Si bulan sabit

7 5 0
                                    

"Eh aku mau tanya."

"Ada apa Ra?"

"Kenapa nama kamu Sabit?" Tanya nya serius dengan mata yang membelalak.

"Hahah alesannya simple pas aku tanya mamaku. Coba kamu tebak kenapa."

Rara berpikir sejenak dengan mata yang ia arahkan ke atas plafon, tak lama ia memerhatikan wajah Sabit sambil ia arahkan ke kanan kiri mencari hal simple yang ia maksud.

"Duuhh Raaa, pegel tau di puter-puter kepala aku. Coba perhatikan baik-baik wajah aku." Kini Sabit menyipit-nyipitkan matanya sambil menyeringai.

"Ooh karna mata kamu kayak bulan sabiit, sipit. Waaa keren mama kamu."

"Hahaha iya ya lucu."

"Sekarang kamu jadi bulan sabit aku, walau ga selalu terlihat ada di langit tapi kehadiran kamu yang ga selalu ada membuat langit malam jadi indah." Ucap Rara tersenyum. "Terimakasih Sabit udah ada di hidup aku." Lanjut Rara sambil menatap si bulan sabitnya.

"Terimakasih kembali bulan purnamaku." Ucap sabit sambil mengacak-acak rambut Rara. "Jangan bilang kenapa yaa, karna mata kamu bulat sempurna persis kayak bulan purnama. Kita berganti-gantian Raa buat langit malam jadi indah, kadang kamu si bulan purnama dan aku si bulan sabit."

Rara tersenyum sambil menyenderkan pundaknya di bahu sabit.

ANGAN SEMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang