This Is A World Full Of Tricks!

Little by Little

.
.
.
⚠️Jangan Lupa tinggalkan jejak untuk penulis readers yang budiman. Maaf jika ada typo🙏
.
.
.

Zhao Liying telah mengganti pakaiannya dan menaiki taksi menuju rumah. Sialan, umpatnya berkali-kali hingga membuat supir taksi itu mengerutkan alis.

Ia hampir saja kehabisan napas, jika saja tak ada seseorang yang datang pada saat itu. Liying bisa melihat seringai licik milik YangMi yang terpampang di depan matanya. Wanita itu berlalu begitu saja tanpa satu katapun.

Kemudian arisan itu berjalan seakan tidak ada masalah yang terjadi.

Liying sangat geram dengan kelakuan Yangmi yang sengaja menggunakan baju miliknya untuk menghapus jejak darah ditangan.

Ya, YangMi merasakan tajamnya kuku Liying yang menancap dipunggung tangan. Tapi ia tidak akan membiarkan wanita pesolek itu pergi tanpa noda sedikitpun. Seperti apa yang telah ia lakukan selama ini.

Wanita itu memang perlu bantuanya untuk mempercepat kunjungan ke dalam neraka.

Karena sampai saat ini, YangMi mempercayai apa yang dikatakan seseorang bernama Dao Ming. Sehari sebelum rumahnya terbakar. Jika wanita itu adalah dalang dari kematian keluarga sahabat dan ayahnya.

Zhao Liying melempar tas ke sofa, kepalanya terasa berdenyut.

"Kau sudah pulang?" Tiba-tiba saja Weilong muncul di dari dapur.

"Kau seakan tidak ingin aku berada di rumah."

Liying menghempaskan badannya ke sofa bludru. Weilong dengan perhatian memberinya air putih.

"Tidak begitu. Apakah urusanmu sudah selesai? Kau terlihat lelah," kata Weilong menyalakan pendingin ruangan.

"Menurutmu begitu? Kau ingin aku tidak lelah? Kau harus tetap mendapatkan kontrak itu pada Wang Corp. Mereka satu-satunya sumber cuan yang kita butuhkan."

Weilong membuang napasnya kasar. Ia memijat kening dengan tangan kanannya. Istrinya sungguh seperti penulis takdir untuk seseorang. Apapun kemauannya tidak bisa dibantah.

"Putrimu lebih keras kepala dari pada Zhannie."

"Dia putrimu juga! Beritahu padanya. Karena dia lebih mendengarkanmu dari pada aku yang ibunya."

Weilong menggenggam tangan Liying dengan sayang. Selama ini ia tidak pernah memberi anaknya hak untuk menikmati masa mudanya.

Dia bukan ayah yang sempurna. Namun, ia berusaha untuk memberi kebahagiaan untuk anaknya meski dengan cara berbeda.

"Jangan menukar anak kita dengan uang, Liying. Sungguh! Kau membuat anak-anakmu seperti barang yang bisa kau tukar dengan apapun ketika membutuhkan sesuatu."

Liying menghempaskan tangan Weilong dengan kasar. "Anak-anakku? Kau harus meralat ucapanmu, Weilong! Anakku hanya Cheng Xiao. Xiao Zhan bukan anakku. Selamanya anak orang lain yang terbentuk dari bibitmu!"

"Liying, dengarkan aku. Kesalahan kita cukup di Xiao Zhan. Biarkan ChengXiao hidup dengan keinginannya!"

Liying mendorong suaminya, "Kesalahan? Xiao Zhan dengan suka rela berkorban, Sayang. Dia memang seperti jalang, persis ibunya!"