|15|- ✧First All

11 2 0
                                    

Kami duduk di ruang tamu. Berkumpul saling berhadapan satu sama lain. Antara aku dan dua Choi bersaudara.

Di depan kami, dihidangkan berbagai macam jenis dessert dan secangkir teh lemon yang menyegarkan.

Aku melirik ke Soobin mencoba untuk memberikan kode apakah sudah dapat dimulai?

Soobin dan Beomgyu saling mengangguk lalu menatapku dengan intens.

Sedikit terkejut akan tatapan tersebut, aku dengan segera membenarkan dudukku menjadi tegak lurus. Tanganku dengan rapi berjajar di atas paha.

“Kau pasti sudah menebaknya. Segalanya pasti sudah ada di atas kendalimu Zea.” Ujar Soobin sambil menghela napas panjang.

Aku memiringkan kepala, sedikit bingung dengan arah pembicaraan yang dimaksud.

Soobin terdiam sejenak, namun setelahnya ia mengeluarkan smirknya dan mengacak rambutnya. “Aku sudah mengetahuinya dari Yeonjun. Jadi jangan bersikap bodoh seperti itu. Kau pikir aku tidak mengetahuinya? Zea ... Jangan berpikir bahwa kami akan tertipu hanya dengan kelakuanmu yang bodoh itu!”

Ah, dia mengetahuinya dengan jelas!

Aku tersenyum lebar, “Oh! Ternyata anjingmu melapor dengan baik ya~”

Aku meregangkan tanganku ke atas. Ini sudah berakhir! Mereka berdua mengetahui segalanya tentangku. Tapi ... Ini menjadi sesuatu yang sangat menarik!!!

Aku kembali duduk tegak, “Aaahhh~”

(Note: Hanya contoh penggambaran dari karakter Zea saat ini)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Note: Hanya contoh penggambaran dari karakter Zea saat ini)

“Cepat juga ya menangkapnya! Trik baruku jadi ketahuan kan? Bagaimana? Apa selama ini kalian cukup tertipu??”

Soobin dan Beomgyu menggelengkan kepala, “Tidak sama sekali.” Balas mereka secara bersamaan.

Itu adalah kalimat yang sangat begitu menusuk. Sudah cukup aku bersusah payah untuk menutupi segalanya dan tidak memberikan sedikitpun ruang untuk orang mengetahui kebenaran nya.

Aku mengelus dada guna menenangkan perasaan emosi yang sedari tadi menjerit ingin memukul kedua empu di depan.

Ini cukup mengesalkan. Terlebih lagi, saat apa yang telah dipersiapkan dengan mudahnya dibaca oleh orang lain.

Mengacak rambut dan mengambil alih dessert milik Soobin itulah yang aku lakukan untuk memendam amarah. Setidaknya harus aku lampiaskan ke yang lain agar tenang. Mengelus dada hanya akan berpengaruh sedikit.

“Baiklah, baiklah. Selepas ini, kalian akan masuk ke dalam rencanaku! Ingat itu!!”

“Tentu,” balas dari Beomgyu.

『 Dearyun 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang