Likaasya
.
Present
.
I'm sorry, I love you
.
Main CastHuang Renjun (19 tahun)
Jung Jaehyun (22 tahun)
Lee mark (20 tahun)
Winwin (22 tahun)
.
☺️Hope you enjoy it☺️
.
.
.
.
.
.
_o0o_Seorang pemuda berperawakan yang terbilang pendek dibalut kaos putih kebesaran dengan celana training panjang yang menutupi kaki jenjangnya, terlihat berdiri di depan sebuah ruangan dengan pintu yang sedikit terbuka. Ia mengepalkan tangannya, menatap tajam celah pintu yang menghubungkannya dengan sebuah ruangan yang cukup luas, menampilkan sekumpulan remaja yang biasa di sebut 'neo',
"Debut kita tertunda gara-gara anak baru itu."
"Kudengar katanya dia menggoda anaknya pak Jung, agar bisa ikut debut dengan kita."
"Ya sudah pasti, mana mungkin perusahaan rela menghamburkan uang untuk mengulang persiapan, padahal semuanya sudah selesai 90%, kita hanya tinggal mengumumkan tanggal debut jika saja renjun tidak tiba-tiba bergabung dengan Neo"
"Dan aku juga seharusnya menjadi center jika ia tak ada" ujar seorang pemuda dengan nada yang terdengar lesu, mengundang simpati dari pemuda lainnya.
Tak sanggup terus mendengar kata-kata buruk tentang dirinya, ia memutuskan untuk mengurungkan niatnya dan pergi dari sana. Namun, saat ia membalikkan tubuhnya, netra indah itu menangkap siluet orang yang ia anggap menjadi alasan orang-orang menggunjingnya.
Renjun menghiraukan kehadiran pria tersebut yang terlihat datang menghampirinya, "njun, kenapa gak masuk?" sebuah tanya terlontar dari bibir tebal si pria, saat kakinya telah menjejakki lantai yang dekat dengan kaki mungil renjun berpijak.
"Aku gak mau latihan!" pemuda bertubuh mungil itu berujar dengan suara yang terbilang cukup keras, menimbulkan gema di sepanjang koridor, membuat kegiatan berbincang di ruangan sebelah terhenti dan semua pelakunya menengok ke arah luar, mendapati dua orang berbeda tinggi badan sedang saling menghadap, dengan tatapan tajam yang di lontarkan oleh yang lebih pendek.
Jaehyun mencekal pergelangan si mungil yang hendak pergi melewatinya, "kenapa hm?" tanya pria yang lebih tinggi, saat obsidian mereka saling menatap, sebelah alisnya terangkat seolah mengisyaratkan bahwa ia memerlukan jawaban atas pertanyaannya.
Namun, bukannya menjawab, tangan kecil itu malah memberontak, mencoba melepaskan genggaman dari sang dominan, yang tentu saja hal itu hanya berakhir sia-sia, karena bukannya terlepas genggaman itu malah semakin mengerat.
"Aww!" renjun meringis membuat sang dominan seketika khawatir dan memperhatikan pergelangan si submisive yang terlihat sedikit memerah, sangat kontras dengan kulit seputih susu itu.
"Apakah sangat sakit?" Jaehyun menatap khawatir pemuda serupa rubah itu, sedangkan yang di tatap terlihat sedang menahan tangisannya, sebenarnya pergelangannya tidak terlalu sakit, hanya saja ia teringat ucapan yang di lontarkan anggota grupnya tadi.
Renjun melenggang pergi setelah sebelumnya melihat anggota Neo yang menatapnya melalui jendela, terlihat raut gugup para member karena terpergok membicarakan kekasih dari anak pemilik perusahaan.
*
"Ini semua gara gara kakak!" Teriakan nyaring terdengar mengisi seluruh ruang kosong di dalam Porsche berwarna hitam yang kini tengah melaju membelah jalanan Seoul yang terlihat sedikit ramai itu.
Jaehyun menggenggam tangan mungil kekasihnya yang ada di atas paha pemuda manis itu, mencoba menarik atensi si manis agar mau mendengarkannya, "maafkan kakak heum?" Ujarnya dengan nada sangat lembut, mencoba menenangkan emosi si mungil.
"Aku ingin mereka di hukum" ujarnya dengan air wajah yang terlihat kesal yang kentara sekali.
Jaehyun yang mendengar hal itu hanya mengangguk menanggapi ucapan sang kekasih, ia mana mungkin bisa menolak permintaan kekasih tercintanya dan membuat pemuda itu semakin kesal, "iya, nanti kakak kasih mereka peringatan" ujarnya tenang, meluruhkan raut kesal dari wajah cantik si mungil.
"Makasih.." renjun berujar seraya menyenderkan kepalanya di bahu lebar milik sang dominan. Ia sebenarnya tidak ingin lagi melibatkan sang kekasih dalam dunia pekerjaannya, sudah cukup ia bisa debut karena koneksi dari jaehyun, namun rekan kerjanya yang terlihat membenci renjun membuat dirinya terpaksa memanfaatkan kekuatan sang kekasih demi kenyamanan ia selama berkarir.
"Kamu harus coba berbaur sama yang lain, kalian satu grup, tidak mungkin terus berseteru seperti ini" ujar jaehyun seraya mengusap surai halus berwarna pink pastel yang terlihat sangat cocok dengan wajah cantik sang kekasih, omong-omong itu adalah warna pilihan jaehyun.
"Udah injun coba, tapi mereka gitu di belakang injun" adu pemuda cantik itu, ia mengambil tangan kiri jaehyun yang berada di kepalanya, memainkan jari jari besar milik sang kekasih.
"Ke rumah dulu yuk? Kakak masih kangen sama kamu" renjun menegakkan tubuhnya dan menghadap kekasihnya yang sedang fokus dengan stir mobilnya.
"Gak mau, injun takut sama orang tua kak jae, mereka kayak gak suka sama injun" ujarnya dengan mulut yang mengerucut dan dagu yang berkerut, membuat pemuda itu terlihat menggemaskan di mata jaehyun.
Jaehyun mencubit pipi gembil sang kekasih gemas, "Ayah gak ada, lagian kita di kamar aja" jelas jaehyun mencoba untuk meyakinkan si manis.
"Eum baiklah" renjun mengangguk, membuat senyuman mengembang di wajah pria yang lebih tinggi. Jaehyun meraih tubuh mungil renjun dan memeluknya masih dengan atensi yang fokus pada jalanan.
Renjun hanya menyamankan posisinya, bersandar pada dada bidang milik jaehyun yang menurutnya terasa nyaman.
.
.
.
.
.
.
.
To be continue..
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm sorry, I love you
Fanfictioncerita mengenai setiap insan yang menolak cinta yang menghampiri namun saling memaksakan perasaan mereka, walau harus mengorbankan perasaan orang-orang di sekitarnya untuk meraih cinta yang ia inginkan. warning!! Jaeren Markren Jaewin Markwin bxb an...