CHAPTER 6

2 0 0
                                    

⚠️WARNING⚠️

Cerita ini 100% murni dari pikiranku.
Dilarang melakukan hal-hal yang berkaitan dengan plagiat!

Aku dengan tegas bilang,

"Dilarang men- copy atau memplagiat cerita ini!"

Hargai penulis yang sudah susah payah untuk membuat sebuah cerita.

Terimakasih.

• Selamat Membaca •

•••


Berhubung jadwal syuting Raya di malam hari, maka hari ini ia bisa ikut latihan cheers bersama teman-temannya yang lain. Dari kelasnya hanya dia, Winda dan Fani yang bergabung. Selebihnya masing-masing temannya mengikuti ekstrakurikuler lain.

Latihan pemandu sorak dan basket bersamaan di hari rabu. Biasanya jika tak ada lomba kegiatan akan dilakukan sepulang sekolah. Berbeda jika ada lomba mungkin akan latihan setiap hari bahkan kadang mencuri jam belajar. Kali ini mereka memilih latihan di gedung indoor dengan alasan agar tak kepanasan oleh matahari yang masih terik di luar sana.

Para pemandu sorak bergerak dengan lincah mengikuti alunan musik, bersamaan dengan anak-anak basket yang bermain dengan bolanya. Hari ini hanya latihan menghapal gerakan tarian baru. Jadi tak ada lompatan di udara. Pelatihnya yang juga alumni sekolah tak bisa hadir jadilah mereka kembali melancarkan tarian baru yang sudah dipelajari minggu lalu.

Setiap latihan mereka biasanya membawa baju ganti masing-masing agar memudahkan. Seragam cheers hanya akan di kenakan saat lomba saja atau mengisi acara-acara sekolah. Sebagian anak cheers mahir melakukan dance. Bahkan ada beberapa dance cover mereka yang dimuat dalam kanal youtube sekolah.

Di bagian tribun sebelah kanan, Ebi turut menemani latihan mereka. Winda meminta Ebi merekam dirinya untuk keperluan konten YouTube. Dengan iming-iming kopi Starbucks, tentu saja Ebi tak akan menolak. Sebuah ponsel berlogo apel sudah berada ditangannya sejak sejam yang lalu.

Begitu latihan selesai. Anak-anak pemandu sorak membubarkan diri. Karena pelatih tak datang maka terserah mereka ingin mengakhiri latihan kapan saja. Ketuanya Astar -kakak kelas yang sudah sangat dekat dengan Raya dan kawan-kawan. Dengan bujukannya, Winda berhasil membuat Astar menyudahi latihan dengan cepat.

"Bagus gak rekamannya?" Tanya Winda duduk bergabung dengan Ebi di tribun di ikuti Raya dan Fani.

Ebi mengangguk cepat memberikan ponsel milik Winda. Mulutnya sibuk meminum Cimory jadi ia tak bisa menjawab dengan benar.

Raya mengambil handuknya yang ada didekat Ebi. Menyeka sedikit keringat yang membasahi wajahnya hingga ke leher. Raya menerima Cimory yang dibagikan Ebi ke teman-temannya.

"Tumben lo belum pulang?" Tanya Raya pada Ebi. Biasanya gadis itu tak suka berlama-lama disekolah apalagi jika bukan jadwal ekstranya.

"Farhan ada latihan debat sama Kak Haris." Jawab Ebi meneguk Cimory terakhir yang tersisa.

"Kak Haris anak sains itu? Yang gantengnya kebangetan? Yang namanya sering disebut Pak Ridwan?" Tanya Fani bertubi.

Ebi mengangguk. "Seratus buat Fani!" Teriaknya girang.

"Gila sih! Kak Haris sama Farhan disatuin bisa jadi gunung es sekolah ini." Celetuk Winda.

"Kok bisa ya dua orang pinter itu punya sifat yang sama? Tahan juga lo sama Farhan, Bi." Senggol Raya pada Ebi yang untungnya sudah menghabiskan minumannya, kalau tidak pasti sudah tersedak anak orang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'TS OKAY (Class Zone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang