|01|- ✧Be Life

151 31 21
                                    

Aku bersenandung kecil sambil bersandar pada dinding kaca bandara. Aku sedang menunggu kehadiran sosok yang dapat membuat bibirku terangkat ke atas hanya dengan melihatnya.

“Zea?”

Aku menoleh dan tersenyum, langsung kurangkul lengannya. “Bagaimana di Korea sana? Apa bukunya sudah habis terjual? Ayo ceritakan apa saja yang terjadi disana, Gyumo.”

Beomgyu mengusap kepalaku dengan lembut dan tersenyum. Kami berjalan beriringan dengan aku yang terus merangkul lengannya. “Hmm,” Beomgyu terlihat sedang berpikir sejenak. “Menyenangkan, buku yang kau terbitkan juga terjual habis. Bahkan ada beberapa orang memesan untuk dibawakan lagi. ”

Beomgyu mengeluarkan ponselnya, ia memperlihatkan Room Chat KakaoTalk yang ada di ponselnya itu “Lihatlah ini, pesanan yang harus aku kerjakan untukmu. ”

Aku terkekeh mendengarnya, “Maaf aku merepotkanmu. Kau tau kan ... Kalau aku tidak dapat melakukan itu karena masih harus menyelesaikan pengetikan untuk novel selanjutnya. ”

Beomgyu mengangguk mengerti, “Tentu saja aku tau hal itu. Maka dari itu aku membantumu. Kau sibuk dengan janjimu itu kan? Tenang saja, aku tidak apa. ”

Aku mendongak dan menatap Beomgyu, “Kau yakin kalau ini tidak apa-apa? Kurasa tidak. ”

Mwo? Aku padahal benar-benar merasa tidak apa-apa. Lagipula, anggap saja aku sedang melakukan balas budi pada dirinya.

“Kalau begitu, coba katakan kalau kau  mencintaiku melebihi ia.

“Ah, untuk yang itu sepertinya tidak bisa. Tapi, aku sungguh-sungguh mencintaimu Zea. ”

“Hmm, kenapa terasa menjijikan ya? Padahal aku kan yang meminta.”

“Kau sedang mengejek diriku ya? Oh, sepertinya kau sudah siap untuk bergulat denganku di rumah nanti!”

+x+

Aih, ahh!”

“J-jangan lakukan itu!

Ahh..”

“TIDAK! WAH BEOMGYU NGESELEIN BANGET YA!”

Beomgyu tertawa renyah melihat bagaimana sedihnya diriku saat tidak dapat memenangkan pertarungan antara Naruto dan Sasuke yang ada dalam Play Station.

“Jangan marah, Zea. Kau kan yang mengejekku tadi saat di bandara? Ditambah, kau juga sudah mengatakan bahwa kau sudah siap untuk bergelut hahahaha!”

Aku merebahkan diri di sofa ruangan dengan paha Beomgyu sebagai bantalannya. “Aish, baiklah kalau begitu. Walaupun rasanya aku tidak ada mengatakan siap saat kau menanyakan tadi.” Aku memasang ekspresi wajah sedih dan meletakkan Play Station ke bawah. Begitu juga dengan Beomgyu.

Kini, Beomgyu mengelus kepalaku dengan lembut sambil tersenyum hangat. Aku menikmati elusan lembut dan menenagkan yang diberikan olehnya. Namun, sesaat aku teringat akan sesuatu. “Hei, Beomgyu.” Panggilku pelan, membuat Beomgyu menunduk menatapku.

“Apakah aku bisa meminta sesuatu padamu?” tanyaku pelan.

Beomgyu berdehem lalu mengangguk, “Tentu, katakan saja apa permintaanmu itu?”

“Tolong bacakan buku DEARYUN untukku bisa?”

Beomgyu bangkit dan menggantikan bantalan untukku dari sebelum pahanya menjadi bantal kecil sofa. Ia berlari naik ke atas. Aku melengkungkan bibirku ke atas, sepertinya dia akan mengambilkan buku DEARYUN untuk dibacakan kepadaku.

『 Dearyun 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang