Ia merasa seperti seorang penyanyi yang sedang disoroti oleh lampu panggung saat berjalan anggun menuruni tangga.

"Ra stop dulu halu-nya. Sini gue suapin apel," ujar Bagas. Ia menatap Kyra dengan tangan membawa piring berisi apel.

"Ih, Bagas ganggu banget, sih!"

"Mau apel nggak?" tanya Bagas. Ia memperlihatkan cara memakan apel yang dibuat-dibuat agar Kyra tergoda untuk memakan buah itu.

"Mau, tapi disuapin Ashraf," balas Kyra.

Bagas menatap Kyra kesal. Ada hasrat ingin membuang gadis itu ke kolong jembatan. Untung Bagas sayang sama Kyra hingga niatnya tidak mungkin ia jadikan kenyataan.

"Si monyet lagi ada urusan, Ra. Sama gue aja, sini." Bagas melambai membuat Kyra memutar bola matanya malas. Namun, tak urung gadis itu tetap mendekat pada Bagas.

"Ayo Baby Willa aaaa."

Kyra menerima satu potongan apel lalu mengunyahnya perlahan. Ia menatap Bagas yang tersenyum ke arahnya. Mereka saling bertatapan dengan Kyra yang keheranan saat memikirkan banyaknya gadis yang menyukai laki-laki ini. Pikir Kyra Bagas itu jelek dan biasa saja, tapi mengapa banyak sekali gadis tergila-gila dengan sahabat pantat sapinya itu?

"Bagas coba tebak, deh pas Kyra natap Bagas gini kira-kira apa yang Kyra pikirin?"

"Ehm mungkin lo mikir kalau gue itu ganteng banget sampai lo terpesona terus pengin gue nikahin." Bagas tersenyum lebar. Kepercayaan dirinya kembali hadir hingga melewati batas samudra pasifik.

"Pede banget, sih jadi orang. Kyra itu mikirnya Bagas jelek banget, sangat mirip sama pantat sapi!"

"Jahatnya sahabatku ini. Ingin sekali diriku menampolmu."

"Nih tampol aja." Kyra menunjukkan pipinya.

Bukannya kena tampolan Kyra malah mendapat pelukan hangat. Di saat Bagas gemas dengan gadis itu pasti Bagas langsung membawa Kyra ke pelukannya.

"Baby Willa gemesin. Jadi pengin nikahin sekarang."

Kyra terkekeh. Ia balas memeluk Bagas. "KUA tutup kalau sekarang," katanya merespon candaan Bagas.

"Ya udah besok aja gimana?"

"Besok kita, kan, sekolah."

"Ya udah kita bolos aja biar bisa nikah." Bagas tertawa. Ia menghirup wangi sampo Kyra yang menjadi candunya. Jujur menikahi gadis ini bukan hanya sekedar gurauannya saja, tapi memang keinginannya di masa depan nanti.

"Ish Bagas ngajarin Kyra bolos. Nggak bener! Nanti Kyra laporin ke Ashraf loh."

Mendengar nama Ashraf disebut membuat Bagas sadar bahwa masih ada Ashraf di antara mereka. Ia melunturkan senyumnya. Sejak dulu sampai detik ini mereka bersahabat baik. Mereka bertiga, Ashraf, Kyra, dan dirinya. Selalu berjanji akan terus bersama sampai tua dengan tidak melibatkan perasaan satu sama lain. Namun, Bagas tidak bisa. Ia menyayangi Kyra, bukan sebagai sahabat lagi. Rasa itu tiba-tiba saja hadir. Tidak bisa dipungkiri Bagas memang mencintai Kyra, sahabatnya sendiri.

"Bagas?"

"Bagas?"

"Ih, Agas!" Kyra menaikkan nada bicaranya. Sedikit lebih keras membuat Bagas tersadar dari lamunannya.

"Kenapa hm? Baby Willa mau berak?"

т✺ ♭ḙ ℵт!ℵṳḙժ

About KyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang