Dengan suasana yang mencekam dan suram, aku berusaha untuk tidak gugup maupun gemetaran.
Makanan utama telah selesai dihidangkan, dan sekarang hanya tersisa makanan penutup saja lagi.
Aku harus bertekad kali ini berhasil! Jika tidak, maka tak akan ada lagi kesempatan di lain waktu.
Harus kukatakan pada mereka—kedua orang tua tiga Choi bersaudara!!!
“Ekhem ....”
Aku berdehem pelan hanya untuk menghindari kecanggungan saat berbincang nanti.
Beomgyu dan Soobin melirik ke arahku secara bersamaan. Memberikan kode kepadaku untuk berbicara saja tidak.perlu ragu.
Ya, apa yang perlu aku ragukan?
Ah, benar juga! Itu terlalu banyak yang perlu aku ragukan!!!
Aku menggeleng pelan dan membentuk tanganku menyilang. Memberitahukan pada mereka bahwa itu tidak perlu.
Sedangkan kedua empu hanya tersenyum lebar dan mengganguk-angguk. Wajah keduanya seakan memberitahukan kepadaku 'Ayo, beritahukan saja itu!'
Ini mengesalkan! Mengapa hanya aku yang tersiksa disini?!
Ibu Choi dan Ayah Choi menatap tajam kepadaku. Astaga, aku membuat kesalahan. Sekarang aku sudah tertangkap!
Ibu Choi membersihkan mulutnya dengan sapu tangan dan menaruh alat makan nya kembali ke tempatnya.
“Ada apa, Nak?” tanya Ibu Choi.
Aku bergidik ngeri. Entah bagaimana ini terasa sangat menakutkan. Padahal baru saja satu pertanyaan yang keluar. Namun dengan hebatnya aku sudah berkeringat banyak.
Menarik napas panjang, aku mengangkat kepalaku dan memberikan senyum lebar yang aku miliki. “Apakah Tante sudah mengetahui perihal pernikahan ini?”
Ayah Choi menaruh garpunya dan meneguk habis air minumnya. Menumpu kepalanya dengan sebelah tangannya lalu bertanya kepadaku, “Pernikahan dengan siapa yang kau maksud?!”
Secara refleks aku terkejut dan tidak sengaja menarik taplak meja makan. Membuat seluruh makanan berantakan tidak berada pada tempatnya.
Aku terdiam saat melihat beberapa makanan dan alat makan yang ke lantai. Itu menimbulkan suara pecahan beberapa. Aku berteriak di dalam batin, ‘HAH!!! AKU TELAH MELAKUKAN KESALAHAN BESAR! POOR ZEA!’
Dengan penuh keringat panas dingin yang bercampur aduk aku mencoba untuk melanjutkan percakapan. Sedangkan Beomgyu dan Soobin mulai bergerak untuk memanggil beberapa pelayan untuk membereskan kekacauan yang telah kubuat.
Nyawaku saat ini sedang diambang kematian. Tuhan, tolong selamatkan aku!
Dengan sedikit keberanian aku mencoba untuk angkat suara—lagi. “Aku akan menikah dengan salah satu anak Paman dan Tante. Bukan Choi Soobin tapi Choi Beomgyu.”
“Keluar.”
Aku terdiam di tempat. Ini sudah melenceng dari tujuan juga harapan. Jika aku keluar dari ruang makan, maka untuk ke depannya tidak akan ada lagi perbincangan. Meminta restu hanya akan menjadi bayang-bayang yang tak mungkin bisa terjadi.
Soobin dan Beomgyu saling menatap satu sama lain. Berdehem kemudian meletakkan alat makan mereka. Segera setelahnya ... Keduanya bangkit dari duduk dan pergi keluar dari ruang makan.
Saat Soobin melewatiku, dia berbisik, “Tidak masalah, keluarlah. Kita bisa menggunakan caramu.” Ujarnya sambil menepuk pundak kiriku.
Aku bangun dari kursi dan membungkukkan badan. Tersenyum lebar kemudian ikut meninggalkan ruang makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
『 Dearyun 』
Randomᴮᵃᵍᵃⁱᵏᵃⁿ ᵇᵘˡᵃⁿ ʸᵃⁿᵍ ᵇᵉʳˢⁱⁿᵃʳ ᵈⁱ ᵐᵃˡᵃᵐ ʰᵃʳⁱ ᵈᵃⁿ ᵃᵏᵃⁿ ᵐᵉⁿᵍʰⁱˡᵃⁿᵍ ᵈⁱ ˢⁱᵃⁿᵍ ʰᵃʳⁱ. ᴶᵉⁿᵘʰ ᵗᵃᵏ ʲᵉⁿᵘʰ, ᵈⁱᵃ ᵗᵉʳᵘˢ ˢᵃʲᵃ ᵐᵉⁿʸⁱⁿᵃʳⁱ ᵇᵘᵐⁱ ᵐᵉˢᵏⁱᵖᵘⁿ ⁱᵃ ᵏᵉʳᵃᵖ ᵏᵃˡⁱ ᵏᵉʰᵃᵈⁱʳᵃⁿⁿʸᵃ ᵗᵃᵏ ᵈⁱ ᵃⁿᵍᵍᵃᵖ ᵃᵈᵃ. ᴵᵗᵘ ᵃᵈᵃˡᵃʰ ᵖᵉⁿᵍⁱᵇᵃʳᵃᵗᵃⁿ ʸᵃⁿᵍ ˢᵉˢᵘᵃⁱ ᵘⁿᵗᵘᵏ ˢᵉᵒʳᵃⁿᵍ ᵖʳⁱᵃ ᵇᵉʳⁿᵃᵐᵃ ᶜʰᵒⁱ ᵀ...