3. tekanan batin

2.1K 215 5
                                    

Pelajaran geografi dua jam tanpa gue satu jam. Selama satu jam itu, mereka hanya ribut sesuka hati. 

"Ankaa, anterin ke wc" Pinta Raka menghampiri Ankaa. Ankaa yang sedang scroll ponsel langsung mendongak dan berdiri. 

"Ayok" Ucap Ankaa, lalu mereka berdua jalan keluar kelar menuju toilet.

Disisi lain, Aylin yang sedang memperhatikan Raka dan Ankaa itupun membatin disertai mata yang disipitkan.

‘mau kemana mereka’  

‘oh…ke wc

Setelah hampir tiga puluh menit, mereka baru kembali dari toilet. Aylin yang melihat kembalinya dua makhluk itu pun curiga. Pasalnya, mereka kembali dengan keadaan baju Raka yang berantakan. Aylin terkejut, karena Raka tipe cowok yang rapi, tidak seperti Ankaa yang berantakan.

Setelah mereka berdua duduk, diamati lagi oleh Aylin lebih teliti. Aylin kembali terkejut saat melihat bekas remasan di baju Raka bagian punggung. Di dalam situasi seperti ini, Aylin sudah hampir gila jiwanya. Ia sudah berpikiran yang iya iya soal mereka berdua. Aylin pun hanya bisa berteriak dalam hati.

‘mereka habis ngapain woi!! Di wc tiga puluh menit! Balik-balik, begini bentukannya!!’

Bel istirahat berbunyi, Aylin dan teman-temannya berjalan beriringan menuju kantin. Begitu juga dengan Raka, Ankaa dan Dio. Beberapa menit sebelum istirahat berakhir. Satu kelas berganti pakaian olahraga, karena setelah ini jamnya olahraga. Tak lama setelah semua berganti pakaian, belum juga bel masuk berbunyi guru olahraga sudah masuk ke kelas. 

"Hari ini kita di dalam kelas saja. Kita koreksi ulangan minggu lalu"

"Baik, yang sudah dihitung hasilnya silahkan ke depan laporan" Lanjut sang guru setelah selesai menuliskan jawaban yang benar di papan tulis. 

Aylin maju ke depan bersamaan dengan Hair dan Abra, serta beberapa teman lainnya. Aylin berdiri di sisi kiri meja guru. Sementara Hair dan Abra, berdiri di sisi kanan meja guru. Jadi mereka berhadapan. 

"Udah ah kamu aja yang disini" Ujar Abra sedikit berbisik. Saat hendak kembali ke tempat duduk, tangan Abra di tahan oleh Hair. 

"Jangan gitu dong" Saur Hair sambil menarik tangan Abra dan disuruhnya berdiri di depannya. Lalu dilingkarkannya tangan Hair ke pinggang Abra dari belakang. 

Sementara Aylin yang melihat kejadian langka itu berteriak dalam hati. Rasanya ia ingin pingsan tapi mubazir jika melewatkan kejadian langka seperti ini. 

‘apa apaan tuh, sopan kah kalian seperti itu di depan saya dan guru’

fiks mereka pacaran! ‘

‘aaaaaaa!’ teriaknya heboh dalam hati. Sangat-sangat tertekan, karena nggak bisa teriak secara langsung. Sampai jam pelajaran berganti pun Aylin masih saja terngiang ngiang soal kejadian tadi. 

"Eh, habis ini jadi perbaikan Nilai kan? " Tanya Lisa pada Aylin, Monik dan Alma. 

"Iya, jadi kok" Balas Alma sambil menoleh ke belakang. 

 Bel pulang sekolah berbunyi. Sebagian kelas kosong dan sebagian lagi masih ada beberapa anak yang mungkin masih ada urursan. Seperti Aylin dkk serta Hair dan Abra, mereka berdua sedang mengobrol di pojok kelas. Aylin yang sedang mendengarkan obrolan teman-temannya itu pun curiga saat melihat dua makhluk itu masih berada di dalam kelas. 

‘ngapain lagi mereka, sangat mencurigakan. Belum puaskah mereka membuat batin ini tertekan akan tingkahnya tadi’

‘mana mepet-mepet di pojokan lagi’  gerutunya dalam hati sambil melihat sekilas dengan mata disipitkan. 

moonlight start || BL (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang