'Prologue'

807 59 4
                                    

Jely POV.





5 tahun pernikahan memang tidaklah mudah. Banyak sekali yang telah aku dan Jay lewati bersama. Terutama pada saat mengurus putra pertama kami yang bernama Park Jester. Yang kini sudah menginjak usia 3 tahun.

Sebenarnya, tidak hanya aku dan Jay saja yang mengurus Jester, tapi aku juga ada mempekerjakan seseorang, agar sewaktu-waktu kalau aku maupun Jay sedang ada urusan kerjaan, orang itu bisa menjaga dan merawatnya untuk sementara waktu. Karena jujur saja, aku tentu tidak bisa setiap saat mengurusnya.

Orang itu merupakan seorang wanita paruh baya yang sudah berumur 40an. Aku kerap memanggilnya Bibi Baek. Memiliki satu orang anak yang sudah beranjak remaja. Karena menurutku Bibi Baek juga harus mengurus anaknya, jadi aku nyuruhnya untuk datang sesekali saja. Saat aku tiba-tiba ada urusan mendesak saja. Selebihnya ya, aku yang mengurusnya.

Jay pun juga ikut andil, tentu saja. Namun, dalam satu tahun ini, dia begitu aktif dengan pekerjaannya. Yang awalnya dia hanya berada di rumah, lebih tepatnya pada ruang kerjanya sembari memantau pergerakan saham, sekaligus memeriksa laporan-laporan pada layar Tab nya. Sekarang dia justru aktif mengikuti beberapa rapat di kantornya. Tidak sekali, Jay juga sering makan siang bersama Jake, dengan di barengi oleh pembicaraan mengenai bisnis. Mengenai sebuah proyek yang akan segera di selenggarakan dalam waktu dekat. Saling berdiskusi. Saling bertukar pendapat.

Dan hari ini, sudah genap satu bulan semenjak Jay pergi meninggalkanku dan juga Jester untuk mengawasi pengerjaan beberapa proyek di New York.

Berat, sebenarnya. Sedih. Di tinggal jauh dengan waktu yang cukup lama bersama Jester yang masih berusia 3 tahun. Walau dulu kami sudah terbiasa dengan berhubungan jarak jauh, namun sekarang berbeda. Dengan status yang berbeda, dan dengan adanya seorang anak dalam kehidupan kami.

Hari ini, aku berencana akan menemui Sunwoo di Apartement nya. Sudah lama sekali kami tidak bertemu, dan yang pasti karena terhambatnya oleh kesibukkan masing-masing. Dan untungnya akhir pekan ini, kami sama-sama punya waktu luang. Karena itulah kami memutuskan untuk bertemu.

"Eomma~"

Aku langsung menoleh sekilas kesamping, dimana anakku sedang duduk manis disana dengan seatbelt yang menahan tubuh kecilnya. Menatap kearahnya, sembari kedua tangan mungilnya yang masih setia memegangi botol susu berukuran sedang yang rupanya sudah tertinggal sedikit. Padahal baru beberapa menit yang lalu aku memberikan itu kepadanya, saat kami mulai berangkat dari rumah. Pun, aku lantas tersenyum. Kembali menatapnya lagi, sekilas, sembari mengusap pucuk kepala Jester dengan penuh kasih sayang.

"Ada apa, sayang?"

"Tita mau kemana?"

"Kita mau kerumah Sunwoo ahjussi. Katanya dia kangen banget sama Jester. Sudah lama tidak bertemu."

"Oh ya?"

Aku mengangguk-ngangguk. Gemes sendiri setiap melihat Jester sedang berbicara seperti itu. Kedua pipi yang chubby, serta bentuk bibirnya yang nampak seperti cemberut. Huh! Membuatku jadi teringat dengan Jay jadinya. Bentuk bibir Jester sama persis seperti Jay.

"Appa kok belom ada pulang, ma?"

Baru saja aku memikirkan pria itu. Ini yang sebenarnya yang kadang membuatku was-was sekaligus khawatir di saat kami sedang berhubungan jarak jauh. Aku mungkin bisa tetap bersabar dan tetap berpikir positif. Namun, disaat sang anak terus mempertanyakan mengenai kepulangannya, tentu membuat perasaanku jadi campur aduk. Bahkan, hari ini pun Jay belum ada memberi kabar sama sekali.

MINE (Season 2) | JAY ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang